Sejak dulu kala, Indonesia telah lama dikenal sebagai wilayah yang subur dan kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Salah satunya adalah jumlah minyak yang terdapat di seluruh penjuru Indonesia. Sayangnya, kepemilikan ladang ’emas hitam’ yang ada, mayoritas dikuasai oleh perusahaan luar negeri yang beroperasi di Indonesia.
Terlebih, permintaan minyak yang terus meningkat di masyarakat membuat Indonesia harus mencari sumber baru untuk memenuhi kebutuhan. Tak cukup mengeksplorasi energi di dalam negeri, Indonesia lewat Pertamina juga menjadi “penguasa” blok migas luar negeri yang dikenal melimpah. Seperti apa bentuknya?
Bekerjasama dengan perusahaan luar negeri
Untuk mencapai target produksi migas sebesar 1,9 juta barel oil equivalen per day (BOEPD) pada 2025, Indonesia melalui PT Pertamina (Persero) banyak membuka kerjasama pengelolaan sumur minyak di luar negeri. Dilansir dari ekbis.sindonews.com, Blok migas Pertamina kini telah beroperasi di 12 negara dunia. Hal ini tentu saja membanggakan. Mengingat, hal tersebut tak hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan domestik saja, melainkan apresiasi dari dunia yang mengakui kesiapan Indonesia dalam mengelola sumur minyak bersama.
Indonesia mengincar pengelolaan ladang minyak di negara lain
Dari 12 blok migas, hanya tiga yang sudah beroperasi secara nyata. Laman ekbis. sindonews.com menuliskan, sumur minyak tersebut berada di Aljazair, Irak dan Malaysia. Sebagai salah satu contoh, PT Pertamina (Persero) yang berhasil mengakuisisi unit bisnis ConocoPhillips di Aljazair yang bernama ConocoPhillips Algeria Limited (COPAL). Dengan nilai sebesar US$ 1,75 miliar atau sekitar Rp 17,5 triliun, perusahaan pelat merah itu menguasai 65% saham di Blok 405a yang memiliki tiga lapangan minyak utama, yaitu Menzel Lejmat North (MLN), Ourhoud, dan EMK.
Blok migas yang berhasil dikuasai indonesia
Lewat Pertamina Internasional EP (PIEP), perusahaan asal Indonesia itu bakal mengebor puluhan sumur hingga tahun depan di Lapangan Menzel Lejmet North (MLN), Aljazair. Tak hanya di kawasan tersebut, PIEP juga diketahui mengelola sejumlah blok migas di berbagai belahan dunia. Sumber katadata.co.id menuliskan, negara-negara tersebut adalah Irak, Malaysia, Kanada, Kolombia, Prancis, Gabon, Italia, Myanmar, Namibia, Nigeria dan Tanzania.
Bagian dari strategi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri
Dengan mengucurkan investasi sebesar US$ 174 juta – meningkat dari realisasi tahun lalu sebesar US$ 110 juta, pendanaan tersebut bakal digunakan untuk mengebor 84 sumur di wilayah kerja PIEP selama 2019. Laman katadata.co.id menuliskan, PIEP menargetkan jatah minyak yang bisa dibawa ke dalam negeri sebesar 8 juta barel dari yang sebelumnya 6,5 juta barel. Hal ini ditempuh sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.
BACA JUGA: Gara-Gara Minyak Bumi, 5 Perang Besar Ini Muncul dan Memakan Jutaan Nyawa
Meski saat ini penggunaan energi alternatif mulai dicanangkan oleh pemerintah, toh keberadaan minyak bumi tampaknya masih belum tergantikan. Entah untuk beberapa ratus tahun ke depan. Mengingat pertumbuhan penduduk yang sangat besar di masa yang akan datang, kebutuhan energi akan semakin meningkat dengan pesat. Tentu Indonesia harus siap dengan kondisi ini.