in

Ini Alasan Mengapa Banyak Kepala Negara Ingin Datang Ke Indonesia Tahun Ini, Pada Ngantri!

Masyarakat sepertinya sudah tahu ya bahwa semenjak awal tahun 2017 ini Indonesia sudah sering sekali kedatangan tamu dari negara asing. Dan nggak tanggung-tanggung tamu-tamu tersebut adalah orang nomer satu dari banyak negara besar di dunia. Kunjungan mereka ke Indonesia pun bukan sekedar menghadiri konferensi atau semacamnya, namun khusus dilakukan menemui presiden kita.

Mungkin banyak dari kalian sampai sekarang masih bertanya-tanya ya kenapa banyak kepala negara baru mengunjungi Indonesia di tahun ini dan mengapa kunjungan itu tidak dilakukan sebelum-sebelumnya. Yang pasti bila sebuah kepala negara sudah memutuskan untuk bertandang menemui kepala negara lain, itu berarti memang sudah ada sebuah agenda yang mereka bawa. Sama halnya seperti kepala negara yang sepanjang awal 2017 ini mengunjungi Indonesia, mereka sudah mengantongi misi khusus untuk diwujudkan bersama dengan negara kita.

Indonesia sudah kedatangan 9 kepala negara dalam 5 bulan ini

Di tahun ini Indonesia nampaknya makin naik daun saja di mata negara-negara asing. Pasalnya nampak terlihat sekali ada banyak kunjungan kepala negara ke tanah air di tahun ini. Bila ditotal jumlah delegasi kenegaraan saja mungkin sudah ada belasan nama negara yang sudah mengisi buku tamu di ibu kota. Dan bila kita hitung jumlah kepala negaranya sendiri yang menyempatkan hadir di negara kita setidaknya sudah ada sembilan nama dalam catatan. Dimulai pada Januari lalu, Presiden Jokowi sudah menerima kedatangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membicarakan beberapa nota kesepakatan. Dilanjut kunjungan fenomenal Raja Salman di Bulan Maret yang menghabiskan waktu berhari-hari di Indonesia.

Kunjungan kepala negara [image source]
Pada bulan yang sama, Presiden Afrika Selatan beserta Presiden Sri Langka dan Presiden Prancis juga tampak berjalan di halaman Istana Kenegaraan. Sementara pada bulan April Indonesia menerima Presiden Afghanistan dan tak lama setelahnya juga ada wakil presiden Amerika datang berkunjung. Tak ketinggalan orang nomer satu Chili serta untuk pertama kalinya dalam 24 tahun bekerjasama, Presiden Lithuania juga telah menyempatkan hadir ke Indonesia. Dan sekarang kita juga dalam masa menunggu kedatangan Raja dan Ratu Swedia. Wow, kalau diruntut memang sepertinya pamor Indonesia sedang naik di tahun ini.

Banyak yang tertarik dengan potensi Indonesia

Berbicara mengenai alasan banyak negara berkunjung ke Indonesia di tahun ini sebenarnya sudah pernah dijelaskan oleh Pak Jokowi sendiri. Tepatnya setelah menerima kunjungan Presiden Afganistan. Jokowi mengaku bahwa stabilitas ekonomi, politik, serta kepemimpinan di Indonesia lah yang selama ini menjadi rujukan banyak kepala negara bertandang ke Indonesia. Beliau menambahkan bahwa faktanya banyak negara yang penasaran dengan bagaimana Indonesia bisa menjaga stabilitas ekonomi, sosial, maupun politiknya di tengah kemajemukan ini.

Jokowi saat di Papua [image source]
Selain itu belum lama ini Arrmanatha Nasir, juru bicara Kementerian Luar Negeri juga menambahkan bahwa banyak negara saat ini mulai memperhatikan Indonesia. Negara kita dipercaya memiliki banyak potensi dan bisa diajak menjalin kerja sama demi meningkatkan kesejahteraan antar negara. Setidaknya hal tersebut bisa kita lihat di setiap akhir kunjungan, dalam nota kesepakatan pasti terdapat poin tentang kerja sama untuk kesejahteraan.

Presiden Jokowi sudah ‘dipinang’ banyak negara saat pertemuan di Cina

Meskipun jadwal menerima tamu kenegaraan pak presiden semakin padat namun beliau tetap tidak melewatkan agenda kenegaraan lainnya. Salah satunya untuk kegiatan pertemuan One Belt One Road atau OBOR yang diselenggarakan di Beijing, Cina beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut pun ternyata orang nomer satu di Indonesia itu ramai ditemui oleh beberapa kepala negara hanya untuk menyampaikan keinginan mereka melakukan pertemuan bilateral.

Jokowi saat OBOR [image source]
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri, pada saat OBOR ada banyak permintaan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan presiden. Namun sayangnya tidak semua permintaan bisa terakomodir karena memang waktu sangat terbatas. Sepertinya memang di mana pun Presiden Jokowi berada sangat memungkinkan baginya ‘dipinang’ oleh negara-negara lain untuk membicarakan kerjasama.

Jokowi juga banyak mendapat undangan ke luar negeri

Tidak hanya dibanjiri permintaan kunjungan dari negara lain ke Indonesia, ternyata presiden juga banyak mendapat undangan untuk bertandang ke negara-negara lain. Seperti yang disampaikan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, bahwa ada banyak negara yang ingin mengundang pak presiden. Bahkan beberapa undangan tersebut sempat disampaikan saat acara-acara santai yang melibatkan negara lain. Dari yang sekedar mengajak, sampai yang sudah menentukan tanggal dan juga bulan.

Jokowi di Aussie [image source]
Fenomena tersebut dilihat Retno sebagai nafas positif. Di mana artinya semakin banyak saja negara yang menempatkan Indonesia ke dalam satu posisi khusus. Faktor lain adalah karena letak geografis Indonesia di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang banyak dinilai sebagai kawasan strategis oleh banyak negara. Namun dalam setiap kesempatan Indonesia selalu menekankan agar kerja sama antar negara itu bisa saling menguntungkan serta menghormati kedaulatan dan integritas negara.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa potensi yang dimiliki Indonesia adalah salah satu hal positif dan sangat menarik bagi negara-negara lain. Kalau dulu peran Indonesia mungkin masih tidak terlalu dipandang, saat ini nampaknya makin banyak negara yang mengakui kehebatan kita. Oleh sebab itu kita harus bisa tetap membuktikan bahwa apa yang dipikirkan negara lain tentang Indonesia itu benar adanya. Dan jangan sampai isu-isu negatif memprovokasi keberagaman kita yang sudah terkenal stabil di luar sana.

Written by Faradina

Leave a Reply

15 PNS yang Cakepnya Kebangetan ini Bikin Kamu Makin Semangat Buat Ngelamar Jadi Pegawai Negeri Sipil

Kisah Tentara yang Cium Tangan Ulama Ini Jadi Bukti Kalau Murid Berbakti Itu Bukan Cuma Mitos