Namanya juga penjara –rumah tahanan, pastinya segala apa yang ada di dalamnya jauh dari kenikmatan, salah satunya adalah makanan. Di Indonesia, setiap narapidana hanya mendapat jatah makan 15 ribu rupiah per harinya untuk tiga kali santap. Itu berarti, 5 ribu rupiah setiap satu kali makan. Hidangan yang disajikan juga itu-itu saja (terdiri dari nasi, tahu-tempe, ikan asin, dan telur), untuk makan daging paling beberapa kali dalam sebulan.
Terkait dengan hidangan yang disediakan oleh pihak penjara ini, banyak narapidana yang merasa bahwa makanan tersebut hambar, tidak enak, sehingga beberapa rumah tahanan menyediakan kantin untuk mereka. Berbeda dengan narapidana di Indonesia, napi Australia malah menjadikan Indomie sebagai makanan favorit mereka.
Popularitas Indomie memang tak usah diragukan lagi, makanan yang sering disebut sebagai penyelamat anak kos ini nyatanya hits di beberapa negara. Seperti Nigeria yang malah mengira jika produk tersebut asli dari negara mereka. Para narapidana di Australia sendiri menyukai Indomie karena rasanya yang enak. Dilansir Grid.id yang mengutip Sajian Sedap, Pemerintah Australia menghabiskan dana lebih dari setengah juta dolar untuk membeli Indomie bagi narapidana. Jika dirupiahkan, kurang lebih uang 5 Miliar rupiah hanya digunakan untuk membeli persediaan mie selama dua tahun ke depan.
Kebijakan ini juga membawa dampak positif untuk kondisi keuangan negara. Dengan disediakannya Indomie, anggaran konsumsi bisa ditekan dan jadi lebih hemat. Namun, untuk mendapatkan makan tersebut juga tidak dengan cuma-cuma loh. Narapidana harus bekerja terlebih dahulu untuk kemudian mendapatkan kupon makan, yang nantinya bisa ditukar dengan makanan yang mereka kehendaki. Meskipun dianggap sebagai makanan yang bisa membahayakan jika terlalu sering dikonsumsi, namun apa daya karena hampir seluruh penghuni penjara kesengsem dengan rasa Indomie.
Indomie ini juga bisa menyatukan mereka sebagai komunitas yang solid. Melansir dari Tirto.id, salah satu narapidana yang bernama Andy mengaku sangat senang, karena dengan adanya Indomie hal tersebut bisa meredam ketegangan antar geng, di mana mereka bisa makan makanan yang sama dalam satu meja.
Hampir sama dengan penjara di Australia, di Amerika Indomie juga menjadi alat tukar para narapidana. Dari Tirto.id, salah seorang seorang mahasiswa bernama Michael Gibson-Light dari University of Arizona mengatakan bahwa kultur masyarakat yang dulunya menjadikan rokok sebagai alat tukar kini tergantikan dengan mie instan. Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh kualitas makanan di penjara yang semakin menurun, sehingga mie instan kemudian menjadi favorit mereka. Untuk mendapatkan satu bungkus, mereka bisa menukarkan kaos, lima batang rokok, atau ditukar dengan jasa membersihkan ranjang dan ruangan napi lain.
Sistem barter ini pun harus ada ‘barangnya’ langsung. Jika tidak hal tersebut bisa saja menjadi masalah, ada nih yang pernah terbunuh hanya karena masalah mie instan, sepele banget kan?
Nah, Sahabat Boombastis, jangan remehkan mie instan sebagai makanan kepepet ala anak kos lagi mulai sekarang. Di beberapa negara ia punya popularitas yang luar biasa, dari menjadi makanan tahanan atau bahkan dipakai buat mas kawin orang yang mau menikah.