Sebagai negara yang masih sangat percaya akan hal-hal mistis dan gaib, Indonesia sudah sangat terkenal dengan berbagai ajian ilmu peletnya. Ilmu pelet ini adalah salah satu dari banyak Teknik untuk meluluhkan hati wanita atau pria tanpa harus melakukan PDKT, sms-an, atau saling pepet di media sosial. Sederhananya, kamu bisa mendapatkan orang yang kamu sukai secara instan.
Ternyata, amalan ilmu ini tidak hanya ada di Jawa saja, di setiap belahan dunia selalu disebut dengan “mantra peluruh cinta dan hati”. Walaupun dalam istilah yang berbeda tetapi fungsinya sama, yaitu untuk menanamkan rasa cinta di hati sasaran melalui alam bawah sadar disertai “paksaan”, seperti yang dilansir dari Kisah Tanah Jawa. Penasaran bagaimana orang luar negeri menyebut ‘ilmu pelet’? simak ulasannya!
Macam-macam istilah pelet di Indonesia
Di Indonesia khususnya Tanah Jawa, ada banyak sekali istilah yang berkaitan dengan cara memikat wanita melalui berbagai ajian. Setidaknya ada lima jenis ilmu yang hingga saat ini dikenal oleh khalayak ramai, seperti Jaran Goyang (bukan lagunya Mbak Nella loh ya), Pelet Puter Giling, Semar Mesem, Jangjawokan (dari Pasundan), serta Sukomuning Ratu Sejati. Kelima jenis ini punya persyaratan masing-masing dalam pelaksanaannya. Yang pasti, tidak bisa dilaksanakan tanpa ada imbalan yang sesuai.
Mantra dari Mesir yang ditulis di daun Papirus
Terkenal dengan gudang perempuan cantik, dari zaman Mesir Kuno, negara ini sudah punya mantra untuk meluluhkan hati wanita. Mantra tersebut ditulis di daun pohon papirus dan dengan menggunakan Bahasa Yunani. Adapun penggunaannya, si tukang pelet bisa memasukkan dengan sendirinya nama orang yang dimaksud di sela-sela mantra yang ia baca. Mantra ini juga ditulis di dinding pemandian si perempuan. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, mungkin kata-katanya akan seperti ini. “Aku bersumpah demi Bumi dan air, demi setan yang mendiamimu, dan saya memohon atas peruntungan pemandian ini, seiring kau menyala, bakarlah dia (nama perempuan) yang lahir dari (nama ibunya) hingga dia jatuh padaku”.
Obeah, jenis pelet dari Karibia
Dikenal dengan nama Obeah, ilmu pelet ini awalnya berasal dari Mesir Kuno. Oleh budak Afrika, ia dibawa ke daerah Amerika hingga akhirnya menyebar di daerah Karibia. Sama seperti kebanyakan jenis pelet Tanah Air, korban akan melihat orang yang meletakkan pelet padanya sebagai idola. Adapun cara kerjanya harus tau secara detail target yang mau dijadikan objek pelet, semakin lengkap identitas korban maka Obeah ini akan semakin nyantol. Hati-hati nih kalau ada yang suka banyak tanya ke kamu, jangan-jangan buat keperluan pelet. Hehe.
Kulam, ilmu gaib serbaguna dari Filipina
Satu lagi negara Asia yang percaya akan hal gaib, yaitu Filipina. Di sini, ilmu pemikat wanita disebut dengan Kulam. Awalnya, Kulam digunakan sebagai mantra gaib pengusir roh jahat. Kemudian, berkembang lagi sebagai ilmu yang fungsinya merusak, layaknya tenung dan santet. Lantas, setelahnya Kulam dikenal sebagai pengikat cinta yang bisa membuat perempuan mabuk kepayang. Cara kerjanya persis sama seperti pelet Indonesia. Cukup datang ke dukun, menyebutkan ciri-ciri target, dan sim salabim, perempuan atau lelaki yang disukai akan jatuh dalam pelukan.
Prewinkle, ilmu pemikat yang dikenal di Eropa
Jika sekarang Sahabat melihat Eropa sebagai benua yang maju dari segi teknologinya, maka berbanding terbalik dengan beberapa ratus tahun lalu. Sebelum abad -16, Eropa sangat terkenal dengan kepercayaan akan hal supranatural dan gaibnya. Salah satu yang terkenal adalah ilmu pemikat wanita yang mereka sebut Prewinkle. Prewikle ini sebetulnya ramuan yang terdiri dari cacing tanah, daun bawang, dan tanaman prewinkle yang ditumbuk jadi satu. Konon, siapapun yang meminumnya, ia akan setia dan patuh kepada si pembuat ramuan.
BACA JUGA: Ngeri! Ini Lho 4 Media yang Sering Dipakai Orang Untuk Ritual Pelet
Ternyata, dari dulu manusia memang sudah dibutakan oleh cinta. Demi mendapatkan orang yang mereka inginkan, segala hal halal saja untuk dilakukan. Kalau di negara-negara di atas, praktik ilmu ini mungkin sebagian sudah punah, namun di Indonesia kamu pasti selalu bisa menemukannya. Karena, masyarakat Indonesia masih sangat percaya akan keberadaan hal-hal gaib di sekeliling kita.