Siapa yang tak kenal dengan Megawati Soekarnoputri, mantan orang nomer satu di Indonesia yang menggantikan Gus Dur tersebut begitu lekat di hati segenap rakyat Indonesia. Sosoknya menjadi inspirasi banyak orang. Karena meskipun ia adalah seoranng wanita, ia bisa menjadi orang yang berpengaruh bahkan menduduki kursi presiden.
Perjalanan hidup Megawati selalu menarik untuk diulas apalagi dengan kemenangan partainya di pemilu 2014 kemarin. Kebijakan dan keputusan politiknya selalu ditunggu-tunggu dan menjadi perhatian publik. Tentang sosok ibu Megawati selengkapnya, berikut ini Boombastis telah merangkumkan beberapa hal yang tidak bisa dilupakan dari ibu Mega.
1. Anak Presiden Yang Pernah Jadi Presiden
Wanita yang bernama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri itu lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Merupakan anak kedua Presiden Soekarno. Menjadi anak presiden kala itu membuatnya dapat menikmati kehidupan di Istana Negara. Sehingga kehidupan bak putri raja yang tinggal di istana pernah ia rasakan dan menurutnya itu bukanlah suatu hal yang istimewa. “Sebuah rumah besar”, begitulah kata Mega menggambarkan Istana Negara dalam acara pengukuhan dirinya sebagai Ketum PDI Perjuangan di Kongres IV PDIP di Ruang Agung Room Grand Inna Bali Beach Hotel, Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu.
Justru tinggal di istana membuatnya tertempa dengan kemelut dunia politik. Ia menyaksikan bagaimana ayahnya menjadi korban politik, dilengserkan dan diusir dari istana. Setelah itu, ia hidup sebagai orang biasa bertahun-tahun. Dan siapa sangka, di kemudian hari justru pengalaman pahitnya itu, mengantarnya pada kursi presiden menggantikan Gus Dur.
2. Identik dengan PDIP
Megawati tak mungkin bisa menjadi presiden jika tidak memiliki kendaraan politik. Layaknya anak sendiri, Megawati membentuk dan membesarkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan hingga memenangkan pemilu pada tahun 1999, sayang waktu itu Mega harus puas hanya dengan kursi wakil presiden.
Ia tak tuntas mendapingi Gus Dur sebagai wakil presiden karena Gus Dur dilengserkan dari jabatan presiden Indonedia. Parlemen menganggap Gus Dur terlalu sering membuat kebijakan yang “liar”. Saat ini Mega terpilih kembali menjadi Ketua Umum PDIP periode 2015-2020.
3. Megawati Dan Jalan Jokowi Menuju Kursi Presiden
Jika bukan karena keputusan Megawati beberapa waktu silam, maka Joko Widodo saat ini tidak akan duduk di kursi presiden. Semua orang tak bisa mengabaikan hal itu, keputusan tersebut bahkan sempat menuai kontroversi karena beberapa kalangan menganggap, jika terpilih, Jokowi hanya akan dijadikan boneka bagi Mega. Tapi nyatanya isu tersebut tak membuat Jokowi kalah dalam pertarungan politik di pemilu 2014 kemarin.
Dalam kongres PDIP beberapa waktu yang lalu, secara tegas Megawati menyampaikan pidato yang sarat akan makna politik untuk meneguhkan posisinya dalam pemerintahan Jokowi. “Kesadaran awal ketika saya memberikan mandat kepada Bapak Jokowi, adalah komitmen ideologis yang berpangkal dari kepemimpinan Trisakti. Konsepsi Trisakti inilah yang menjadi kepentingan utama partai,” tegasnya soal hubungan antara dia, Jokowi dan PDIP.
4. Pendiri KPK
Memang selama menjadi presiden Indonesia dalam waktu singkat, tak sedikit kebijakan-kebijakanya dinilai sangat kontroversial. Salah satunya adalah keputusan untuk menjual Indosat ke tangan asing. Tapi di lain pihak ada kejikannya yang patut dipuji karena membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Salah satunya adalah keputusannya mendirikan lembaga anti Korupsi, KPK. KPK didirikan pada tahun 2003. Mega memandang sulit sekali mengatasi institusi-institusi korup dalam tubuh pemerintahan. Bahkan lembaga seperti jaksa dan Polri pun juga tak bebas dari korupsi. Sebagai Solusi dibentuklah KPK yang hingga saat ini terus berupaya mengatasi Korupsi di negeri ini
Itulah empat hal yang tidak bisa dilupakan dari sosok Ibu Megawati. Salah satu wanita Indonesia yang pengaruhnya terhadap bangsa dan negara masih bercokol hingga hari ini. Kiprahnya memang masih mengandung pro dan kontra, meski demikian tak bisa dipungkiri bahwa Megawati masih bisa menggerakkan orang-orang di bawah kendalinya, hampir seperti sang ayah, Soekarno, yang melegenda.