Sejumlah headline di media massa ramai-ramai menuliskan tentang I-Doser yang katanya berbahaya, dan bisa memberikan dampak seperti menggunakan narkoba. Sebenarnya apa sih I-Doser itu? Ini adalah semacam aplikasi smartphone yang tujuan sebenarnya adalah untuk musik relaksasi dan pengubah mood, menurut si kreatornya. Namun, pada kenyataannya ternyata tidak benar-benar bermanfaat seperti itu.
Baca Juga :5 Alasan Kita Perlu Menyelamatkan Diri dari Acara Televisi di Indonesia
Ya, singkatnya I-Doser malah memberikan efek seperti ketika seseorang menggunakan narkoba. Bahkan BNN menelusuri kemungkinan ini dan hingga kini masih dalam tahap pengembangan. Wih lumayan ngeri ya?
Nah, ternyata tak cuma I-Doser saja yang bisa memberikan dampak yang mengerikan seperti itu. Berikut beberapa irama, musik, atau lagu yang kemungkinan besar bisa menimbulkan efek yang serupa.
Mungkin kamu pernah membaca ulasan tentang lagu satu ini atau bahkan mungkin mendengarkannya. Jadi, apa kesimpulannya? Ya, Karlmayer mending dijauhi karena dampaknya memang nyata. Karlmayer pada dasarnya adalah polusi suara yang dikemas sangat musikal sehingga sekilas enak didengar, tapi menimbulkan dampak.
Sangat tidak sarankan untuk mendengarkan musik ini ketika suasana hati sedang tidak enak atau emosional. Dari banyak kasus yang terjadi, lagu ini bisa meningkatkan rasa depresi atau tempramen.
Tak cuma itu, mendengarkan lagu ini dalam waktu yang lama dan berulang-ulang akan sangat mempengaruhi mental. Dampak yang lebih gila lagi bisa terjadi ketika si pendengarnya menyepi di tempat gelap dan mendengarkannya dengan volume kencang. Banyak juga sih yang tidak kenapa-kenapa ketika mendengarkan lagu ini. Namun, hanya dengan syarat suasana hati tengah dalam keadaan yang bahagia dan bebas.
Versi aslinya dibawakan oleh musisi jazz kawakan Billie Holiday. Kalau dilihat dari musiknya sih easy dan seperti mendayu-dayu asyik, namun sudah beberapa orang yang berakhir hidupnya tergantung lehernya tanpa kursi di bawahnya, atau terpotong nadinya, setelah sangat menghayati lagu ini. Ya, kesimpulannya lagu ini adalah suicide song alias lagu pengantar bunuh diri.
Lagu ini sempat sangat dilarang di Hungaria dan Amerika, karena di dua negara ini kasus bunuh diri gara-gara Gloomy Sunday cukup banyak. Bahkan saking bahayanya, BBC Radio memboikot lagu ciptaan Rezso Seress tersebut selama hampir 66 tahun dan kembali dilegalkan pada tahun 2002 lalu.
Setelah semua fakta tentang lagu ini, maka disarankan jangan mendengarkannya. Alasannya adalah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Ada satu lagi fakta yang mungkin akan makin mengurungkan rasa penasaranmu terhadap lagu ini. Rezso alias si pencipta Gloomy Sunday pada akhirnya juga melakukan bunuh diri. Entah karena rasa bersalahnya telah menciptakan lagu maut ini atau gara-gara ia konsisten mendengarkan lagu ciptaannya tersebut.
Lingsir Wengi yang dikenal masyarakat mungkin hanyalah theme song-nya scene film pas kuntilanak muncul. Padahal jika dikaji dari sisi musikalitas dan juga liriknya, ternyata bisa menambahkan kesan angkernya. Yup, Lingsir Wengi katanya bisa membuat seseorang jadi lupa diri, bisa dibilang juga dampaknya seperti menggunakan narkoba.
Dilihat dari sisi musiknya, Lingsir Wengi sangat mendayu dengan langgam Jawanya yang khas. Iramanya naik turun seperti turut mengaduk-aduk emosi. Nah, kalau dilihat dari liriknya, lagu ini bercerita tentang amarah serta memang menyinggung sosok makhluk halus.
Konon mendengarkan lagu ini bisa membuat orang kesurupan. Kesurupan sendiri bisa disamakan dengan hilang ingatan, mengingat si empunya badan tak bisa mengontrol apa pun. Narkoba pun juga hampir sama efeknya seperti itu. Tak hanya itu, lagu ini juga kerap dihubungkan dengan makhluk halus. Bahkan diceritakan juga ketika menyanyikan lagu ini dengan suasana hati serta tempat yang pas, maka makhluk halus yang sering dikaitkan dengannya akan muncul pula.
Makin berkembangnya teknologi, maka tambah canggih pula segala sesuatunya. Bahkan narkoba yang biasanya hanya terdiri dari serbuk, pil, cairan dan sebagainya, diindikasi akan mampu dikemas dalam bentuk digital. Beberapa orang menganggap jika era tersebut dimulai dari rilisnya I-Doser.
Ya, aplikasi buatan Nick Ashton ini konon bisa membuat seseorang fly layaknya memakai narkoba. Mekanisme kerjanya sendiri lewat musik-musik brainwave yang tujuan awalnya untuk membuat pendengarnya jadi makin rileks dan mood bisa berubah seketika.
Sudah banyak yang memakai I-Doser dan terbukti kecanduan. Seperti yang dialami oleh para siswa di Mustang High School di Oklahoma, Amerika Serikat. Ya, banyak murid-murid di sini sampai tidak konsen belajar gara-gara I-Doser mereka. Akhirnya Mustang High School pun melarang peredaran aplikasi ini karena berdampak buruk.
Baca Juga : 9 Kebohongan Amerika Serikat Terhadap Dunia
Musik memang sesuatu hal yang sangat sederhana. Pasalnya, ia hanya lantunan melodi dan irama yang disusun sedemikian rupa. Namun, dampaknya lebih besar dari yang dikira. Tidak ada yang salah dengan mendengarkan musik, asal selektif. Tidak hanya tentang irama dan jenis, tapi juga lirik yang tidak mempengaruhi pikiran kita.
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…