Baru-baru ini di tengah keputusan PSSI memulai kembali kompetisi Liga1 setelah berhenti 2 minggu, sanksi komisi disiplin (komdis) untuk Persib Bandung terkait kematian Harringga Sirilia juga keluar. Seperti menjadi bentuk ketegasan organisasi tertinggi sepak bola Indonesia itu, hukuman untuk tim Maung Bandung terlihat masuk kategori yang berat. Bahkan jika dilihat dan dipikir sekali lagi butir-butir sanksinya dari PSSI itu sangat mungkin bisa membuat sebuah kesebelasan tanah air menderita. Apalagi yang menerimanya hal itu tim kecil macam Perserui atau PSIS Semarang, wah bisa-bisa besok langsung gulung tikar.
Seperti salah satu contohnya hukuman untuk panitia pelaksana (Panpel) laga Persib Vs Persija yang didenda sebesar 100 juta, tentunya bagi penerimanya akan langsung menjadi pesakitan. Dan layaknya cambuk Firaun saksi tersebut bisa dibilang membuat siapa saja akan berpikir ulang untuk membuat insiden kekerasan suporter lagi. Tentu, apa yang kalian lihat itu bukan satu-satunya sanksi untuk Persib, beberapa hal di ulasan ini juga harus diterima mereka. Dan berikut ulasannya sobat Boombastis.
Persib dihukum bertanding di luar pulau sampai musim ini berakhir
Bukan rahasia lagi sebagai kesebelasan paling bertanggung jawab atas kematian Haringga Sirila Persib harus rela menerima sanksi yang berat dari komdis PSSI. Lewat tuduhan melakukan intimidasi kepada official Persija pada saat Match Coordination Meeting, melakukan sweeping, pengeroyokan, dan pemukulan terhadap suporter Persija hingga tewas.
Tim kebanggaan warga Jawa Barat ini harus rela menerima sanksi diasingkan dari tanah Jawa. Dilansir laman Detik.com, Persib dihukum laga usiran ke luar pulau untuk menjalankan partai kandang. Sanksi yang jika ditinjau lagi memiliki efek berat berupa budget yang membeludak lantaran harus sewa stadion dan akomodasi. Tapi yang paling berat dari itu semua adalah tidak bisa bermain di kandang sendiri tentunya akan menyulitkan mereka memperoleh kemenangan.
Selama tahun 2018 sampai 2019 laga Persib tidak boleh dihadiri penonton
“Seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula” sepertinya menjadi pepatah yang tepat untuk menunjukkan kondisi tim ini sekarang. Pasalnya, selain hal tadi Persib juga ternyata diwajibkan menggelar pertandingan Liga1 tanpa dukungan penonton. Melansir laman Tempo.com, selama tahun 2018 sampai pertengahan kompetisi musim 2019 para pendukung tim ini dilarang datang menyaksikan laga Persib.
Sebuah derita yang memiliki dua efek domino yang bisa dikatakan akan membuat laju Persib mengarungi sepak bola Indonesia menjadi berat. Seperti yang kita ketahui bersama, selain pemain atau sponsor penunjang, klub amatlah tergantung pada pendukung yang membeli tiket laga untuk pemasukan dan hadirnya mereka juga kerap jadi suntikan motivasi untuk raih kemenangan. Jika hal itu tidak ada, mungkin Persib akan sangat kesulitan untuk berprestasi.
Beberapa pemain tim maung Bandung dilarang bermain
Selain hukuman di ulasan tadi, beberapa pemain Persib ternyata juga harus merasakan getah dari laga melawan Persija pada Minggu (23/9) lalu. Tercatat ada 4 punggawa Tim Maung Bandung dan satu official yang juga dijatuhi sanksi. Kalau dilihat detail hukumannya para pemain klub ini yakni Jonatan Jesus Bauman, Ezechiel Ndouasel, dan Bojan Malisic harus menerima larangan bertanding selama 3-4 laga beruntun.
Sementara satu pemain lain yang juga didakwa melanggar aturan yaitu Ardi Idrus mendapatkan teguran keras. Sedangkan nasib nahas harus diterima official Persib Fernando Soler yang di sanksi larangan memasuki stadion selama musim ini berakhir. Melihat nama-nama yang mendapatkan vonis tersebut sepertinya Persib ke depan akan kehilangan separo kekuatannya. Hal ini lantaran, mereka semua merupakan kunci kehebatan Tim Maung Badung di musim ini.
Pembunuh Haringga Sirila dilarang menonton sepak bola Indonesia seumur hidup
Jika, melihat rilisan keputusan yang telah dikeluarkan PSSI beberapa waktu yang lalu. Terlihat tidak hanya Persib saja yang harus menelan pil pahit dari insiden berdarah 23 September 2018, mereka yang terbukti melakukan pengeroyokan (baca:pembunuhan) juga divonis hukuman berat. Mengutip lama Tempo.com para oknum suporter itu biadab itu dihukum tidak boleh datang ke stadion seumur hidup.
Bila di lihat sekilas pelarangan seumur hidup tersebut, memiliki kesamaan dengan apa yang dilakukan oleh Federasi Sepak Bola Inggris kala menghukum suporternya melakukan nyanyian rasis di pertandingan melawan Jerman. Nah, yang menjadi pertanyaan sekarang apakah hukuman tersebut benar-benar pantas. Kalau menurutmu bagaimana sobat bolaku?
“Karena nila setitik rusaklah susu sebelanga” agaknya menjadi pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi pemimpin klasemen tersebut. Pasalnya, lantaran beberapa orang yang melakukan tindakan bodoh semua elemen harus menanggungnya. Sedikit pelajaran yang dapat diambil dari ulasan ini adalah perihal sebuah perilaku negatif yang akan selalu hasilkan keburukan juga. Besar harapan hal ini dapat menjadi pelajaran untuk Persib dan semua insan bola tanah air lainnya.