Dewasa ini bukan hal yang tabu apabila ada hubungan politik negara merembet ke dunia sepak bola. Kendati sebenarnya dilarang FIFA ada percampuran hal tersebut, namun banyak negara yang rupanya tidak mempedulikan aturan tersebut. Seperti kasus pemain Iran yang harus gigit jari mendapatkan hukuman dari negaranya. Bahkan sanksi tersebut bisa dikatakan berat, mereka dilarang satu tahun tidak boleh memperkuat negaranya.
Pemain yang mendapatkan hukuman tersebut adalah Ehsan Hajisafi dan Mosoud Shoejaei. Apabila dilihat apa yang dilanggar kedua pesepakbola itu tidaklah berat dan mengancam negaranya. Dilansir laman Bolasport, hukuman tersebut diberikan setelah pemain itu kedapatan bermain menghadapi kesebelasan asal Israel. Sebenarnya pemain itu tahu akan larangan tersebut, namun mereka mengaku tidak bisa menolak lantaran diancam dihukum klub.
Peristiwa itu terjadi saat pemain yang membela klub Panionios tersebut menghadapi kesebelasan asal Israel yakni Maccabi Tel Aviv. Sebelumnya Shojaei dan Hajisafi sudah menolak bermain di kandang tim asal di Israel itu, meski berisiko akan terkena denda dari klub. Mereka tetap berusaha bersikukuh menjalankan aturan negaranya. Namun sikap tegarnya itu tidak bertahan lama, kedua pemain itu akhirnya bermain di kadang melawan klub Maccabi tersebut.
Dan seperti yang telah diduga pemain ini langsung mendapatkan hukuman berat dari presiden Iran. Sanksi seumur hidup tidak boleh memperkuat Timnas negara langsung menjatuhi mereka. Padahal kedua pemain itu merupakan punggawa penting di Timnas Iran. Dilansir laman Merdeka, Ehsan Hajisafi adalah kapten Timnas sementara Mosoud Shoejaei adalah pemain berbakat dari negara Asia Timur itu.
Dalam perjalanan kasusnya kedua pemain itu sebenarnya telah meminta maaf. Namun pemerintah negara tersebut tetap kekeh dengan pendiriannya. Setelah sembilan bulan absen, pada 18 Maret 2018, Masoud Shojaei yang merupakan kapten Timnas, kembali dipanggil oleh Federasi Sepak Bola Iran untuk mengikuti laga persahabatan melawan Tunisia dan Aljazair. Kabar baik ini juga diikuti dengan dipanggilnya Presiden Federasi Sepak Bola Iran, Mehdi Taj, dipanggil ke pengadilan untuk menjelaskan alasan keputusannya tetap memanggil Masoud Shojaei.
Apabila kisah nahas ini terus berlanjut, hakikat sepak bola yang menghibur akan menghilang. Tidak itu saja apabila hukuman macam itu terus ada dipastikan akan makin banyak pemain terancam keberlangsungan kariernya. Semoga kasus yang dialami mereka segera mendapatkan titik temu dan menjadi wakil Asia berprestasi di Piala Dunia Rusia 2018.