Dunia pendidikan di Indonesia kembali lagi tercoreng oleh seorang guru yang menghukum murid-muridnya dengan mencukur rambut mereka masing-masing. Mungkin dari sini Sahabat Boombastis berpikiran kalau hal ini adalah masalah sepele yang tak perlu diperpanjang. Pasalnya, di zaman dulu kita sebagai murid malah mendapatkan perlakuan lebih parah tapi biasa-biasa saja.
Namun, kali ini kasusnya berbeda. Di mana 20 siswa SDN 02 Patoman di Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi dicukur secara sembarangan oleh guru ekstrakurikuler bela dirinya. Tak hanya rambut menjadi acak-acakan, tapi juga beberapa siswa mengalami luka di kepala akibat terkena alat cukur rambut tadi.
Sontak hal ini membuat wali dari masing-masing siswa kompak membuat laporan ke Polsek Rogojampi. Dilansir dari akun facebook Yuni Rusmini, untuk saat ini polisi sudah menerima laporannya. Dan kali ini mereka meminta keterangan Kepala Sekolah, wali kelas dan juga guru yang juga mengajar di bidang olahraga.
https://www.instagram.com/p/Bu6Zdnvg638/
Bagaimana menurut Sahabat Boombastis? Apa terlalu berlebihan para orangtua melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke kepolisian? Sepertinya tidak ya karena si guru sudah melakukan cukur rambut secara sembarangan. Apalagi ditambah dengan adanya siswa yang kulit kepalanya luka lantaran sang guru tidak berhati-hati.
Memang kita pasti membandingkan dengan zaman dulu yang banyak orang menjadi korban dari pencukuran rambut guru. Tapi, bedanya dulu tidak ada tuh yang namanya kepala luka karena dicukur. Kalau misal menimbulkan luka seperti itu, pasti orangtua kita juga menuntut ke sekolah atau polisi jika sudah keterlaluan.
Memberikan sanksi berupa cukur rambut sih boleh. Namun ada baiknya untuk tetap memperhatikan keselamatan siswa. Jangan serampangan seperti ini yang bisa berakibat merugikan semua pihak. Murid sudah sakit dan kepalang malu, nama sekolah menjadi tercoreng dan si guru sendiri juga pasti akan mendapatkan hukuman atas kasus ini.
BACA JUGA : Guru Hukum Muridnya Sampai Kaki Melepuh, Gimana Sanksinya Agar si Pelaku Kapok?
Dari fenomena ini kita bisa menyimpulkan kalau sebagai guru memang harus tegas, tapi tidak lupa dengan etika memberikan hukuman kepada murid. Begitu juga dengan para siswa, jangan mentang-mentang gurunya sabar, kalian menjadi berani kepada mereka. Pada intinya, di sekolah adalah media untuk belajar sisi apapun. Tak hanya sekedar teori, tapi juga praktek mengenai cara bersikap kepada siapa saja.