Pencopotan Helmy Yahya dari TVRI menyulut keributan. Bukan hanya membuat karyawan menyegel ruangan kantor Dewan Pengawas TVRI, melainkan juga hujatan netizen. Intinya sama, kecewa dan geregetan karena channel nasional ini sedang bagus-bagusnya, tapi digoyang oleh sebuah kebijakan yang terkesan seperti dicari-cari.
Hal ini tidak mengherankan, karena dua tahun terakhir TVRI mengalami kemajuan pesat bahkan bisa menyaingi channel TV nasional lainnya. Sebelumnya ya tahu sendiri, memilih nonton stasiun TV tersebut saja penonton agak enggan karena program yang ditawarkan dan visualnya jauh tertinggal.
Menanggalkan Helmy Yahya sebagai salah satu ikon berpengaruh dalam jagat pertelevisian Indonesia agaknya akan jadi luka yang cukup besar buat TVRI. Berikut ini adalah beberapa ulasannya:
Ternyata sebelum Helmy Yahya Cs datang, kondisi TVRI sangat mengenaskan
Dalam pengakuannya di depan awak media pasca pencopotan jabatan, Helmy menjelaskan betapa mirisnya kondisi TVRI. Di antaranya adalah pendapatan karyawan super ngepas dengan UMR padahal budaya kerjanya tidak terpelihara baik. Logo dan peralatannya dianggap ketinggalan jaman, banyak inventaris seperti laptop dan kamera hilang dalam jumlah ratusan.
29 November 2017, Helmy Yahya diminta menjadi Dirut bagaikan angin segar. Ia dan jajaran timnya membenahi keuangan, kemasan program TV yang ditawarkan, serta membuat keuntungan TVRI merangkak hampir 2% per tahun setelah sebelumnya hampir tidak ada. Pencopotan Helmy Yahya jelas membuat kondisi yang membaik ini bisa jadi anfal kembali bila tidak ada backup yang jelas.
Helmy Yahya merelakan royalti acara kuis terbaiknya demi melejitnya reputasi TVRI
Sosok Helmy Yahya dikenal sebagai raja kuis dan program terlaris di Indonesia. Sebut saja Bedah Kampung, Kuis Siapa Berani, Uang Kaget dan masih banyak lagi sejak 1989. Kuis Siapa Berani, kata Helmy, adalah salah satu program andalannya yang sangat banyak ditawar oleh pihak TV lain dengan harga super mahal.
Namun, saudara kandung Tantowi Yahya ini rela melupakan royalti acara tersebut dan memberikannya secara cuma-cuma. Sang stasiun TV legendaris yang kini berjargon Televisi Pemersatu Bangsa ini hanya perlu menyiapkan set syuting saja. Dari sini, bisa dilihat bagaimana efektivitas kepemimpinan Helmy sudah bukan lagi sekedar tentang bisnis, namun juga kebanggan dan keinginan untuk membantu TVRI.
Sejak Helmy Yahya masuk, antusiasme penonton pada TVRI kembali meningkat
Dulu TVRI jadi satu-satunya tontonan karena media lain aksesnya terbatas bagi seluruh pengguna TV. Acaranya pun ya begitu-begitu saja, bahkan tergilas oleh datangnya stasiun baru yang lebih kekinian. Helmy Yahya dan jajarannya memasukkan berbagai program yang makin enak dinikmati, khususnya olah raga. Di antaranya adalah bulu tangkis dan sepak bola. TVRI bahkan berani membusungkan dada sebagai ‘rumah bulutangkis’.
Salah satu poin yang menyebabkan Helmy Yahya dicopot adalah anggaran untuk program Liga Inggris yang dipertanyakan. Hal ini diakui Helmy dan timnya, sudah disampaikan dalam laporan kepada Dewan Pengawas. Liga Inggris memang termasuk tontonan istimewa yang bisa menyedot penonton dan ia sengaja memasukkan program tersebut agar TVRI memiliki master content yang jadi unggulan.
Sayangnya niat baik ini tidak sejalan dengan Dewan Pengawas yang memperkarakan hal tersebut. Padahal detak jantung stasiun tersebut saat ini adalah pada kepercayaan dan antusiasme penonton terhadap acara-acaranya. Akankah hal ini akhirnya menjadi sandungan TVRI, sebagaimana NET TV sempat dikabarkan bangkrut sehingga penonton bisa melihat perubahan pada acara-acaranya.
BACA JUGA: Bawa Liga Inggris hingga Ubah Logo Stasiun TV, Inilah Jasa Besar Helmy Yahya pada TVRI
Intinya sih, sayang banget Indonesia ini. Ketika sedang maju-majunya, ada saja kebijakan bagus yang tiba-tiba seolah tersabotase, seperti yang dialami TVRI saat ini. Netizen pun berseru untuk selamatkan TVRI dan kembalikan Helmy Yahya. Apakah kalian salah satunya?