Pemerintah mulai tahun depan mengkategorikan bahan bakar minyak (BBM) dalam tiga jenis, yakni BBM tertentu (subsidi), BBM khusus (penugasan) dan BBM Umum. Dengan demikian, tiap bulannya harga BBM akan berubah.
Ada enam komponen penetapan harga yang menjadi acuan. Pertama harga dasar BBM, yaitu ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan harga minyak dunia dan kurs rupiah selama satu bulan sebelumnya, ini berlaku untuk ketiga kategori BBM tersebut. Komponen kedua adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) per liternya. Komponen ini akan dimasukan dalam harga dasar yang akan ditetapkan pemerintah.
Kemudian ketiga, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Untuk BBM tertentu dan BBM khusus dipatok lima persen. Sementara itu, untuk BBM umum ditetapkan oleh masing-masing daerah.
Komponen keempat yaitu subsidi hanya diberikan untuk BBM tertentu jenis solar dengan skema subsidi tetap sebesar Rp 1.000 per liter. Sedangkan komponen kelima adalah margin badan usaha yang hanya diberikan pada BBM umum.
Selanjutnya, komponen keenam adalah biaya tambahan distribusi dan penyimpanan yang diberikan pemerintah sebesar dua persen. Komponen ini hanya diberikan kepada BBM khusus yang didistribusikan di luar Jawa, Madura dan Bali.
Pemerintah mengatakan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) premium dan penerapan harga keekonomian yang direview setiap bulan tidak akan membuat laju inflasi sepanjang 2015 berfluktuasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan laju inflasi pada 2015 akan lebih baik dibandingkan realisasi inflasi Januari-Desember 2014 yang mencapai 8,36%. Optimisme tersebut didorong oleh penurunan harga BBM premium dan solar, pengendalian harga beras melalui operasi pasar, dan antisipasi banjir.
“BBM telah diturunkan yaitu proses deflasi. Barang yang harganya dikontrol pemerintah akan kita atur akan kita atur lebih detail,” katanya di kantor Wapres, Jumat (2/1).
Menurut Sofyan, dihapuskannya subsidi untuk premium dan subsidi tetap Rp 1.000/liter untuk solar akan membuat harga BBM itu berfluktuasi sesuai harga keekonomian. BBM merupakan salah satu komoditas yang perubahan harganya berpengaruh terhadap laju inflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah.
“Enggak , masyarakat akan terbiasa. Kalau harga BBM naik-turun, masyarakat akan terbiasa ada inflasi, ada deflasi, akan lebih baik,” tuturnya.
Sofyan berharap inflasi tahun depan bisa melaju di level yang rendah, yakni 4,5% plus minus 1%. Dalam APBN 2015 asumsi inflasi dipatok 4,4% dengan outlook 4,7%. “Mudah-mudahan bisa mencapai inflasi rendah tahun depan. Tetapi harus kerja keras untuk itu,” katanya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…