Jaringan ritel terkenal, PT Hero Supermarket Tbk (HERO), akhirnya harus menutup 6 toko ritelnya di berbagai wilayah. Hal ini ditempuh agar perusahaan bisa meraih hasil keberlanjutan bisnis yang optimal dengan memaksimalkan produktivitas kerja. Dilansir dari finance.detik.com, ada 532 karyawan yang terdampak PHK dari penutupan tersebut.
Meski Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dianggap ‘kiamat kecil’ bagi sebagian besar orang, ternyata masih ada manfaat positif yang bisa diambil dari peristiwa tersebut. Salah satunya adalah, mau tidak mau kita akan ‘dipaksa keadaan’ untuk berfikir kritis dan kreatif agar bisa bertahan hidup. Lantas, apa saja manfaat lainnya?
Rakyat dituntut untuk menjadi kreatif untuk berwirausaha
Apa yang bakal kamu lakukan jika terkena PHK? Menggerutu dan menyalahkan nasib sepanjang hari atau memilih bangkit dan memulai segalanya dari awal? Pada titik inilah kita bisa ‘meraba-raba’ tentang potensi tersembunyi yang dimiliki. Tentu saja, dibutuhkan waktu dan perjuangan keras untuk bisa menemukannya. Tak mudah memang. Tapi itulah yang disebut berproses. Justru dengan adanya PHK, kita akan dituntut untuk selalu berpikir kreatif, mau berusaha dan membuka wawasan untuk memulai usaha sendiri.
Mendorong tumbuhnya wirausaha baru
Rangga Umara yang merupakan pemilik Pecel Lele Lela, adalah potret wirausahawan yang sukses setelah terkena PHK. Tentu saja, ia harus jatuh bangun dan berani berproses dari nol hingga sukses seperti saat ini. Jika kiat mau berfikir out of the box, PHK diibaratkan sebuah transisi yang menuntun kita untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Salah satunya adalah mau membuka usaha secara mandiri. Tak hanya mencukupi diri sendiri, hal tersebut juga memiliki banyak manfaat bagi kita. Salah satunya adalah membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Ikut membantu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain
Alih-alih ikut bekerja dengan perusahaan lain, kita juga pasti akan memiliki keinginan untuk membuka usaha sendiri. Terlebih jika terhalang usia yang bisa dibilang tidak produktif lagi untuk menjadi karyawan. Dengan berwirausaha, kita tidak hanya ikut memberikan peluang kerja pada orang lain, tapi juga berkontribusi untuk menggerakkan kegiatan perekonomian negara. Bisa lewat industri skala sedang, UKM dan bidang usaha lainnya.
Mendorong perekonomian negara lewat industri UKM
Memulai usaha mandiri yang berskala UKM, menjadi pilihan yang tepat saat terkena imbas PHK dari perusahaan. Bahkan, pemerintah kini mempermudah para pengusaha kecil untuk memulai usaha lewat Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 14/PER/M.KUKM/XI/2016, Tentang Pedoman Koperasi Penyalur kredit Usaha Rakyat. Dengan berwirausaha, kita juga membantu mendorong perekonomian negara. Khususnya lewat jalur UKM jika merupakan pengusaha pemula.
Mengurangi anggaran subsisdi untuk rakyat miskin
Hal terpenting dari adanya PHK adalah, memaksa rakyatnya untuk beralih kuadran, dari yang sebelumnya memiliki mindset karyawan, berubah menjadi usahawan. Dampaknya pun tak hanya dari sisi ekonomi saja. Melainkan juga merubah kondisi sosial. Nur Firdaus, Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dalam jurnalnya yang berjudul Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendekatan Kewirausahaan Sosial menuliskan, kewirausahaan sosial memainkan peranan penting berupa terobosan dalam upaya pengurangan kemiskinan. Jika sudah begini, subsidi untuk rakyat tidak mampu bakal berkurang dan bisa dialokasikan ke pos lainnya yang lebih bermanfaat.
BACA JUGA: Kena PHK Hingga Terusir dari Rumah, Pria Ini Malah Berlimpah Uang Miliaran Karena Trik Jitunya
Jika kita mau berpikir secara terbuka, adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) bukanlah akhir dari segalanya. Justru sebaliknya, hal tersebut bisa memacu kita untuk menjadi manusia yang sesungguhnya. Mandiri tanpa harus diperintah dan memaksimalkan potensi diri yang selama ini terpendam. Jadi, PHK bisa disikapi secara positif agar kita senantiasa termotivasi untuk meraih kehidupan yang lebih baik.