Sejak akhir juli tahun 2018, Indonesia massive diguncang bencana. Sebut saja gempa Lombok yang susuk menyusul, dilanjutkan dengan Tsunami Palu, Tsunami Banten serta erupsi anak gunung Krakatau plus longsor di Sukabumi menjelang pergantian tahun. Musibah ini terjadi karena memang posisi Indonesia yang berada di lingkaran cincin api yang siap bergeser kapanpun dan menggoyang tanah air.
Peristiwa Tsunami Banten (Selat Sunda) ternyata menguak fakta lain, yakni penemuan adanya Gunung Api raksasa yang berada di bawah laut lepas Pantai Bengkulu, Pulau Sumatera. Bahkan, Pakar Geologi dari Pusat Geotekhnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natadidjaja membenarkan adanya gunung tersebut.
Pertanyaannya sekarang apakah keberadaannya menjadi ancaman untuk penduduk yang tinggal di wilayah sekitar? Sebelum mengetahui faktanya mari kita simak dulu mengenai fisik dan keberadaan gunung ini. Melansir Trubus.id, gunung api bawah laut ini ada di Palung Sunda barat daya Sumatra, sekitar 330 kilometer dari Bengkulu di kedalaman 5,9 kilometer. Puncak gunung berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut.
Sementara itu, Danny selaku pakar dari LIPI mengatakan bahwa berita tersebut merupakan berita lama. Ia memastikan bahwa gunung raksasa tersebut tidak berbahaya. Sebab, berdasarkan penelitian, gunung yang ada sejak ratusan tahun lalu tersebut sudah tidak aktif. Adapun yang sekarang terlihat merupakan sisa-sisa dari jutaan tahun lalu.
Sebelumnya, diketahui ada tim yang meneliti keberadaan gunung ini karena takut menjadi ancaman untuk makhluk hidup di atasnya. Tim ini terdiri dari gabungan para pakar geologi Indonesia, AS, dan Perancis berhasil menemukan gunung api raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Para ahli geologi yang menemukan gunung tersebut berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris. Hasilnya, memang gunung tersebut sudah menjadi mumi (nonaktif).
Gunung ini sangat tinggi untuk ukuran gunung bawah laut. Lebih lanjut Kementerian ESDM mengatakan bahwa mereka belum mengidentifikasikan lebih rinci terkait gunung ini. Apakah akan ada potensi tsunmi. Jika memang gunung tersebut masih aktif, maka gempa dan tsunami jelas ada, dan harus ada langkah antisipasi yang dilakukan. Sebaliknya, gunung yang tidak aktif tidak akan berdampak terhadap kehidupan yang ada di sekitarnya.
BACA JUGA: 5 Fakta Letusan Gunung Krakatau yang Nyaris Bikin Dunia Mengalami Kiamat Kubra
Kita tentu tak bisa menghidindar jika Indonesia memang rawan sekali terjangan bencana ya Sahabat. yang hanya bisa kita lakukan adalah siaga dan selalu bahu membahu memberikan bantuan jika mungkin ada saudara kita yang tertimpa musibah. Selebihnya, mari berdoa agar Indonesia selalu aman damai dan tentram serta terhindar dari berbagai bencana.