Dalam perkembangannya yang semakin masif, tim kaya di jagat sepak bola kini tidak hanya ada di Eropa saja. Beberapa kesebelasan di Benua Asia perlahan tapi pasti juga bisa unjuk gigi dalam hal tersebut. Contohnya adalah Guangzhou Evergrande, klub bola asal Liga Tiongkok yang menurut paparan data dari Soccerex Football Finance, menduduki peringkat ke 13 sebagai kesebelasan dengan pundi-pundi uang besar di dunia dan menjadi nomor satu di Asia.
Kekayaan mereka juga mengungguli beberapa tim kawakan Benua Biru seperti Valencia, Borussia Dortmund, dan Atletico Madrid. Bahkan klub terkaya di Liga Amerika Serikat yaitu LA Galaxy berhasil diungguli. Lantas seperti apakah sebenarnya tim terkaya tidak tertandingi ini sebenarnya? Mari ikuti penulis untuk melihat fakta-faktanya.
Kesebelasan kerap mengumpulkan aktor lapangan hebat
Berbicara Guangzhou, tentu tidak bisa dilepaskan dari skuad bintangnya. Hal ini lantaran sebagai sebuah kesebelasan mereka cukup gemar mengumpulkan aktor –aktor lapangan hijau yang hebat. Bahkan klub yang berdiri tahun 1954 berani membeli merekrut pemain masih aktif berlaga di kompetisi elite Eropa.
Ingat yaa, masih aktif buka yang sempat layaknya Marquee Player di Liga Indonesia. Pespakbola bintang yang pernah berseragam merah Guangzhou adalah Paulinho, Robinho, Telisca dan Jackson Martínez. Tidak hanya pemain, pelatih-pelatih top macam Luiz Felipe Scolari dan Marcello Lippi. Dua juru taktik sudah memenangkan trofi Piala Dunia dan sekarang dilatih Fabio Cannavaro mantan pemain terbaik dunia 2006.
Klub asal Tiongkok yang subur dalam masalah prestasi
Berangkat dari fakta pertama tadi, Guangzhou Evergrande menjelma menjadi tim Benua Kuning yang menakutkan. Hal ini dibuktikan dengan kecakapan mereka dalam merengkuh satu trofi ke trofi lainnya. Bahkan saking hebatnya mereka sempat menjadi jawara di Chinese Super League sebanyak enam kali secara beruntun. Sudah layaknya Juventus saja ya sobat, di liga Italia.
Masih terkait prestasi klub berjuluk Harimau China Selatan ini, selain liga domestik mereka juga sempat ukir catatan emas di kompetisi AFC Champions League. Guangzhou berhasil menjadi juara di ajang itu sebanyak dua kali yaitu pada 2013 dan 2015. Tidak berhenti disitu, Tim identik kostum merah ini juga sempat duduk peringkat empat di ajang Piala Dunia Antar Klub pada tahun yang sama.
Salah satu kesebelasan Chinese Super League yang mempunyai stadion megah
Tidak hanya prestasi yang jempolan, fakta hebat lain tentang Harimau China Selatan ini adalah mereka mempunyai stadion yang megah. Bernama Stadion Tianhe markas kesebelasan tersebut diperkirakan mampu menampung sekitar puluhan ribu orang. Dari penelusuran yang dilakukan oleh penulis mempunyai kapasitas sebesar 58.500 tempat duduk. Bagaimana besar bukan?
Tapi standar AFC apa tidak? Kalau itu sih tidak usah ditanya bahkan Tianhe saat ini sudah memenuhi klasifikasi FIFA sebagai stadion. Kalau melihat sejarahnya, tempat bermain sepak bola ini bisa dikatakan tua. Pasalnya, sudah berdiri sejak 31 tahun silam tepatnya pada 1987. Beberapa event besar juga sempat digelar di sini mulai dari Piala Dunia Wanita pertama 1991 sampai Final Asian Games 2010.
Mempunyai julukan Superklub di Asia
Selain dijuluki Harimau China Selatan, kesebelasan yang tahun 2018 lalu jadi juara kedua Chinese Super League ini juga dilabeli sebagai Superklub di Asia. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada 2013 mereka mampu berprestasi setelah lepas dari masa-masa kelam. Ya, seperti telah banyak diberitakan, Guangzhou dahulu merupakan klub carut-marut dengan dihinggapi praktek korupsi di tubuh timnya.
Kondisi tersebut juga bertambah parah saat mereka juga merasakan ketidakjelasan manajemen klub. Namun, berkat usaha keras dan berani merintis jalan baru menjadi kekuatan sepak bola Asia, Guangzhou bangkit dengan membersihkan klub dari tindakan-tindakan kotor korupsi.
BACA JUGA: Mengenal Sheikh Mansour, Pemilik Klub Kaya Raya yang Belanja Pemain Kayak ‘Beli Kacang’
Bagaimana sobat Boombastis hebat bukan kesebelasan asal Negara Tirai Bambu satu ini? Namun, terlepas dari kemewahan Guangzhou Evergrande, hal bisa di contoh darinya adalah bagaimana ia bisa bangkit dari keterpurukan akibat korupsi. Selain itu, Guangzhou juga menjadi bukti kalau diperlukan tim yang bersih untuk raih prestasi.