Permasalahan tentang Global Warming atau pemanasan global memang sudah sering diperbincangkan. Beberapa pihak yang khawatir dengan akibat buruk pemanasan global akhirnya mulai mengambil langkah nyata untuk mencegah bencana yang mungkin terjadi akibat global warming. Namun sayangnya, masih banyak pihak yang tidak percaya akan adanya pemanasan global dan akibat buruknya.
Baca Juga : 6 Praktik Kanibalisme yang Pernah Hidup dan Berkembang di Indonesia
Di berbagai tempat di dunia, sebenarnya sudah mulai bermunculan tanda bahwa bumi sedang dalam bahaya akibat ulah manusia. Namun ternyata orang-orang yang bersikap apatis atau tidak peduli juga masih banyak. Padahal beberapa negara seperti berikut ini sudah merasakan perbedaan nyata dan bahaya yang mengancam mereka akibat pemanasan global.
Maladewa selalu digambarkan dengan keindahan dan keeksotisannya sehingga banyak orang ingin mencoba berlibur ke sana. Tapi jangan pernah bermimpi pergi ke negara kecil ini jika kita tidak bertindak untuk menghadapi global warming, karena Maladewa bisa menjadi negara yang pertama hilang ditelan lautan.
Meningkatnya permukaan laut tidak hanya mengancam garis pantai Maladewa, tapi juga keberadaan negara beserta penduduknya. Jika wilayahnya hilang, maka negara Maladewa otomatis juga akan hilang. Pemerintah Maladewa bahkan sudah membangun pulau buatan untuk tempat tinggal bagi populasi Maladewa.
Negara bernama Tuvalu memang jarang sekali terdengar. Dan jika negara ini dibiarkan hancur oleh global warming, bisa-bisa Tuvalu benar-benar hanya menjadi sejarah. Tuvalu adalah sebuah negara pulau yang terletak di Samudera Pasifik di antara Hawaii dan Australia. Negara kecil ini terdiri dari 3 pulau tebing dan 6 atol dengan total luas daratannya sekitar 26 kilometer persegi.
Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Tuvalu sudah merasakan sendiri akibat dari global warming. Beberapa hal yang sudah terjadi antara lain air asin yang naik hingga ke pantai dan meresap ke tanah telah merusak tanaman pokok dan komoditas ekspor Tuvalu sehingga mereka kesulitan bercocok tanam, terjadi banjir di beberapa daerah yang selama 15 tahun tidak pernah banjir, banyak air tanah yang sudah tidak bisa diminum karena tercampur dengan air laut sehingga warga bergantung pada air hujan, banjir yang kini datang tiap bulan dan beberapa pulau terkecil di Tuvalu seperti Tepuka Savilivili telah hilang dan tenggelam pada tahun 1997.
Sama dengan Tuvalu, Kiribati juga negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik. Kiribati terdiri dari 33 pulau yang saling terhubung di tengah Pasifik. Jika apa yang diperkirakan para ilmuwan benar, Samudera Pasifik akan menelan Kiribati sebelum akhir abad 21, atau bahkan lebih cepat.
Sayangnya, Kiribati termasuk salah satu negara yang berada di posisi paling tidak menguntungkan akibat global warning meskipun negara ini termasuk yang paling sedikit menyumbangkan gas emisi. Emisi Kiribati bahkan kurang dari 2% yang dihasilkan oleh Amerika.
Bukan hanya negara kepulauan kecil di tengah samudera saja yang terancam akan global warming. Negara-negara lain yang berada di pulau lebih besar juga akan merasakan dampaknya. Bangladesh adalah salah satu negara yang mengalami akibat buruk dari masalah ini.
Global warming tidak hanya mengakibatkan naiknya permukaan laut, tapi juga iklim yang semakin ekstrem melanda negara ini. Badai dan angin topan yang lebih buruk muncul di Bangladesh merusak lahan dan menewaskan penduduknya.
Suhu yang terus meningkat membuat Gurun Sahara di negara ini menjadi semakin meluas. Tentu saja hal ini merupakan kabar buruk karena meluasnya gurun merambah hingga tanah pertanian sehingga tidak bisa ditanami lagi. Akibatnya, kekurangan pangan tidak akan bisa dihindari.
Di salah satu alam liar terakhir di dunia, global warming telah mengakibatkan perubahan besar dalam kehidupan dan manusianya. Musim dingin di Siberia kini suhunya telah turun dari -50 derajat menjadi -30 derajat dan mengakibatkan permafrost menjadi meleleh.
Tidak hanya 6 negara tersebut yang sudah merasakan dampak dari global warming, tapi juga beberapa negara lainnya. Jika kita tidak bertindak dari sekarang, maka masalah besar akan menimpa kita semua yang tinggal di bumi. Tidak perlu menunggu pemerintah atau perusahaan besar untuk bertindak lebih dulu.
Baca Juga : 5 Dosa Malaysia yang Ternyata Bikin Geram Negara Lain Selain Indonesia
Kita bisa memulai dari diri sendiri dengan menanam pohon, menghemat penggunaan air serta mengurangi penggunaan alat-alat yang mengeluarkan emisi karbon. Mungkin memang tidak terlihat signifikan jika kita melakukannya sendiri, tapi jika banyak orang meniru apa yang kita lakukan dan akhirnya seluruh masyarakat melakukan hal yang sama, maka bayangkan perubahan besar apa yang bisa terjadi untuk bumi tempat tinggal kita.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…