Gerhana bulan adalah fenomena alam yang terjadi secara teratur dalam siklus peredaran bumi, bulan dan matahari. Gerhana yang terjadi pada Rabu (8/10) bisa dibilang merupakan gerhana bulan langka karena dibarengi dengan fenoma alam lain bernama selenelion. Selenelion itu sendiri adalah fenomena di mana bulan dan matahari berada dalam posisi saling berseberangan atau berjarak 180 derajat dari sudut pandang di Bumi.
Sebenarnya fenomena selenelion secara geometris tidak mungkin terjadi. Jika matahari dan bulan berseberangan, maka keduanya tidak akan terlihat dari sudut pandang di Bumi.
Lalu bagaimana selenelion dapat terjadi? Selenelion dapat terjadi karena kemampuan atmosfer tebal bumi dalam membiaskan cahaya, membuat benda-benda langit terangkat dari posisi aktualnya. Pembiasan membuat bulan yang sejatinya sudah tenggelam 4 menit sebelumnya masih tampak ada di barat dalam pengamatan manusia.
Fenomena ini bisa terjadi baik pada senja hari maupun fajar dini hari. Saat selenelion senja, yang terlihay adalah bulan terbit di timur dan matahari tenggelam di barat. Sedangkan saat fajar, selenelion yang terlihat adalah bulan belum tenggelam di barat saat matahari sudah terbit di timur.
Nama selenelion merupakan penggabungan dari dua nama Dewa dalam mitologi Yunani, yaitu dewa bulan yang bernama Selene dan dewa matahari yang bernama Helios.