Indonesia memiliki wilayah yang begitu luas dan terdiri dari keragaman budaya yang sungguh kaya. Memang hal ini adalah suatu kebanggaan tersediri, tapi terkadang hal ini pula yang menimbulkan ancaman seandainya pemerintah pusat tidak bisa berlaku adil kepada masing-masing wilayahnya.
Di Indonesia, sudah beberapa kali terjadi gerakan untuk memisahkan diri dari kedaulatan Indonesia sejak pertama negara kita berdiri. Berikut ini beberapa diantaranya.
1. Negara Islam Indonesia
NII adalah sebuah kelompok Islam di Indonesia yang bertujuan untuk membentuk negara Islam. Gerakan ini dimulai pada 7 Agustus 1942 yang dikoordinir oleh politisi Muslim Sekarmadji Maridjan dan Kartosoewirjo di Tasikmalaya, Jawa Barat. Gerakan ini ternyata memiliki pengaruh yang sangat luas hingga ke Aceh, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Saat itu, berbagai komponen bangsa tidak setuju dengan isi perjanjian Renville yang dianggap hanya merugikan bangsa Indonesia, salah satunya adalah NII. Karena itulah, Kartosuwiryo kemudian memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia. Hal ini tentu saja akhirnya menimbulkan perpecahan sehingga Kartosuwiryo akhirnya ditangkap dan dieksekusi.
2. PRRI
Gerakan PRRI dideklarasikan pertama kali pada 14 Februari 1958 dengan keluarnya ultimatum Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein di Padang, Sumatera Barat. Gerakan ini ternyata mendapatkan sambutan dan dukungan dari wilayah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
Gerakan ini sebenarnya muncul bukan bertujuan untuk membentuk negara baru atau melakukan pemberontakan. Tapi lebih kepada protes tentang bagaimana konstitusi dijalankan dan keinginan adanya otonomi daerah. Gerakan ini terjadi karena kekecewaan daerah kepada pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam melakukan pembangunan.
Gerakan ini akhirnya dianggap sebagai tindakan pemberontakan oleh pemerintah pusat karena menganggap ultimatum tesebut sebagai proklamasi pemerintahan tandingan. Akhirnya gerakan tersebut ditumpas dengan kekuatan militer Indonesia yang besar.
3. Permesta
Permesta atau Perjuangan Rakyat Semesta adalah sebuah gerakan militer yang dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia bagian timur pada 2 Maret 1957 oleh Letkol Ventje Sumual. Pemberontakan ini muncul karena masyarakat merasa kebijakan pemerintahan di Jakarta cenderung stagnan pada pemenuhan ekonomi lokal saja namun membatasi kesempatan pengembangan daerah regional lainnya.
Tidak hanya itu saja, permasalahan juga muncul karena ketidak seimbangan kekuatan politik yang ada. Masyarakat Jawa saat itu yang paling banyak dan paling berpengaruh dalam negara kesatuan Indonesia yang beru terbentuk. Akhirnya, konflik ini sebenarnya hanya sedikit mempermasalahkan tentang pemisahaan diri, namun lebih menitikberatkan tentang pembagian kekuatan politik dan ekonomi yang lebih adil di Indonesia.
4. GAM
GAM atau Gerakan Aceh Merdeka adalah sebuah organisasi yang berupaya agar Aceh lepas dari NKRI. Gerakan ini sebenarnya sudah ada sejak 4 Desember 1976 dengan Hasan di Tiro sebagai inisiatornya. Namun saat itu, mereka menggunakan AM (Aceh Merdeka) sebagai nama resminya.
GAM muncul bukan hanya karena ingin mewujudkan cita-cita untuk membentuk negara dengan ideologi Islam, tapi juga karena faktor ketimpangan ekonomi antara pusat dengan daerah. Padahal Aceh memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan ekonomi negara.
5. RMS
Republik Maluku Selatan atau RMS adalah sebuah republik di kepulauan Maluku yang dideklarasikan pada 25 April 1950. Saat itu pihak kontra-revolusioner bergantung pada perjanjian pasca penjajahan Belanda yang menjanjikan bentuk negara federal. Perjanjian tersebut menjamin otonomi untuk setiap negara dalam federasi.
Namun setelah perjanjian pada Desember 1949 tersebut dianulir, mereka langsung memproklamasikan kemerdekaan Republik Maluku Selatan dengan harapan mendirikan negara sendiri. Meskipun berhasil dikalahkan pada tahun 1950, namun konflik tersebut masih berlanjut hingga 1963. Bahkan RMS kemudian mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada tahun 1966. John Wattilete menjadi Presiden RMS pada April 2010.
6. OPM
OPM atau Organisasi Papua Merdeka didirkan tahun 1965 dan bertujuan untuk memisahkan Papua Barat dari pemerintah Indonesia. OPM merasa tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara Asia lainnya. Penyatuannya ke NKRI merupakan hasil perjanjian Belanda untuk menyerahkan wilayah bekas jajahannya ke Indonesia. Namun bagi OPM, hal tersebut tidak ada bedanya dengan penyerahan dari satu penjajah ke penjajah lain.
Hingga masa Perang Dunia II, wilayah Papua saat itu masih terbagi menjadi kekuasaan Belanda dan Australia. Kedua negara tersebut kemudian melakukan perjanjian agar dua wilayah Papua ini disatukan dan merdeka. Namun kemudian presiden Amerika, John F. Kennedy menulis perjanjian New York yang ditandatangani oleh Belanda, Indonesia dan PBB.
Menjalankan sebuah pemerintahan di negeri yang begitu luas seperti Indonesia bukanlah hal yang mudah dan bisa dilakukan siapa saja. Gerakan-gerakan untuk memisahkan diri dari Indonesia seperti ini juga muncul karena adanya rasa ketidakpuasan dengan pemerintah pusat sehingga mereka memilih untuk berpisah dari Indonesia. Bisa karena perekonomian yang tidak merata, dan bahkan juga aspek pembangunan yang masih belum menjangkau beberapa wilayah lainnya.