in

Apakah Kita Telah Menjadi Generasi Paranoid? Atau Generasi Terlalu PeDe?

Jika kamu punya sedikit waktu luang, cobalah sejenak kamu amati postingan-postingan yang ada di News Feed akun Facebookmu. Di sana akan kamu temukan begitu banyak postingan bernuansa informasi, entah benar atau sekedar provokasi dengan berbagai macam tema. Ada kesehatan, agama, politik, dan masih banyak lagi.

Halaman Facebook kini tidak hanya menjadi tempat untuk tetap berhubungan dengan teman, tapi juga menjadi tempatmu berbagi informasi. Pengguna internet, juga Facebook, seharusnya tahu bahwa berita atau informasi yang ditulis di internet, bahkan dimanapun belum tentu benar. Tapi karena rasa khawatir, paranoid, atau bahkan sentimen, dengan mudah kita klik ‘share’.

Facebook mendadak menjadi tempat orang-orang yang ahli di bidang kesehatan, politik, atau agama. Tidak memungkiri, memang ada sebagian orang yang ahli di bidang tersebut. Tapi yang perlu diingat, jumlah pengguna Facebook yang tidak tahu apa-apa dengan topik yang dibicarakan juga tidak kalah banyak. Dan mereka merasa mendapat informasi ‘baru’ sehingga dengan begitu mudah membagikan informasi tersebut yang sayangnya tanpa diteliti lebih jauh apakah informasi tersebut benar adanya atau tidak.

Jangan terlalu gampang percaya pada berita yang disebarkan di sosial media [Image Source]
Mengapa kita dengan mudah membagi berita apapun di sosial media? [Image Source]
Postingan-postingan informasi dan foto yang entah di ‘copas’ dari mana tersebar di Facebook. Yang lebih seram, terkadang foto-foto yang ditampilkan adalah gambar yang membuat sebagian orang merasa tidak nyaman. Memanfaatkan isu-isu yang sedang ramai dibicarakan. Padahal kita juga tidak benar-benar tahu apakah informasi tersebut adalah 100% benar. Kita tidak bisa hanya bertumpu pada pernyataan ‘no pic hoax’. Karena masalahnya, gambar juga bisa dimanipulasi. Baik dari segi gambarnya, atau informasi yang menyertainya.

Berita-berita yang dibagikan tersebut, menjurus ke arah untuk mengajak kita waspada. Waspada pada masalah kesehatan, bahaya teknologi tertentu, bahaya produk tertentu, bahaya politik seseorang, bahkan bahaya pengaruh agama lain. Apakah kita telah menjadi generasi paranoid yang begitu takut dengan setiap hal sehingga kita dengan mudah menyebarkan ketakutan tersebut tanpa kita periksa ulang kebenarannya? Ataukah kita terlalu percaya diri bahwa kita yang paling memahami suatu permasalahan sehingga dengan mudahnya membagikan informasi tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lainnya?

Pada tahun 1995, McArthur Wheeler berencana merampok bank di siang hari. Ia melumuri wajahnya dengan perasan jeruk lemon atas dasar teori bahwa perasan jeruk lemon bisa membuat tulisan jadi tidak terlihat. Rupanya ia mengira dengan mengoleskan perasan jeruk nipis pada wajahnya, itu akan membuatnya tidak terlihat, dan ia akhirnya merampok 2 bank secara berturut-turut. Tentu saja wajahnya terekam dengan jelas dan polisi bisa menangkapnya dalam waktu singkat. Pertanyaannya, apa yang membuatnya yakin bahwa jeruk lemon juga bisa membuat wajahnya tak terlihat?

Dari sinilah peneliti kemudian menghasilkan penelitian yang diberi nama efek Dunning-Krugger. Menurut penelitian tersebut, secara psikologi, seseorang yang minim pengalaman dan pengetahuan anehnya justru memiliki rasa percaya diri yang paling tinggi. Sebaliknya, justru mereka dengan kemampuan dan pengetahuan menengah, memiliki rasa percaya diri paling rendah. Dan para ahli, malah tidak kalah percaya diri dibandingkan mereka yang sedikit pengetahuan.

Diagram Dunning-Kruger Effect [Image Source]
Diagram Dunning-Kruger Effect [Image Source]
Mungkin dengan adanya informasi sepotong yang diterima di internet, pengguna jadi merasa mengerti dan memahami suatu permasalahan. Sehingga dengan gampangnya mereka ikut membaginya karena merasa yang paling benar dan paling mengerti.

Ah, ini dia, merasa paling benar dan paling mengerti. Salah satu hal yang dengan jelas akan tampak jika kamu mau meluangkan waktu membaca kolom komentar di sebuah artikel berita apapun itu. Mulai dari berita politik, agama, bahkan hingga gossip selebriti.

Merasa paling benar dan paling mengerti adalah awal dari sebuah kebodohan. Jika sudah begini, masihkah kita akan berdebat kusir di kolom komentar? Masihkah kita mau membagi informasi yang tidak jelas sumbernya? Jawabannya ada pada diri kita sendiri.

Written by Tetalogi

Leave a Reply

Legenda dan Cerita di Balik Tempat Wisata di Kota Malang

Ketulusan Dokter Sukseskan Operasi Pasien yang Kurang Mampu