Dari semua presiden yang kita miliki, boleh dibilang Pak Jokowi adalah yang paling unik. Hal ini salah satunya bisa dilihat dari tampilan beliau yang nggak biasa. Terbaru, si ayah Kaesang ini memakai kostum kece ala anak muda zaman now ketika meresmikan kereta Bandara Soekarno-Hatta. Ketika itu jajaran pejabat lainnya rapi jali dengan kemeja batik.
Gaya berpakaian Jokowi yang kadang unik ini akhirnya jadi semacam debat di media terutama oleh netizen yang mulia. Ada yang bilang pasangan duet Pak JK ini melakukan terobosan hebat dengan tampilannya, tapi sebagian yang lain mengatakan kalau busana unik Jokowi adalah hal yang tidak perlu dilakukan, karena itu sangat salah kostum kata mereka. Perdebatan akan selalu ada, apalagi yang menyangkut orang nomor satu. Kembali soal pakaian pak Jokowi, berikut beberapa potretnya yang selalu mengundang perbincangan netizen.
Tampil “Garang” dengan Pistol dan Baju Militer
Saat Presiden menjamu ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, di Istana Negara, publik seakan dikejutkan dengan kostum militer yang dikenakan Jokowi. Pemandangan “tak biasa” tersebut seakan bertolak belakang dengan konsep protokoler mengenai kostum resmi yang harus dikenakan presiden saat menjamu tamu penting.
Di balik kejadian tersebut, ternyata Presiden Jokowi baru saja menyaksikan latihan militer TNI AD di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan baju militer tersebut wajib digunakan untuk menghormati acara dan prajurit TNI yang sedang berlatih. Selain itu, karena alasan efisiensi waktu, Presiden juga tidak berganti pakaian karena ingin segera memenuhi agenda pertemuan dengan ketua PP Muhammadiyah.
Tampil ala “Anak Muda” Saat Resmikan Proyek Kereta
Selera “santai” sang presiden ternyata berlanjut pada momen peresmian proyek Kereta Bandar Soekarno-Hatta. Tidak tanggung-tanggung, Jokowi memilih potongan kasual dengan menggunakan kaos oblong lengan panjang berwarna merah. Untuk bawahannya menggunakan celana hitam dipadu dengan sepatu kets warna putih.
Acara yang sebenarnya sangat formal ini, cenderung menjadi “aneh” jika dilihat dari sisi busana yang dikenakan oleh sosok sekelas presiden. Peresmian proyek yang juga dihadiri oleh sejumlah menteri dan pejabat ini, teralihkan oleh gaya “gaul” sang presiden yang beralasan bahwa penampilan “santai tapi sopan” tersebut sesuai dengan tema lokasi yang berada di kereta.
Pake Seragam Formal Masuk Gorong-gorong Air? Nggak Masalah
Saat era Jokowi masih menjadi Gubernur DKI Jakarta, banyak yang mencibir bahwa tindakan “blusukan” di gorong-gorong got ini merupakan pencitraan belaka. Yang menarik, ini bukan soal blusukan-nya saja. Melainkan seragam Korpri yang masih melekat di tubuh sang Presiden saat melakukan hal tersebut.
Seolah tidak takut terkena kotoran, Jokowi dengan santainya masuk ke dalam sembari memeriksa keadaan gorong-gorong tersebut. Bahkan dalam sesi wawancara pun, dirinya melayani pertnayaan wartawan dengan posisi setengah badan di dalam kubangan got tersebut. Hal ini pun menuai pro dan kontra dikalangan Netizen. Blusukan boleh aja, tapi ganti baju dulu ya Pak, begitu kata orang-orang.
Dandan Ala “Kiai Ponpes” Jadi Kostum Utama Saat Kunjungan Kerja
Agenda Presiden Jokowi yang padat, ternyata tidak mengurangi perhatiannya pada masalah busana yang dikenakannya. Baru-baru ini, Jokowi terlihat sering menggunakan busana ala “Kiai” Pondok Pesantren berupa sarung kain yang dengan dipadu dengan setelan jas formal dalam setiap kunjungan resminya. Hal tersebut sontak membuat heboh Netizen dengan beragam komentarnya.
Ternyata, busana tersebut digunakan karena agenda Jokowi yang menghadiri sejumlah pesantren di tanah air. Acara kunjungan kerja tersebut juga bertepatan dengan momen merayakan Maulid Nabi Muhammad 1438 H. Oleh Netizen, gaya “sarungan” Jokowi tersebut malah diplesetkan menjadi sebuah tebak-tebakan merk sarung yang digunakan di media sosial. Ada-ada saja ya kelakuaan Netizen
Mencoba Agar “Merakyat” dengan Kaos Oblong
Dalam kesempatan lainnya, Jokowi juga pernah hanya menggunakan kaos oblong polos berwarna biru dongker dan celana kain. Saat itu, dirinya menghadiri sebuah acara resmi kepresidenan yaitu santap malam bersama yang diadakan di Istana Negara, yang diadakan pada saat menjelang pergantian tahun baru 2017 ke 2018.
Yang menarik, acara tersebut juga turut mengundang sejumlah warga asli Yogyakarta yang tinggal dan menetap di Jakarta. Meski acara tersebut merupakan sebuah event resmi Negara, Presiden Jokowi tidak canggung berbaur dengan rakyatnya. Malah dengan busana sederhana tersebut, dirinya bisa melebur menjadi satu dan dekat dengan masyarakat sekitar yang menjadi tamu undangan.
Biar Greget, Pimpin Rapat dengan Pakaian Adat
Di era kepemimpinan Presiden RI ke 6, Jokowi, ada banyak kejadian “tak biasa”, sekaligus tingkah unik sang Presiden yang sangat berbeda dari Presiden sebelumnya. Setelah hobi blusukan-nya yang fenomenal viral di masyarakat, sosok presiden yang juga dikenal menyukai musik metal tersebut kerap mengundang komentar Netizen lewat gaya busananya yang “Nyeleneh” untuk sekelas jabatan Presiden.
Pada sidang tahunan MPR/DPR/DPD, Presiden Jokowi tampill beda saat memberikan pidato resmi kenegaraan. Ia mengenakan pakaian adat bangsawan bugis Makassar yakni songkok racca. Tak hanya Jokowi, wakil presiden Yusuf Kalla juga mengenakan busana adat adat Solo, lengkap dengan blangkon dan batiknya. Lewat penggunaan busana ini, Presiden Jokowi ingin menunjukan betapa Indonesia kaya akan keragaman suku dan budaya.
Jaket Superhero Jadi “Tema Tidak Resmi” Saat Kunjungi Proyek
Gaya “trendi” ala Jokowi juga ikut terbawa pada momen saat dirinya tengah mengunjungi sebuah proyek pembangunan jalan tol. Berbeda dari gaya sebelumnya, Kali ini Jokowi menggunakan sebuah jaket berwarna merah dengan logo tokoh kartun “The Flash” di dadanya.
Sebelumnya, Jokowi menggunakan sebuah pin yang bertuliskan Hari Peringatan Hari Anak Nasional untuk menutupi logo tersebut. Sebelum jaket “The Flash Ini muncul, Jokowi juga kerap terlihat memakai jaket bergaya bomber style ala pasukan angkatan bersenjata.
Potret dari gaya “busana rakyat” ala Presiden Jokowi yang banyak disorot saat ini, tentu mempunyai sebuah maksud dan tujuan baik yang mungkin ingin disampaikan beliau kepada semua rakyatnya. Terlepas dari kontroversi yang berupa pencitraan atau bukan, potret kesederhanaan dan gaya “apa adanya” dari sang Presiden tersebut, bisa menjadi teladan positif yang baik untuk ditiru.