Selain menambah sebuah pengalaman bertanding, kompetisi luar negeri juga menjadi ladang emas yang menghasilkan banyak uang untuk pemain Indonesia. Ya, meski jumlah tidak sebesar seperti bermain di Eropa, namun apa yang diterima mereka bisa dibilang cukup. Atau malah lebih besar tatkala pemain-pemain tersebut berlaga di kompetisi tanah air. Gaji pemain yang jarang ditunggak juga menjadi nilai plus enaknya berkarier di negeri tetangga.
Tercatat kini terdapat 9 orang pemain nasional yang abdikan diri untuk klub-klub di Asia Tenggara. Mereka bermain di kompetisi tertinggi dan level kedua di Thailand dan Malaysia. Lalu siapa sajakah pemain-pemain tanah air yang kini memiliki jumlah pesangon besar di negeri tetangga? Untuk mengetahui hal tersebut kalian wajib banyak ulasannya di bawah ini.
Pemain belakang hebat, Ahamad Jufriyanto mendapatkan bayaran tertinggi
Sebagai seorang pemain bintang tanah air, karier Ahmad Jufriyanto di kompetisi negeri tetangga di mulai pada musim 2017/2018. Selama berkarier di Negeri Jiran dirinya bergabung dengan klub Kuala Lumpur FA. Tidak perlu waktu lama untuk bakat besarnya mencuri perhatian pelatih, beberapa kali dirinya sukses masuk skuad inti tim. Selain hal tersebut, Ahamad Jufriyanto juga bisa dibilang sebagai pemain tanah air yang bermain di negeri tetangga memiliki banderol besar. Melansir laman Bolalop, pemain yang kerap disapa Jupe ini mempunyai harga sebesar 2,8 milliar.
Pesepakbola Ternate, Ilham Udin Armaiyn dapatkan 150 ribu Euro dari Klubnya
Apabila Jufriyanto berada diurutan pertama pemain bola yang memiliki harga mahal di kompetisi Malaysia, nama Ilham Udin Armaiyn menduduki posisi kedua sebagai pesepakbola asal Indonesia di Negeri Jiran dengan banderol tinggi. Konon katanya seperti banyak dikabarkan oleh media, pemain kidal ini memiliki harga sebesar 150 ribu Euro atau setara dengan 2,4 miliar. Jumlah yang juga bisa dibilang besar apabila dibandingkan dengan kala ia bergabung dengan kesebelasan di kompetisi lokal Indonesia. Di Malaysia Ilham abdikan diri untuk kesebelasan Selangor FA.
Lama di Malaysia, Andik Vermasyah menjadi pemain berbandrol mahal
Sebelum nama-nama tadi, Andik Vermasyah menjadi sosok pesepakbola nasional yang lebih dulu terjun di kompetisi negeri jiran. Bahkan mantan pemain Persebaya juga beberapa kali sukses merengkuh trofi di kompetisi sepak bola Malaysia kala berseragam Selangor FA. Setelah rampung dengan klub identik kostum merah itu, kini dirinya bermain dengan Kedah FA. Bersama klub baru Andik memang belum persembahkan sebuah gelar, namun banderol harganya bisa dibilang tetap mahal. Pemain asal Jember tersebut memiliki harga sebesar 125 ribu Euro atau apabila di rupiahkan menjadi 2 Milliar.
Debutan Liga Malaysia, Evan Dimas dibayar 2 miliar
Seperti halnya Ahamad Jufriyanto dan Ilham Udin Armaiyn, Evan Dimas juga jalani debut pertamanya di kompetisi negeri jiran. Pesepakbola identik dengan nomor punggung 6 itu, bergabung bersama Selangor FA. Salah satu tim bola sepak Malaysia yang selalu diperhitungkan di kancah liga teratas. Kendati masih seorang debutan, namun harga Evan Dimas tidaklah bisa dianggap murah. Selama berkiprah disana ia di banderol dengan jumlah nominal mencapai 2 miliar. Jumlah yang sangat jauh bila yang didapatkannya tatkala masih berseragam klub di kompetisi Indonesia.
Klub Thailand Port FC, bayar Terens Puhiri sebesar 1,6 milliar
Selain kompetisi Malaysia, liga sepak bola di Thailand juga membuat beberapa pemain nasional mendapatkan pundi-pundi uang dengan nilai tinggi. Seperti salah satunya adalah Terens Puhiri, pesepakbola yang kini memperkuat Port FC. Selama di kesebelasan tersebut pemuda asal tanah Papua ini berbanderol sebesar 100 ribu Euro, jumlah yang apabila diubah ke dalam Rupiah menjadi 1,6 miliar. Nominal bisa dibilang besar untuk pesepakbola muda seperti dirinya yang baru musim ini berseragam klub Negeri Gajah Putih.
Apa-apa yang didapatkan pemain-pemain tadi adalah buah atau hasil kerja keras mereka selama ini. Seperti yang kita ketahui mampu menembus kompetisi luar negeri diperlukan sebuah dedikasi dan perjuangan besar. Hal yang juga menggambarkan apabila tidak ada kemudahan tanpa sebuah usaha yang dilakukan.