Tidak ada manusia yang diciptakan hanya dengan satu sisi, baik-baik saja atau sebaliknya. Setiap orang pasti memiliki dua hal ini. Kalau kemudian ada yang jahat sekali atau keterlaluan baiknya, itu tak lain karena dominasi. Sifat yang berkebalikan selamanya takkan pernah hilang karena sudah takdir Tuhan untuk menciptakan segala sesuatu berpasangan.
Setiap manusia memiliki dua sisi, begitu pula dengan para diktator terkejam sekalipun. Di balik tindak-tanduknya yang bikin resah, atau kebijakannya yang membantai jiwa-jiwa tak bersalah, mereka masih punya sisi baik. Perlu bukti? Lihat saja Kim Jong Un. Pria ini bisa tersenyum lepas ketika mengunjungi bocah-bocah di sebuah panti. Padahal kita tahu sendiri bagaimana kejamnya pria ini. Paman sendiri pun pernah dieksekusi pakai roket.
Tak hanya Kim, masih banyak tokoh paling dilaknat dunia yang kadang menunjukkan sisi-sisi baiknya. Seperti apa? Simak ulasannya berikut.
Melihat foto ini kesannya Hitler seperti bilang, “Ah jangan becanda gitu dong bang.”
Pria ini pernah membunuh jutaan orang, tapi bisa berpose lucu macam begini.
Kim Jong Un pun bisa bahagia hanya dengan naik roller daster.
Potret Pol Pot, si diktator keji Kamboja, ketika menikmati sore yang indah.
Vladimir Lenin, pria kejam ini bahkan bisa bikin kucing tertidur di gendongannya.
Wajah sumringah Mao Zedong bikin hati adem ya, padahal pria ini sudah membantai 78 juta orang Tiongkok.
Idi Amin, si diktator kejam Uganda, tertawa lepas hanya gara-gara lihat gajah.
Ayah Kim Jong Un ini aslinya sering menunjukkan wajah bahagia, tapi seringnya memang muram sih.
Seperti susah dipercaya ya Hitler bikin ekspresi wajah seperti ini. Dia seolah bilang, “Wah, ada rame-rame apa nih?”
Entah, kalau King Leopold II dari Belgia yang suka bantai orang ini, urat tertawanya mungkin sudah putus.
Entah, melihat foto-foto di atas, rasanya seperti tokoh-tokoh ini sangat humble dan baik hati, padahal kejamnya naudzubillah. Memang beginilah manusia. Kita akan selalu punya dua sisi tadi. Menjadi baik atau buruk tergantung bagaimana kita memainkan kadarnya. Mana yang lebih dominan, maka itu yang akan tercermin nantinya.