KKN di Desa Penari menjadi cerita horror paling fenomenal di tahun 2019. Cerita yang viral di Twitter dan terinspirasi dari kisah nyata ini membuat bulu kuduk benar-benar merinding. Bahkan, para pembaca ikut merasakan penderitaan Nur dan kawan-kawannya selama mengadakan kegiatan KKN mereka di sebuah desa misterius di bagian timur pulau Jawa ini.
Sang penulis kemudian menceritakan kembali kisahnya dalam bentuk novel –yang juga laris manis. Di tengah dunia perfilman horror yang sedang tumbuh subur di Indonesia, enggak heran kalau kemudian ada sineas yang tertarik mengadopsi cerita ini ke film. Tak main-main, syuting film ini menghabiskan biaya kurang lebih 15 Miliar Rupiah. Namun, akankah filmnya mirip dan sesukses cerita aslinya yang meledak itu?
Biaya produksi film yang enggak main-main
Dengan judul yang sama, film ini digarap oleh MD Pictures. Enggak main-main, biaya yang digelontorkan untuk membuat film adalah Rp15 miliar, cukup fantastis sih. Berdasarkan tinjauan Boombastis.com, film horror Indonesia yang saat ini dibuat dengan biaya yang mahal adalah Jeritan Malam (Rp20 M) dan Jailangkung (Rp10 M). Bahkan, kalau mau ditotal, biaya KKN di Desa Penari ini berkali lipat jauh dari Pengabdi Setan yang sangat laris di pasaran, tetapi ternyata menghabiskan biaya Rp2 miliar saja. Nah, dengan budget segitu, akankah ia sukses membawa suasana seram seperti narasi @SimpleMan sebagai penulisnya?
Lokasi syuting yang dilakukan di hutan daerah Yogyakarta
Dalam cerita KKN yang ditulis oleh @SimpleMan, hampir semua pembaca meyakini kalau desa yang dimaksud berada di Banyuwangi. Berbagai bukti pun dibeberkan, bahkan ada yang nekat mengunjungi salah satu lokasi yang diyakini kuat sebagai setting asli di mana peristiwa itu terjadi. Namun, dalam film ini, syuting dilakukan di hutan Yogyakarta. Kalau melihat lokasi yang sudah diunggah di akun resmi instagram @kknmovie, menyeramkan dan cukup mirip dengan yang diceritakan sih.
Para pemain dengan ‘logat’ Jawa yang medhok
https://www.instagram.com/p/B6spmgFJmo8/
Karena peserta KKN adalah mahasiswa yang kuliah di salah kampus di Pulau Jawa, maka para pemainnya pun dituntut untuk bisa berbicara dalam logat Jawa. Di KKN kali ini kita akan melihat akting Tissa Biani (Nur), Aghniny Haque (Ayu), Adinda Thomas (Widya), Achmad Megantara (Bima), Calvin Jeremy (Anton), serta Fajar Nugraha (Wahyu). Meski hanya Tissa dan Aghniny yang memang punya darah Jawa, beberapa pemain lain juga bisa berbicara dengan logat yang cukup medhok kok. Tapi, sekali lagi medhok bukan koentji utama film ini menjadi bagus ya, guys. Next, kita lihat apakah mereka mampu menghidupkan karakter 6 mahasiswa itu?
Akankah sesuai dengan ekspektasi netizen?
Manoj Punjabi sebagai produser dari film ini mengatakan kalau salah satu alasan timnya nekat menggarap film KKN di Desa Penari adalah karena sejak awal mereka sudah punya rate sale. Pihak MD Picture juga bertemu langsung dengan sosok @SimpleMan. “Penonton film Indonesia atau penonton di Indonesia punya ekspektasi dari KKN ini, saya tidak mau mengecewakan mereka, itu jadi misi saya,” kata Manoj. Penulis sendiri sudah amaze melihat thriller film ini, terutama di bagian Nur yang sedang solat. Namun, agar tidak kecewa, mari kita tidak usah berekspetasi tinggi dulu, takutnya nanti kecewa. Apalagi kalau ternyata film yang nanti tayang di bioskop kurang sesuai dengan cerita aslinya.
BACA JUGA: KKN Desa Penari, Cerita Horror yang Sedang Diperbincangkan Banyak Orang
KKN di Desa Penari ini patut menjadi film yang kita tunggu. Pastinya, para penggemar cerita-cerita Simple Man sudah sangat tidak sabar ingin menyaksikan film ini di layar lebar. Semoga saja tidak mengecewakan dan sesuai dengan ekspektasi penonton ya.