Maraknya kasus prostitusi artis beberapa waktu lalu, serta polemik Kalijodo yang bikin heboh itu, seolah menegaskan jika praktik amoral ini seakan sudah menjadi bagian dari Indonesia. Bahkan kalau kita kembali berkaca kepada sejarah, prostitusi ternyata sudah lama ada di tanah air. Wanita-wanita penghibur sudah menjajakan dirinya sejak Belanda ada di sini atau lebih dari 100an tahun lalu.
BACA JUGA: 5 Fakta Tentang Nyai, Wanita Pribumi Peliharaan Pria Belanda Zaman Penjajahan
Fientje de Feniks, adalah bukti nyata bagaimana prostitusi di masa lalu juga tak kalah maraknya daripada hari ini. Feniks sendiri adalah primadona di Batavia. Semua orang mengenalnya, termasuk Meneer-Meneer yang berpengaruh ketika itu. Seumpama ia dipatok tarif seperti para tersangka artis itu, mungkin harga semalam seorang Feniks bisa ratusan juta atau lebih.
Sayangnya, akhir hidup seorang Feniks tak berbahagia. Wanita belia 19 tahun ini mati di tangan pria yang jadi pelanggan setianya.
Tidak ada riwayat yang jelas tentang silsilah keluarga Fientje de Feniks. Namun, menurut sejarah ia adalah orang Indonesia asli. Meskipun pribumi tulen, namun Feniks bukanlah seperti kebanyakan wanita lokal pada umumnya di masa itu. Ya, fisiknya lebih ke ras Indo atau campuran.
Feniks digambarkan sebagai wanita yang cantik luar biasa. Ia masih sangat muda, belasan tahun usianya, kulitnya putih namun tidak pucat seperti orang Eropa, matanya lebar, dan rambutnya hitam berkilau. Sangat jarang wanita indo di masa itu. Alhasil, bayangkan sendiri kagumnya orang-orang seperti apa terhadap sosok satu ini.
Berkah kecantikan Feniks sayangnya tidak dipakai untuk perjuangan. Namun, karena masa-masa ketika itu juga sangat keras, mungkin pada akhirnya ia tak bisa melawan saat dipaksa untuk terjun ke dunia gelap prostitusi. Zaman kolonialisme prostitusi memang sudah marak. Pria-pria Belanda, mereka butuh pelampiasan ketika jauh dari istri atau kekasih mereka di sana.
Keberadaan Feniks yang cantik dan ke-Eropa-Eropa-an itu, tak pelak membuat orang-orang Belanda kepincut luar biasa. Alhasil, ia pun disewa oleh banyak orang. Terutama dari kalangan bangsa Kompeni yang kaya-kaya dan berpengaruh. Pamor dan reputasi pun melekat padanya dan membuat harga semalam seorang Feniks sangat mahal. Bahkan disebut-sebut Feniks adalah wanita malam kelas atas yang di masa itu sangat jarang ada.
Banyak pria-pria pembesar Hindia Belanda yang berhubungan dengan Feniks. Salah satunya adalah Gemser Brinkman. Pria ini adalah anggota Sociteit Concordia, semacam organisasi atau perkumpulan yang anggotanya adalah sosok-sosok berpengaruh di pemerintah Hindia Belanda. Hubungan antara dua orang ini dikatakan harmonis dan saling menyayangi satu sama lain. Meskipun relasi keduanya hanyalah sebatas klien dan langganan.
Ketika keduanya yang makin sering bertemu dan memadu kasih, akhirnya rasa cinta pun tumbuh. Brinkman dikatakan ingin memboyong Feniks untuk dijadikan simpanan atau gundiknya. Sayangnya, Feniks lebih memilih pekerjaan lamanya. Ini pun akhirnya membuat Brinkman marah dan berakibat pada kematian Feniks.
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, Feniks memiliki hubungan yang cukup spesial dengan seorang pria penting bernama Gemser Brinkman. Keduanya terlibat dalam hubungan serius, namun Feniks tidak bisa memenuhi keinginan Brinkman untuk dijadikan wanita simpanan atau gundiknya. Brinkman marah dan akhirnya membunuh Feniks.
Sempat terjadi cekcok di belakang rumah prostitusi tempat Feniks bekerja. Adu mulut ini pun berakhir menjadi aksi pembunuhan oleh Brinkman. Versi lain menyebutkan kalau Brinkman menyewa tiga orang pria untuk menghabisi sang wanita cantik ini yang kemudian membuang mayat Feniks di Kalibaru, Batavia.
Penemuan mayat Feniks pada tanggal 17 Mei 1912 di Kalibaru mengejutkan banyak orang. Apalagi saat itu popularitas Feniks masih hangat-hangatnya. Kematian sang wanita cantik ini pun menyebar sampai ke penjuru kota. Hingga akhirnya kasusnya mulai diperkarakan. Seorang Polisi Batavia bernama Reumpol berinisiatif melakukan investigasi.
Kasus ini mulai terlihat benang merahnya ketika satu persatu saksi kunci mulai ditemukan dan menceritakan kematian Feniks. Hingga akhirnya semua tuduhan positif mengarah ke Brinkman. Brinkman yang seorang anggota kumpulan elit hanya terkekeh-kekeh jumawa karena ia merasa akan aman dari semua tuduhan. Namun, kenyataannya hal tersebut tidak berpengaruh apa pun.
Brinkman tetap disidang pada akhirnya. Bahkan dengan keterangan para saksi kunci akhirnya ia pun dijatuhi hukuman mati. Brinkman sangat frustasi dengan hal ini dan ia sama sekali tidak pernah menyangka akan diperlakukan seperti itu. Hingga pada akhirnya belum sempat tali gantungan menempel di lehernya, pria ini mengakhiri hidupnya lebih dulu di penjara.
BACA JUGA: 5 Negara Muslim ini Dikenal Memiliki Penduduk Wanita yang Super Cantik
Inilah kisah hidup seorang Fientje de Feniks. Ia fakta sejarah penting tentang gelapnya masa lalu Indonesia di bawah bayang-bayang penjajahan Belanda. Meskipun demikian, namun satu hal baik yang bisa diangkat dari cerita Feniks. Ya, keadilan saat itu bisa ditegakkan. Bahkan sampai bisa menjebloskan orang penting Belanda yang notabene adalah sosok penting di masa itu.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…