Di Tiongkok, ada sebuah festival makan daging anjing yang tentunya mengundang kecaman banyak pihak. Bagi sebagian warga di Kota Yulin, bagian selatan Tiongkok, puncak musim panas adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga dan teman dekat. Mereka pun berkumpul menikmati daging anjing.
Ribuan anjing dipotong selama festival daging anjing yang digelar tahunan di kota tersebut. Tak heran muncul perdebatan dan kontroversi terhadap festival itu. Namun meski dianggap kontroversial, festival tersebut tetap saja diadakan. Masyarakat golongan atas menganggap kepemilikan anjing sebagai kebiasaan orang kelas bawah. Seiring perkembangan ekonomi, masyarakat kelas menengah mulai menolak festival itu sebagai tindakan barbar.
Sekelompok aktivis pecinta hewan menggelar spanduk di depan kantor pemerintahan Kota Yulin. Mereka menuntut festival itu dihentikan. Namun, upaya mereka akhirnya dibubarkan oleh orang tak dikenal. Pasar anjing yang berada kota itu menjadi bukti terjadinya bentrokan antara pendukung dan penentang perdagangan daging anjing. Bahkan, pertentangan ini pun berakhir dengan ketegangan.
Seorang warga mengatakan menyantap daging anjing sangat sehat saat suhu panas seperti sekarang. “Ada norma budaya mengenai apa yang dpaat kita makan, kalian makan daging kalkun, jadi kenapa mencoba melarang kami menyantap daging anjing? Ini menyehatkan, sama seperti daging babi atau ayam. Sama saja,” kata seorang pendukung festival.
Tahun lalu, aktivis bernama Yang Xiaoyun masuk dalam berita utama di surat kabar setelah mengeluarkan biaya sekitar 150.000 yuan atau USD 24.160 untuk menyelamatkan anjing-anjing dari festival tersebut. Yang Xiaoyun mengumpulkan dana dari seluruh Tiongkok untuk menyelamatkan anjing-anjing tersebut. Dia berharap dana yang terkumpul dapat digunakan untuk membuat rumah bagi anjing yang telah diselamatkan dekat Kota Yulin.