Akhir-akhir ini rupiah mengalami penurunan nilai yang cukup bikin pusing. Sempat ketar-ketir bakal masuk ke angka Rp 12 ribuan per USD 1, kini nilai mata uang kita malah merosot mencapai angka Rp 13 ribuan. Dampaknya pun bikin susah, mulai dari harga-harga kebutuhan ikut naik. Termasuk masuk peralatan elektronik yang memakai standar dollar. Namun, boleh dibilang kita masih beruntung lho. Kok bisa?
Yuk, tengok Zimbabwe yang tengah didera inflasi gila-gilaan. Asal kamu tahu $1 dollar Amerika nilainya sama dengan $ 35 ribu triliun dollar Zimbabwe! Bisa dibayangkan tuh gimana susahnya rakyat negara tetangga Zambia ini. Beli 1 kilogram telur pun setidaknya mereka butuh ratusan triliun. Nah, gimana jadinya yah kalau kondisi semacam ini menimpa Indonesia? Simak ulasan menarik ini!
1. Kencan Bawa Uang Sekoper
Well, kalau kencan kamu hanya membutuhkan beberapa lembar Rp 100 ribuan aja, bayangkan kalau nilai rupiah sama dengan dollar Zimbabwe. Kamu bakal butuh koper tuh untuk nge-date. Bayangkan mulai dari parkir, makan malam, snack, hingga nonton, berapa banyak uang yang harus kamu bayarkan?
Mungkin akan jadi kencan paling menyusahkan yang pernah ada tuh. Apalagi kalau pemerintah nggak memberlakukan uang kertas nominal besar seperti Zimbabwe. Bakal beneran bawa koper. Uniknya lagi, berangkatnya koper penuh uang dan pulangnya bisa langsung kosong. Bener-bener nggak asik!
2. Beli Smartphone Bawa Truk
Bayangkan jika kondisi keuangan kita sama seperti Zimbabwe yakni USD 1 sama dengan Rp 35 triliun, butuh berapa duit tuh untuk membeli smartphone yang low end aja? Pastinya kamu harus menyewa setidaknya 2 sampai tiga truk untuk membawa semua uangmu. Pasti bakal aneh banget yah?
Beli pulsa pun bakal jadi awkward moment banget. Gimana nggak, ketika kamu membawa satu tas penuh uang hanya untuk mengisi pulsa nominal Rp 10 ribu saat ini. Nggak terbayangkan susahnya.
3. Pabrik Dompet Tutup Usaha
Tanyakan kepada penduduk Zimbabwe apakah mereka butuh dompet untuk uang-uang mereka? Sama sekali nggak! Kamu mungkin butuh tas atau bahkan troli belanja. Bukan buat barang yang bakal dibeli, tapi untuk menaruh semua uangmu. Akibatnya? Pabrik dompet pun bakal gulung tikar tuh.
Nggak ada yang memerlukan dompet lagi. Mungkin masih ada sih beberapa yang menggunakannya, itu pun nggak lebih untuk menaruh kartu nama atau pun STNK kendaraan aja. Tanpa dompet, mungkin dandanan kita juga nggak bakal kece kayak dulu lagi.
4. Bank Kehabisan Tempat Penyimpanan
Gimana dengan bank? Sayangnya, mungkin kamu udah nggak bisa memanfaatkan jasa mereka untuk menabung atau sekedar menitipkan uang. Kalau menabungnya dollar Amerika sih nggak masalah, cuma butuh sebuah box kecil aja. Bayangkan deh kalau kamu pengen menyimpan banyak uang senilai USD 10.000 tapi dalam bentuk rupiah yang nilainya sama dengan dollar Zimbabwe? Mungkin satu ruangan penuh bakal hanya untuk uangmu aja tuh!
Sebagai alternatif, mungkin banyak orang yang bakal menyewa rumah atau gedung-gedung kosong. Bukan untuk ditinggali nih, tapi sebagai tempat penyimpanan uang. Malah lebih ribet jadinya. Belum lagi ancaman maling dan sebagainya, makin ngenes kalau rumahnya terbakar. Sama sekali nggak enak deh!
Untungnya, mata uang kita hanya senilai Rp 13 ribuan aja meskipun penurunan nilai ini aslinya juga menyiksa banget. Kabar terakhir dari dollar Zimbabwe, pemerintah mereka bakal segera menarik uang yang udah beredar dan diganti dollar Amerika serikat sebagai mata uang primer. Lalu gimana dengan nasib mata uang asli? Sebagian penduduk Zimbabwe katanya bakal mengobralnya jadi sovenir. Hmm, lumayan tuh bisa jadi collectible item.