Kabar soal NET TV yang bakal melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya, tak urung membuat terkejut banyak pihak. Perusahaan TV swasta yang dikenal dengan jargon “Televisi Masa Kini” tersebut, padahal dikenal sebagai pionir acara yang berkualitas di tanah air. Meski demikian, Wishnutama Kusubandio selaku Komisaris Utama PT Net Mediatama Televisi memberikan klarifikasinya bahwa hal tersebut tidak lah benar.
Sebagai pendiri NET TV, Wishnutama dikenal kerap menyajikan tayangan yang berbeda dengan statisun TV kebanyakan. Dengan sederet pengalamannya di dunia pertelevisian, ada banyak karya-karya yang diakui dan disukai oleh masyarakat. Bahkan saat pertama kali mendirikan NET TV, tak butuh waktu lama bagi perusahaan baru itu untuk meraih poularitas dan bersaing dengan TV swasta lainnya.
Lulusan luar negeri yang menimba ilmu di bidang pertelevisian
Tinggal dan bersekolah di luar negeri, menjadi jalan bagi seorang Wishnutama untuk menimba banyak ilmu. Tercatat, ia menghabiskan masa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kooralbyn International School di Queensland (Australia) dan di International School of Singapore. Pengetahuan soal pertelevisian dan komunikasi ia dapatkan saat berkuliah do Emerson College, Boston, AS.
Sebelumnya, pria kelahiran 4 Mei 1970 di Jayapura, Papua itu juga telah menyelesaikan kuliah jurusan Liberal Arts di Mount Ida College Boston, AS. Meski telah mengenyam pendidikan tinggi, bukan berarti dirinya langsung mendapatkan poisis yang enak. Wishnutama juga merintis karir dari bawah dengan menjadi asisten produksi di perusahaan TV kabel New England Cable News dan asisten direktur promosi on air di WHDH TV, Boston. Keduan perusahaan tersebut berada di Amerika Serikat.
Sajikan tayangan berkualitas yang disukai oleh masyarakat
Sepulangnya ke Indonesia pada 1994, Wishnutama bekerja untuk Indosiar sebagai manajer produksi dan melahirkan banyak tayangan berkualitas untuk perusahaan TV swasta yang dimiliki oleh unit usaha Grup Salim tersebut. Acara yang terkenal seperti Pesta, Gebyar BCA, Patroli, Satu Jam Bersama, dan Saksi, merupakan hasil tangan dingin dari seorang Wishnutama pada saat itu.
Saat pindah ke ke Trans TV pada 2001, karir Wishnutama semakin menanjak. Terlebih, saat dirinya ditunjuk sebagai Direktur Utama dari perusahaan TV tersebut. Selama berkarir di Trans Corp, ia banyak membawahi berbagai program televisi yang begitu digemari masyarakat pada saat itu, seperti Extravaganza, Dunia Lain, Termehek-Mehek, Opera Van Java, On The Spot, dan Indonesia Mencari Bakat.
Dirikan NET TV hingga meraih sederet penghargaan bergengsi
Tangan dingin Wishnutama di industri pertelevisian tanah air membuahkan hasil. Ia pun menerima berbagai penghargaan di dalam dan luar negeri seperti Indonesian Television Award dan Panasonic Awards, The Best CEO in Indonesia 2010 pilihan majalah SWA dan Indonesia Marketing Champion 2015 for the Broadcast, TV Pay & Media sector pilihan MarkPlus. Bahkan saat ada perhelatan Asian Games 2018, Wishnutama didapuk sebagai Creative Director (Sutradara Kreatif) yang menangani acara pembukaan dan penutupan dari festival olahraga tersebut.
Prestasi dan kiprah Wishnutama di dunia pertelevisian semakin mengkilap tatkala dirinya memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri. NET TV pun lahir dan langsung tancap gas hingga menjadi idola masyarakat Tanah Air. Mengusung jargon ” Televisi Idola Masa Kini”, stasiun TV swasta yang berdiri pada tahun 2013 itu memberikan alternatif tayangan berkualitas yang selama ini belum di temukan di saluran TV Indonesia. Sayang, kiprahnya sempat terganggu dengan adanya isu PHK massal hingga kebangkrutan yang ternyata dibantah oleh pihak para petinggi NET sendiri.
BACA JUGA: Kisah Karni Ilyas, Sosok Host Spektakuler yang Sukses Bikin Acara TV Anti-Mainstream
Tak salah bila ada ungkapan yang mengatakan bahwa, guru adalah pengalaman yang terbaik. Selain dikenal karena kreativitasnya, sosok Wishnutama juga telah makan asam garam di industri pertelevisian, baik di luar negeri saat menempuh pendidikan hingga menjabat berbagai posisi penting di perusahaan TV dalam negeri.