Kereta api merupakan salah satu transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. bukan hanya karena harganya yang terjangkau, perjalanan juga terasa lebih menyenangkan karena tak ada macet dan disuguhkan pemandangan indah. Belum lagi, dengan bayaran murah, penumpang tetap mendapat fasilitas yang terbilang mewah.
Di balik kereta yang melaju, ada seorang masinis. Sosok yang ada di balik kemudi dan berperan penting dalam mengoperasikan seluruh rangkaian kereta. Namun, nama masinis kadang terkesan remeh, dengan dalih ‘ah mudah saja, kan tinggal mengikuti jalur rel kereta’. Nah, yang terjadi sebenarnya bukanlah hal tersebut, seorang masinis ini harus mengalami suka duka seperti ini selama mengoperasikan kereta.
Menjalani pendidikan khusus dan militer
Walaupun tidak turun ke medan tempur, nyatanya masinis tak hanya dituntut kuat secara mental tetapi juga fisik. Ada pendidikan khusus yang harus dijalani sebelum dinyatakan sah dan layak mengemudi kereta api. Pendidikan khusus ini diadakan di Balai pelatihan Teknik Traksi (BPTT) di Yogyakarta selama tiga tahun lamanya. Calon masinis akan mendapat segala pengetahuan tentang kereta api, setelahnya mereka diarahkan ke program magang di Perawatan Kereta Api (DEPOT) lalu terakhir mendapatkan sertifikasi masinis.
Asisten masinis dengan 2000 jam kerja
Setelah resmi menjadi pegawai di PTKAI, mereka tak lantas langsung mengendarai kereta dan menjadi sopir tetapnya. Pasca pendidikan khusus dan militer, masih ada magang lagi selama tiga tahun. Dalam jangka waktu tersebut mereka akan diberi kesempatan memiliki 2000 jam terbang untuk bisa mengajukan diri menjadi masinis utama.
Bukan hanya sekedar ngerem ngegas saja
Jika mau dibandingkan dengan tugas seorang pilot yang mengudara, atau sopir kendaraan darat, profesi sebagai masinis mungkin tampak tidak berat. Hanya butuh ngerem dan ngegas lokomotif saja, namun hal tersebut nyatanya salah besar. Seorang masinis harus tanggap dalam memprediksi lamanya perjalanan, menghafal setiap stasiun yang akan dilalui, seberapa kencang laju kecepatan kereta, sinyal setiap lintasan, serta titik pengereman yang tepat.
Tak ada libur di hari raya
Lebaran dan perayaan hari besar seharusnya menjadi ajang untuk orang-orang berkumpul bersama keluarga dan mereka yang terkasih. Namun, kenikmatan ini tidak akan dirasakan oleh seorang yang profesinya masinis, khususnya ketika Natal dan Idul Fitri. Mereka tetap setia menjadi pelayan publik, mengantar orang ke tujuan dan bertemu dengan keluarga mereka.
Jadi masinis kapan liburnya?
Adakah yang pernah terpikir, seorang masinis liburnya kapan? Nah, untuk hal ini kamu harus mengetahui dulu jam kerja seorang masinis. Setiap hari, seorang masinis wajib mengoperasikan 2 kereta api (pulang-pergi) yang rata-rata setiap perjalanan memakan waktu 6-10 jam. Ditambah lagi, jika ada tugas dinas, bisa tidak pulang ke rumah selama dua hari loh. Untuk fasilitas, ada mess hingga rumah sebagai tempat beristirahat.
Tugasnya cukup berat bukan? Apalagi untuk ukuran gaji yang berkisar belasan juta. Berterimkasihlah kepada para petugas di balik kemudi kereta api ini, karena berkat mereka kamu bisa merasakan nikmatnya mudik dan bertemu dengan keluarga. Mari kita apresiasi siapapun yang berprofesi sebagai masinis kereta!