Gesekan antara Organisasi Papua Merdeka dan militer TNI, masih saja terus terjadi. Konflik yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata tersebut, terkadang banyak memakan korban dari warga sipil yang tidak tahu apa-apa. Salah satunya adalah peristiwa penyanderaan Mapenduma.
Dalam kejadian itu, Kelly Kwalik merupakan tokoh utama yang dicari sebagai bentuk tanggung jawab atas tindakannya. Hutan Papua yang lebat, ditambah dengan medan terjal, membuat kelompok OPM kerap menebar teror. Tak hanya pada tentara TNI, tapi juga penduduk sipil yang dianggap tak mendukung gerakan Papua Merdeka. Di tengah cantiknya alam Papua, sepak terjang Kelly Kwalik menjadi perhitungan tersendiri bagi TNI.
Terlahir sebagai keturunan suku pemilik lahan Freeport
Sebelum kedatangan Freeport di tanah Papua, leluhur Kelly Kwalik merupakan suku yang berhak atas tanah penuh emas tersebut. Dilansir dari nasional.kompas.com, Kwalik lahir sekitar tahun 1955 di Noema, Kampung Jilla. Ia merupakan seorang Amungme, sebuah suku pemilik hak tanah adat asli dari Gunung Ertsberg dan Grasberg yang emasnya ditambang PT Freeport Indonesia (PT FI).
Awal mula bergabung dengan OPM
Dilansir dari nasional.kompas.com, Kwalik ternyata pernah mengenyam pendidikan Sekolah Guru Bantu (SGB) Fak-fak dan Biak dan lulus pada 1974. Entah mengapa, ia kemudian melarikan diri ke dalam hutan dan bergabung dengan TPN/OPM di bawah pimpinan Jakob Prai dan Seth Rumkorem. Saat terjadi perpecahan faksi di tubuh organisasi tersebut, Kwalik kemudian memilih pindah ke Wamena, Ilaga, Jilla, hingga tiba di Agimuga pada 1976
Diangkat menjadi panglima tertinggi OPM di wilayah Papua Barat
Ia langsung dipercaya menggantikan Panglima Komando Daerah Operasi III TPN/OPM Anaya Bony Niwilingame, yang telah mangkat. Karena kecakapan dan eksistensinya di kalangan tokoh Organisasi Papua Merdeka, riwayat Kwalik melambung dengan cepat. Ia bahkan disebut-sebut sebagai Panglima Tertinggi Papua Barat.
Menjadi dalang utama dalam aksi penyanderaan
Peristiwa penyanderaan 26 peneliti Tim Ekspedisi Lorentz di Mapenduma pada Januari 1996, turut mempertegas eksistensi Kwalik di dalam OPM. Musibah itu diketahui setelah adanya laporan dari Mission Aviation Fellowship cabang Wamena yang masuk kepada Kodim Jayawijaya, Irian Jaya. Meski beberapa sandera berhasil diselamatkan oleh satuan Kopassus, pengaruh Kelly Kwalik sangat besar pada saat itu. Alhasil, setiap kejadian kekerasan di Papua, namanya selalu dicatut.
Kelly Kwalik tewas disergap pasukan TNI
Setiap kejadian berbau kekerasan bersenjata di Papua, Kelly Kwalik kerap dituding sebagai biang keladinya. Seperti serangkaian kasus penembakan yang terjadi di areal PT FI sejak Juli 2009, pihak Kwalik dituding oleh TNI sebagai penyebabnya. Namun, hal tersebut dibantah oleh Kepolisian Daerah Papua yang justru menyangkal keterlibatan dirinya. Tak lama kemudian, terdengan kabar bahwa Kelly Kwalik telah meninggal setelah disergap dalam baku tembak di sekitar gorong-gorong Timika, Kabupaten Mimika, Papua.
Meski status Daerah Operasi Militer (DOM) telah dicabut sejak 1998, Papua masih saja menjadi ladang kematian yang menakutkan. Ironis memang. Tanah dan alam yang subur, harus teraniaya dengan ketamakan bangsa asing dan pertumpahan darah antar anak negeri. Apakah perjuangan penerus Kelly Kwalik hingga Papua lepas dari NKRI akan tetap ada? Entahlah.