Saparmurat Niyazov, nama satu ini mungkin cukup asing di telinga. Jika pun tahu, kita mungkin hanya menganggapnya sebagai salah satu presiden yang pernah memerintah Turkmenistan. Sekilas memang seperti seorang presiden biasa, tapi tak banyak yang tahu jika pria ini punya kelakuan yang sangat buruk sebagai seorang presiden. Bahkan Kim Jong Un yang seperti itu, lebih baik daripada Niyazov.
Semasa memimpin, pria ini banyak melakukan hal-hal tak masuk akal dan seenaknya sendiri. Misalnya menetapkan sebuah hari libur dengan alasan yang konyol. Di Turkmenistan ada hari libur bernama Melon. Setiap kali datang, hari libur ini diperingati dengan pesta-pesta luar biasa. Alasan di balik perayaan ini sungguh konyol. Ya, Niyazov adalah pecinta melon kemudian ia menciptakan hari libur untuk buah kesayangannya itu.
Tak hanya tentang hari melon yang konyol, masih banyak kegilaan lainnya yang dilakukan oleh seorang Saparmurat. Simak ulasan lengkapnya berikut.
Niyazov selalu menganggapnya berjasa bagi Turkmenistan. Memang sih, ia berandil penuh dalam usaha melepaskan diri dari Soviet. Meskipun begitu, tak berarti ia harus melakukan hal-hal yang berlebihan. Tapi, Saparmurat bersikeras jika semua orang Turkmenistan harus ingat jasanya. Makanya, kemudian dibangunlah sebuah patung emas di salah satu sudut kota Ashgabat.
Sudah tak bisa dipungkiri betapa presiden satu ini memang begitu narsis. Tak hanya membangun patung dirinya dengan megah, ia juga memberikan gelar pada diri sendiri dengan sebutan Turkmenbashi yang artinya adalah bapaknya orang-orang Turkmenistan.
Kegilaan selanjutnya yang dilakukan oleh Niyazov adalah ekspansi dari kenarsisannya. Tak cukup dengan patung emas dan julukan Turkmenbashi, sang presiden mulai memberlakukan satu peraturan aneh, yakni memajang fotonya di semua ruang kelas di seluruh sekolah di Turkmenistan.
Sekilas perintah Niyazov yang melarang peredaran rokok ini sangat baik dan positif. Tapi, jika berkaca pada latarbelakang kenapa ia sampai menurunkan titah tersebut, kita bisa berkesimpulan kalau sang presiden memang benar-benar egois dan semaunya sendiri.
Jika diperhatikan, setiap diktator pasti menulis buku khusus berisi aturan yang dibuatnya sendiri. Hitler dengan Mein Kampf miliknya atau Mao Zedong dengan buku merahnya. Langkah ini pun ternyata juga ditiru oleh Niyazov dengan menciptakan Ruhnama. Buku ini sendiri berisi filsafat serta sejarah-sejarah yang ditulis oleh Niyazov.
Siapa sangka jika dunia ini masih memiliki diktator seperti ini. Tapi, untungnya masa Niyazov berakhir dengan kematiannya di tahun 2006 karena jantung. Meskipun demikian masyarakat Turkmenistan belum benar-benar tenang. Pasalnya, mereka sekarang dipimpin oleh seseorang yang konon tak jauh beda dari Niyazov, namanya adalah Gurbanguli Berdymukhamedov yang juga tak kalah kontroversial.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…