Jalan takdir yang berliku, membuat figur Rieke Diah Pitaloka yang dulu dikenal sebagai aktris layar kaca, tiba-tiba berubah haluan menjadi seorang politikus. Wanita kelahiran Garut, Jawa Barat, 8 Januari 1974 tersebut, sebelumnya populer lewat peran sebagai oneng di sebuah sitkom yang berjudul Bajaj Bajuri. Alhasil, namanya pun langsung dikenal luas sebagai komedian pada saat itu.
Seiring berjalannya waktu, Rieke mulai mencoba peruntungan lain yakni masuk ke dunia politik. Melalui partai PDI-P, dirinya sukses menjadi anggota DPR periode 2009 hingga 2014. Tak puas, ia bahkan membidik kursi Gubernur Jawa Barat dengan menggandeng Teten Masduki dan memperoleh nomor urut 5. Tak banyak yang tahu, Rieke juga pernah tersandung beragam kasus saat ia mulai menjabat sebagai tokoh politik.
Dikenal sebagai komedian di Sitkom Bajaj Bajuri
Bagi kalian Sahabat Boombastis yang besar di tahun 2000-an, pasti menyukai acara situasi komedi (sitkom) Bajaj Bajuri. Di situlah, awal Rieke yang memerankan sosok oneng mulai dikenal masyarakat. Dengan tingkah lakunya yang ‘oon’ dan kerap enggak nyambung, karakter yang ia bawakan sukses mengocok perut pemirsa layar kaca. Beradu akting dengan sejumlah bintang seperti Mat Solar dan Nani Widjaja, Rieke berhasil membawa namanya sebagai seniman yang berkualitas.
Sosok artis yang berpendidikan tinggi
Meski sukses berkarir sebagai seorang seniman, Rieke ternyata menaruh minat yang besar terhadap pendidikan. Setelah menyelesaikan S-1 di Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia dan S-1 Filsafat STF Driyakara, Jakarta, ia pun melanjutkan ke jenjang berikutnya, yakni S-2 di jurusan Filsafat Universitas Indonesia (UI). Padahal, Rieke saat itu tengah disibukkan dengan kegiatan syuting sebagai artis yang terbilang padat. Meski telihat ‘oon’ saat berperan sebagai Oneng di sitkom Bajaj Bajuri, ia justru sukses menyelesaikan pendidikan terakhirnya tersebut. Patut dicontoh nih Sahabat Boombastis!
Maju sebagai seorang politikus
Sebelum berlabuh ke PDI-Perjuangan yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, Rieke sempat menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinan Muhaimin Iskandar. Saat berhasil menduduki kursi dewan di komisi IX, ia banyak mencurahan perhatiannya pada bidang bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan, Rieke juga menjadi anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Sempat tersandung kasus salah hitung quick count Pilgub Jawa Barat 2013
Sayang, kehebatannya di dunia akademik dan seni peran harus tercoreng gara-gara beberapa perisitiwa yang dialaminya. Dilansir dari news.detik.com, ia tersandung kasus salah perhitungan pada quick count pilgub 2013 silam. Di mana beredar kabar yang menempatkan pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki sebagai pemegang suara mayoritas. Ternyata, real count KPU menghitung bahwa pemenangnya adalah Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar.
Digrebek ormas karena dianggap mendukung aliran komunis
Saat itu, Rieke bersama rekannya, Ribka Tjiptaning yang merupakan anak dari tokoh PKI di zamannya, tengah mengadakan acara sosial yang didukung Komisi IX di Banyuwangi. Dilansir dari news.detik.com, sebuah ormas keagamaan tiba-tiba datang dan langsung membubarkan acara tersebut. Mereka menuding acara itu sebagai ajang pertemuan keturunan PKI dan dianggap sebagai gerakan Neo-PKI. Sontak, Rieke dan Ribka pun harus legowo acara tersebut dibubarkan. Dirinya bahkan sempat melontarkan nada kekecewaan
“Saya menyayangkan sikap yang dilakukan FPI, karena bekas anggota atau keturunan PKI juga warga negara Indonesia,” ujar Rieke yang dilansir dari kapanlagi.com.
Senada dengan Rieke, Ribka pun mengeluhkan pembubaran acara yang dianggapnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat tersebut.
“Ini menunjukkan bahwa negara kita belum demokratis sehingga orang lain masih berpikir awam tentang latar belakang saya,” pungkasnya yang dilansir dari kapanlagi.com.
Tak mudah memang mengarungi kerasnya dunia perpolitikan di Tanah Air. Sekali kita berbuat kesalahan, maka hal tersebut bakal mencoreng imej di mata masyarakat. Sama Seperti perjalanan karir Rieke Diah Pitaloka di atas, ia membuktikan bahwa dunia politik itu begitu kejam dan berisiko. Meski untuk seorang seniman terkenal seperti dirinya.