Isu Jakarta akan tenggelam, menjadi sorotan setelah Kementerian ESDM melalui Badan Geologi ikut menaruh perhatiannya pada hal tersebut. Bahkan, adanya intrusi air laut yang kini sudah mencapai Monas, membuat prediksi tenggelamnya Jakarta semakin menguat. Tak heran jika Menteri ESDM Ignasius Jonan mengaku sangat khawatir.
Demi mencegah hal tersebut, pemerintah sejatinya telah memiliki proyek besar bernama Giant Sea Wall atau tanggul raksasa. Pembangunan yang juga disebut sebagai “Proyek Garuda” itu, dinilai sangat penting lantaran bisa mencegah wilayah Jakarta-khususnya di bagian Utara, tenggelam oleh air laut. Lantas, seperti apa bentuk dari proyek tersebut?
Jauh sebelum dikenal saat ini, proyek giant sea wall sejatinya telah digagas di era pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya pada 1994 silam. Dilansir dari Detik, saat itu DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur Soerjadi Soedirdja. “Proyek itu ternyata sudah dari zaman Pak Soeharto tahun 1994. Saat itu Gubernurnya adalah Soerjadi Soedirdja. Saya masih ingat itu,” jelas Chairul Tanjung yang kala itu menjabat sebagai Menko Perekonomian.
Saat dibangun nanti, proyek giant sea wall itu rencananya bakal berbentuk burung garuda. Tak heran jika program tersebut disebut sebagai Proyek Garuda, yang juga merupakan bagian dari proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD). Jika telah selesai, keberadaan tanggul raksasa akan menjadi pelindung Jakarta dari ancaman banjir hingga 100 tahun ke depan.
Secara fisik dalam rencana kerja yang ada, proyek tanggul raksasa di pantai Jakarta ini akan membentang sepanjang 32 kilometer dari Tangerang hingga Tanjung Priok. Dilansir dari DW, Tembok beton itu terdiri atas 17 pulau buatan berbentuk Garuda. Selain mencegah gelombang pasang tsunami, tanggul raksasa itu untuk mencegah abrasi pantai dan banjir rob yang rutin melanda. Tak heran jika biaya pembangunannya mencapai Rp 600 Trilyun.
Sesuai rencana, proyek tanggul raksasa yang melindungi Jakarta itu diestimasi akan selesai pada 2030 mendatang. Pengerjaannya sendiri telah dimulai sejak 2015 silam sejak peletakan batu pertama (groundbreaking) pada 9 Oktober 2014. Tidak hanya melibatkan insinyur lokal, perencanaan pembangunan proyek ini juga akan melibatkan insinyur asing. “Sekarang ini PU juga punya tim dan banyak ahli juga didatangkan dari luar negeri,” ujar Menteri Pekerjaan Umum (PU) yang kala itu dijabat oleh Djoko Kirmanto
Tak hanya Indonesia, sejumlah negara juga memasang tanggul raksasa di negaranya seperti Jepang (Seawall), Belanda (Deltawerke), hingga Inggris (Thames Barrier). Sama seperti Jakarta, beberapa wilayah di sana juga terancam tenggelam oleh air laut. Terlebih negara seperti Jepang selama ini memang rentan dihantam tsunami.
BACA JUGA: Mengenali Detik-detik Prediksi Jakarta Utara yang Bakal Hilang dari Peta di Tahun 2050
Diprediksi selesai pada 2030 mendatang, semoga saja keberadaan giant sea wall bisa mencegah Jakarta tenggelam oleh air laut. Terlebih, biaya pembangunannya yang super mahal jelas harus menghasilkan bangunan tanggul yang berkualitas dan sesuai dengan fungsinya. Semoga saja ya Sahabat Boombastis.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…