Di kejadian jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 beberapa waktu lalu, banyak beberapa kisah haru dari para penumpang dan juga awak kabin. Salah satunya adalah cerita dari seorang pramugari bernama Alfiani Hidayatul Solikhah. Dikisahkan dari guru yang paling terdekat dengan Alfi yaitu Rindang, kalau mantan muridnya tersebut mengeluh capek padanya beberapa hari sebelum kecelakaan terjadi. Bahkan, perempuan cantik itu mengatakan jika hidup yang dijalaninya selama ini tidak mudah. Tapi tak disangka oleh sang guru jika itu adalah keluhan terakhir dari murid kesayangannya.
Berbicara tentang pramugari, ternyata pekerjaan itu tak semudah yang kita lihat selama ini. Bukan hanya sekedar memberi senyuman ramah dan juga melayani segala kebutuhan penumpang di pesawat, melainkan banyaknya aturan serta kemampuan yang harus ia miliki. Contohnya seperti di bawah ini.
Harus bisa menjadi perawat ataupun bidan
Sahabat Boombastis pasti pernah mendengar tentang berita orang-orang yang melahirkan di pesawat. Nah, kalau fenomena tersebut terjadi, maka siapa lagi yang akan menanganinya jika bukan pramugari. Hal ini juga disampaikan oleh Sisi Asih selaku Pramugari Maskapai Garuda Indonesia.
Jika pada saat pelatihan, para pramugari juga diajari bagaimana cara membantu persalinan dalam kondisi darurat. Bisa dibayangkan lah jika para pramugari tidak dilatih mengenai penanganan orang melahirkan, hal tersebut bisa membahayakan penumpang dan juga calon bayinya. Kalau sudah begitu, maskapai yang kemungkinan besar akan disalahkan.
Jadi ‘satpam ramah’ untuk menegur para penumpang yang langgar peraturan
Sisi Asih juga menjelaskan jika para pelayan di udara ini diharuskan memiliki sikap tegas dan berani kepada penumpang. Tegas yang dimaksud di sini adalah untuk para penumpang pesawat bandel alias melanggar peraturan. Namun caranya tentu berbeda dengan satpam yang kita lihat biasanya.
Tidak pakai acara marah-marah, mengerutkan kening atau berbicara dengan nada keras. Si pramugari ini diharuskan tetap tersenyum dan juga menggunakan nada halus untuk menegur penumpang. Ya meskipun di dalam hatinya berontak dan ingin melampiaskan, tapi ia hanyalah seorang pramugari yang cuma bisa bersikap ramah kepada penumpang.
Pandai ilmu bela diri yang ditanamkan sejak pelatihan
Maraknya pembajakan yang dilakukan teroris di dalam pesawat, membuat beberapa maskapai penerbangan selalu waspada akan terjadinya fenomena tersebut. Salah satunya adalah memberikan pelatihan bela diri kepada seluruh awak kabin termasuk para pramugari.
Hal ini dilakukan bukan untuk keselamatan para pramugari itu sendiri lo Sahabat Boombastis. Tapi lebih untuk melindungi semua penumpang yang ada di pesawat. Khususnya untuk anak-anak dan lanjut usia. Namun sayangnya pelatihan ini baru diterapkan beberapa maskapai penerbangan saja.
Rela dibayar hanya ketika bertugas saja
Ketika kita mendengar kata pramugari, banyak orang yang bilang jika itu adalah profesi bergengsi dengan gaji tinggi. Padahal nih, faktanya tidak seperti itu Sahabat Boombastis. Dilansir dari laman thisinsider.com, kalau pramugari hanya dibayar pada waktu bertugas saja.
Jadi, jika ia dalam sebulan hanya melakukan penerbangan selama 2 kali, maka si pramugari hanya dibayar sesuai waktu dirinya bekerja. Kalau ia tidak ada jadwal penerbangan sama sekali, pramugari ya tak akan mendapat gaji.
Menghadapi tes setiap tahun guna meningkatkan kualitas
Tes bagi seorang pramugari ternyata tak berhenti pada awal pendaftaran saja. Dikutip dari laman okezone.com, kalau para pramugari diwajibkan mengikui ujian yang diadakan setiap tahunnya. Tes tersebut dimaksudkan untuk menjaga kualitas kinerja dari para pramugari itu sendiri.
Cukup melelahkan dan bisa dibilang ribet, tapi itu semua ya untuk pelayan pesawat itu sendiri. Semakin meningkat kualitasnya, maka kesempatan bekerja di maskapai penerbangan ternama akan terbuka lebar.
Itu tadi adalah fakta-fakta menarik di balik profesi pramugari. Di mana pekerjaan yang sering kali dianggap remeh penumpang, ternyata memiliki banyak aturan cukup ketat dan bisa dikatakan berat. Mulai dari harus bisa menjadi bidan sampai dengan diwajibkan mengikuti tes setiap tahunnya. Maka dari itu, kita tidak seharusnya memandang sebelah mata profesi satu ini. Meskipun ia hanya bertugas melayani, namun hargailah pekerjaannya tersebut. Cukup ucapkan terima kasih, maka mereka akan dengan senang hati menerimanya.