Selama ini, kita hanya mengenal Freeport sebagai pengelola tambang emas di Papua. Ternyata, ada banyak konsorsium asing yang berada di balik usaha tersebut. Salah satunya adalah Rio Tinto. Dilansir dari tirto.id, perusahaan tambang dunia asal Inggris-Australia tersebut, memegang kendali sebanyak 40 persen atas hak pengelolaan. Sementara Freeport-Mcmoran kebagian jatah sebanyak 60 persen. Terus, Indonesia kebagian berapa ya kira-kira?
Untuk mengakhiri dominasi tersebut, pemerintah mulai melakukan langkah-langkah agar Freeport bisa dikuasai sepenuhnya oleh anak negeri. Sayangnya, divestasi saham sebanyak 51 persen antara Indonesia dan PT Freeport Indonesia masih belum mencapai titik temu. Tentu saja, hal ini bakal menjadi salah satu episode terberat Indonesia untuk merebut kendali tambang di Papua. Siapa sebenarnya Rio Tinto?
Perusahaan tambang yang namanya masuk dalam jajaran terkaya di dunia
Sebagai salah satu perusahaan tambang terkaya di dunia, Rio Tinto telah menjalankan bisnisnya sejak tahun 1873. Dilansir dari riotinto.com, perusahaan ini telah berhasil mengubah sebagian tambang yang dikelolanya dan menjadikan Rio Tinto sebagai penghasil mineral nomor satu antara tahun 1877 hingga 1891.
Orde Baru yang memuluskan langkah Rio Tinto duduk manis di Papua
Dilansir dari nasional.kompas.com, rezim Orde Baru pimpinan Suharto mengeluarkan Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, KK PT FI, dan UU No 11/1967 tentang Pertambangan Umum. Peraturan ini akhirnya menjadi kiblat bagi kebijakan pertambangan Orde Baru yang lantas diadopsi oleh UU Pertambangan.
Mampu keruk berton-ton emas Indonesia dengan mudah
Dilansir dari finance.detik.com, Rio Tinto dan Freport McMoRan Inc. (FCX) selaku induk dari Freeport Indonesia menandatangani participation agreement pada 1996 silam. Dalam perjanjian tersebut, perusahaan tambang asal Britania Raya itu akan mendapatkan hak atas hasil produksi dan kewajiban atas biaya operasi PTFI sebesar 40% sampai dengan tahun 2022. Itu artinya, ada berapa ton emas yang bakal di dapat Rio Tinto?
Rio Tinto merusak lingkungan hidup Papua
Selain mengeruk emas Indonesia, PT Freeport-Rio Tinto juga meninggalkan sejumlah bahaya besar bagi lingkungan Papua. Menurut data milik WALHI yang dilansir dari antaranews.com, Tailing sungai Freeport-Rio Tinto diduga akan merusak hutan bakau seluas 21 sampai 63 kilometer persegi akibat sedimentasi.
Memang, setiap keputusan yang dilakukan di masa lalu pasti akan dirasakan dampaknya dikemudian hari. Jika asing telah menancapkan kukunya di negeri ini, apakah ada jaminan kita bisa menggusur dominasi mereka atas Indonesia di masa depan. Well, tak ada jalan lain selain merapatkan barisan dan bekerjasama untuk tidak saling sikut antar anak negeri.