Pengusaha sekaligus mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Soeharto, Mohammad (Bob Hasan) dikabarkan meninggal dunia pada Selasa, (31/03/2020). Pebisnis yang memiliki hubungan erat dengan penguasa rezim Orde baru itu, wafat pada usia 89 tahun.
Sosok Bob Hasan sendiri memang tak lepas dari kegiatan bisnis perkayuan di Indonesia. Namanya pun tersohor hingga ke luar negeri. Saking berkuasanya atas usaha tersebut, ia sempat dijuluki sebagai ‘raja hutan’. Namun, ada pula yang menjulukinya sebagai ‘raja kayu’ di Indonesia. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan Boombastis berikut ini.
Dikenal dekat dengan sosok Presiden RI ke-2 Soeharto
Sosok Soeharto bukanlah orang baru bagi Bob Hasan. Keduanya bertemu dan dekat karena keberadaan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Subroto, di mana Bob adalah anak angkat sang Jenderal dan Soeharto adalah salah satu anak buahnya. Dari sanalah, persahabatan mulai terjalin hingga kelak Soeharto menjadi Presiden RI ke-2 dan menggulirkan Orde Baru.
Kedekatan Bob dan Soeharto tak hanya sebatas hubungan pertemanan saja, tapi meluas hingga ke berbagai hal seperti bisnis dan politik. Soeharto yang memiliki kekuasaan sebagai pemimpin Orde Baru, mempercayai Bob untuk mengelola konsesi kayu di Indonesia. Pria bernama asli The Kian Seng ini pun mulai mendirikan kerajaan bisnisnya di bidang perkayuan.
Menjadi pengusaha kayu terbesar yang membuatnya dijuluki sebagai ‘raja hutan’
Bisnis Bob di bidang perkayuan semakin besar kala dirinya mendirikan Kayumanis Group pada tahun 1970-an. Tak main-main, usahanya itu memiliki nilai sebesar US$ 3 miliar dan menjadi yang terkuat di Indonesia. Melalui Kayumanis Group, pengusaha kelahiran Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1931 itu berhak menjadi pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) seluas 2 juta hektar.
Dari hal tersebut, Bob pun mendapat julukan sebagai ‘raja hutan’ dan ‘raja kayu’ Indonesia. Bisnis pun akhirnya berkembang dengan berdirinya Asosiasi Panel Kayu Lapis Indonesia (Apkindo), yang membawahi 180 perusahaan kayu sebagai anggota. Kedekatan Bob dengan Soeharto, membuat organisasinya itu bebas menentukan harga kayu, menebang, hingga memasarkannnya.
Bisnisnya berkembang luas hingga diangkat menjadi Menteri oleh rezim Orde Baru
Laporan Majalah Tempo edisi 19 April 1999 yang dilansir dari CNNIndonesia.com (01/04/2020), pernah menuliskan bahwa Apkindo menguasai 70 persen eskpor plywood (kayu lapis) ke seluruh dunia. Bisa dibayangkan, betapa kuat dan besarnya usaha Bob di bidang perkayuan pada saat itu. Tak hanya itu, bisnisnya juga berkembang ke sektor asuransi, perbankan, otomotif, dan pertambangan.
Di luar bisnis, Soeharto juga pernah menunjuk Bob untuk menduduki jabatan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan di Kabinet Pembangunan VII (periode Maret-Mei 1998). Seiring lengsernya Soeharto dari tampuk kekuasaan, Bob pun kerap menjadi sorotan. Mulai dari tersandung kasus korupsi, hingga akhirnya mendekam di LP Nusakambangan sebagai tahanan pada 27 Maret 2001.
Berkontribusi pada kemajuan atletik Indonesia
Usai bebas dari penjara, Bob kemudian aktif berkiprah di PB PASI yang dulu pernah dipimpinnya sejak tahun 1972. Di sana, Bob banyak melakukan pembenahan dan terobosan seperti fokus membina atlet berusia remaja. Muhammad Lalu Zohri yang menjadi juara dunia di Finlandia di nomor 100 meter, juga merupakan hasil nyata pembinaan Bob di PB PASI.
Bahkan untuk memoles Zohri di lapangan, Bob pelatih profesional asal Amerika Serikat, Harry Mara. Berkat tangan dingin dan usaha keras Zohri berlatih, ia berhasil membawa pulang medali emas nomor 100 meter pada ajang kejuaraan dunia atletik U-20, di Tampere, Finlandia.
BACA JUGA: 10 Potret Lalu Muhammad Zohri, Sprinter Pertama Indonesia yang Berhasil Taklukkan Dunia
Meski dikenal sebagai pengusaha besar, Bob Hasan juga pernah tersandung kasus yang membuatnya sempat mendekam di LP Nusakambangan. Menurut tulisan Majalah Tempo yang dilansir dari Katadata.id (31/03/2020), Bob dinyatakan bersalah atas kasus korupsi proyek pemetaan hutan senilai Rp 2,4 triliun.