Berita tentang pembunuhan lagi-lagi menghebohkan media. Kali ini, korban adalah seorang ayah dan anak yang ditemukan di bagian jok belakang sebuah Toyota Calya dengan nomor polisi B 2983 SZH. Penemuan dua jasad dalam keadaan terbakar hangus ini dipastikan jika mereka adalah korban pembunuhan.
identitas korban sendiri diketahui bernama Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi Pradana alias Dana (23). Menanggapi hal ini, polisi bergerak cepat dan segera menangkap pelaku yang diduga lebih dari satu orang. Inilah 4 fakta terkait dengan pembunuhan ini.
Istri korban adalah otak dari pembunuhan ini
Kejadian ini jelas sebuah pembunuhan berencana. Pasalnya, saat ditemukan, dua korban masih dalam keadaan tangan terikat. Usut punya usut, polisi menemukan bukti bahwa istri korban yang berinisial AK adalah otak dari semua kejadian keji ini.
Ia sengaja menyewa empat orang pembunuh bayaran untuk melenyapkan nyawa suami dan anak tirinya di rumah mereka yang berlokasi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Selanjutnya, setalah meninggal, ia baru membawanya ke daerah Cidahu (Sukabumi), tepatnya di Kampung Bondol untuk dibakar bersama dengan mobil Toyota Calya.
Motif utang piutang di balik pembunuhan
Istri mana sih yang rela membunuh suaminya? Jika tidak terlibat masalah, ya mungkin sang istri menderita gangguan jiwa kan? Begitulah yang dilakukan oleh AK ini, dirinya mengaku menyesal karena telah menghabisi nyawa suami dan anak tirinya. Adapun hal yang membuat AK nekat melakukan pembunuhan ini tak lain karena masalah rumah tangga yang tak kunjung selesai dan utang piutang. Setelah membunuh suaminya, AK berniat menjual rumah mereka dan melunasi utangnya.
Pembunuhan dengan motif seperti ini bukan yang pertama kalinya loh, Sobat. Sebelumnya, di Palembang juga pernah terjadi ayah membunuh istri dan anak-anaknya karena sudah tidak kuat dengan keadaan ekonomi yang kian memburuk.
Pembakaran diduga sebagai upaya menghilangkan jejak saja
Seperti yang ditemukan oleh polisi, dua jasad ayah-anak tersebut ditemukan tinggal tulang belulang saja. Sebelumnya, mereka sudah dieksekusi di rumahnya yang ada di Jakarta Selatan. Menurut pihak berwajib, pembuangan ke daerah Cidahu hanyalah satu upaya untuk mengubur jejak supaya tidak ditemukan.
Hal ini bisa terindikasi dari kondisi mayat yang sudah mengalami pembusukan sebelum dimasukkan ke dalam mobil oleh pelaku. Berita terakhir, saat ini polisi sudah menangkap 2 dari 4 eksekutor yang dibayar oleh otak pelaku pembunuhan. Pihak berwenang akan terus mengusut kasus ini dan mencari pelaku sampai ketemu, untuk kemudian memberi mereka hukuman yang setimpal.
Pengakuan para eksekutor yang baru diberi uang 8 juta Rupiah
Dalam aksi pembunuhan ini, sang istri korban menjanjikan bahwa 4 orang eksekutor ini akan mendapatkan 500 juta Rupiah, sebagai ganjaran apa yang sudah mereka lakukan. Namun, menurut laporan dari Kabidhumas Polda Metro Jaya. Argo Yuwono, tersangka AK hanya membayarkan uang senilai Rp 8 juta kepada dua pembunuh bayaran yang menghabisi nyawa suaminya.
Setelahnya, kedua pembunuh yang datang dari Lampung disuruh melarikan diri. “Setelah melakukan kegiatan (pembunuhan), A dan S disuruh pulang ke Lampung dan diberi uang Rp 8 juta,” ujar Argo melansir dari Tribunnews.com. Dua pembunuh tersebut kini sudah diamankan, sementara dua lain masih dalam kejaran polisi.
BACA JUGA: 4 Fakta di Balik Tewasnya Satu Keluarga di Palembang karena Luka Tembak Kepala
AK dalam melancarkan aksinya juga dibantu oleh putra kandungnya yang bernama Kelvin. Malang sekali karena ia harus diamankan oleh kepolisian. Ya, hal ini cukup adil mengingat apa yang dilakukan AK kepada suaminya sudah masuk perbuatan keji tanpa rasa kemanusiaan. Semoga dua orang pembunuh lain juga segera ditemukan ya, Sobat.