Tiongkok secara perlahan tumbuh menjadi salah satu negara paling kuat di dunia dengan kekuatan ekonomi dan politiknya. Hingga saat ini, negara tersebut masih memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia melebihi Uni Eropa. Para ahli memprediksi bahwa Tiongkok akan akan mengambil alih ekonomi Amerika pada tahun 2016. Tidak heran jika banyak negara mulai waspada dengan negara tersebut.
BACA JUGA: 7 Anak Diktator yang Sama Kacaunya dengan Orang Tua Mereka
Pemerintah Tiongkok sadar dengan kekuatan dan potensi yang dimiliki negaranya. Mereka tahu beberapa negara lain mulai waspada dengannya, sehingga mereka jadi suka mencari gara-gara. Dengan memanfaatkan sumber daya, kekuatan dan pengaruhnya, mereka mulai “men-bully” negara lain, organisasi, bahkan seorang individu lain.
Selama bertahun-tahun, Tiongkok dan Vietnam terlibat konflik memperebutkan Kepulauan Paracel yang terletak di Laut China Selatan. Konflik muncul ketika Tiongkok berencana membangun sebuah tempat wisata mewah di pulau tersebut dan tentu saja ditentang oleh Vietnam. Perseteruan kemudian semakin memburuk ketika seorang nelayan Vietnam ditangkap dan dipenjara oleh Tiongkok karena mencari ikan di dekat pulau tersebut.
Tiongkok juga dengan gigih berusaha mencaplok Kepulauan Spratlys yang terletak di Laut China Selatan. Tapi sebenarnya baik secara geografis maupun politis, wilayah tersebut adalah milik Filipina. Sama dengan Paracel, kepulauan ini juga dipercaya menyimpan banyak kekayaan alam berupa minyak dan gas alam.
Tahun 1949, partai Nasionalis Tiongkok menyelamatkan diri di Taiwan setelah Komunis menang dan mengambil alih Tiongkok. Di sisi lain, partai Nasionalis kemudian melanjutkan pemerintahannnya sendiri dan berdirilah Taiwan. Tiongkok mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari provinsinya dan berusaha mengambil alih negara kecil tersebut. Tapi Taiwan tidak mau bergabung dengan Tiongkok dan ingin diakui sebagai negara merdeka sendiri.
Jepang juga tidak luput dari sasaran perseteruan pemerintah Tiongkok. Kali ini negara tersebut berusaha mengklaim kepulauan Senkaku tapi tentu Jepang menolak hal ini. Menurut sejarah, Jepang adalah pemiliki kepulauan Senkaku dan memasukkannya sebagai wilayahnya pada tahun 1895 saat mereka mengalahkan Tiongkok.
Tiongkok dan India juga saling berseteru soal perbatasan dua negara tersebut. Ada beberapa bagian utara India yang diklaim sebagai milik Tiongkok seperti Arunachal Pradesh. Padahal wilayah ini sebenarnya termasuk milik India berdasarkan berbagai macam perjanjian.
Tahun 2005, Richard Myers, petinggi militer Amerika menuduh Tiongkok “membully” negara kecil di Asia Tengah terutama Uzbekistan dan Kyrgyzstan. Tiongkok menekan dua negara tersebut meskipun mereka sebenarnya juga sekutu mereka sendiri. Alasannya adalah karena saat perang di Afganistan, Amerika mendirikan pangkalan militer di dua negara tersebut.
Negara ASEAN juga tidak luput dari sasaran bully Tiongkok. Negara tersebut mengklaim seluruh area Laut China Selatan sebagai bagian dari wilayahnya. Artinya, jika negara tersebut mengambil alih total negara tersebut maka setiap perahu bahkan nelayan dari Filipina, Vietnam, Brunei dan Malaysia harus meminta ijin kepada Tiongkok dulu sebelum memasuki wilayah perairan tersebut.
Tiongkok dianggap sebagai produsen barang jiplakan terbesar di dunia. Sejak tahun 2008-2010 saja, hasil studi PBB menemukan bahwa 70% produk palsu di dunia yang berhasil disita pada masa itu berasal dari Tiongkok. Pemalsuan seperti ini adalah masalah besar bagi banyak merk produk internasional. Diperkirakan para produsen tersebut merugi hingga 25 milyar dollar karena pemalsuan ini.
Tahun 2010, Tiongkok menekan beberapa negara agar mau memboikot upacara pemberian penghargaan. Pasalnya pada tahun tersebut, Liu Xiaobo akan dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian. Liu Xiaobo adalah seorang aktifis hak asasi manusia yang tengah berjuang untuk menghapuskan kepemimpinan satu partai di Tiongkok dan pejuang reformasi demokratis.
Pemimpin spiritual di Tibet, Dalai Lama juga tidak lepas dari gangguan pemerintah Tiongkok. Ketika perlawanan terhadap Tiongkok gagal, Dalai Lama melarikan diri dari Tibet pada tahun 1959 dan mengungsi di India. Sejak saat itulah Tiongkok terus mengancam siapa saja yang mendukung Dalai Lama.
BACA JUGA: 7 Teori Unik Seputar Atlantis, Kota yang Hilang
Tiongkok mungkin memang sedang berusaha untuk memperluas wilayahnya dan menjadi negara yang terkuat di dunia. Namun langkah yang diambilnya jelas menimbulkan konflik yang mengganggu kedaulatan negara lainnya. Dan kali ini, Tiongkok
Belakangan ini, dunia perfilman Indonesia dihebohkan oleh pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi…
Lagu ‘Garam dan Madu’ yang dibawakan oleh Tenxi, Jemsii, dan Naykilla menjadi fenomena musik yang…
“Ubur-ubur ikan lele. Kasus korupsi Pertamina nyembur, se-Indonesia heboh, le!” Heran melihat tiba-tiba banyak SPBU…
Kurma jadi salah satu makanan yang identik dengan bulan Ramadan. Setiap bulan suci ini datang,…
Komedian Nunung kembali menjadi sorotan setelah mengungkap perjuangannya melawan penyakit yang mengharuskannya menjalani pengobatan tanpa…
Band punk asal Purbalingga, Sukatani, menjadi sorotan setelah mengumumkan penarikan lagu mereka yang berjudul "Bayar…