Dijadwalkan tanggal 20 April 2017 mendatang, Wakil Presiden Amerika Serikat (Wapres AS) Mike Pence akan datang ke Indonesia untuk keperluan kunjungan kenegaraan. Orang No. 2 AS tersebut akan diterima oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Selain itu, Mike Pence juga memiliki agenda utama pertemuan bilateral dengan Wapres Jusuf Kalla.
Kunjungan pertama yang dilakukan Wapres AS ini pastinya akan membahas kepentingan dua negara. Kunjungan kenegaraan yang dilakukan Mike Pence sebenarnya bukan hanya ke Indonesia, melainkan ke beberapa negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan juga Australia. Wapres AS tersebut diperintahkan secara resmi oleh Presiden Trump. Seperti apa sosok Mike Pence, berikut ini akan dibahas.
Sebelum menjabat sebagai Wapres AS, Pence tergolong sukses dalam memajukan perekonomian Indiana sebagai gubernur. Kesuksesan ini dibuktikan dengan adanya pemotongan pajak pemasukan sebanyak 0,17 persen. Selain itu, sejak Pence menduduki posisi Gubernur angka pengangguran menurun drastis sebanyak 8 persen. Peningkatan kesejahteraan masyarakat juga bisa dilihat dari pertumbuhan pendapatan per kapita di Indiana.
Mempunyai nama Michael Richard “Mike” Pence, dirinya adalah anak dari keluarga Katolik Irlandia. Ia merupakan jebolan dari Hanover Collage pada tahun 1981 dengan gelar sarjana seni. Setelah itu, Pence menjadi konselor penerimaan mahasiswa baru pada 1981-1983. Lantas ia mengambil kuliah sarjana hukum di Indiana dan lulus pada tahun 1986. Lelaki kelahiran 7 Juni 1959 itu juga pernah menjadi pimpinan dari Indiana Review Foundation (IRF) dan juga anggota dari State Policy Network. Setelah meninggalkan IRF di tahun 1993, Pence sempat memulai menjadi pembawa acara The Mike Pence Show yang merupakan sebuah program radio yang mengudara di WRCR-FM di Rushville, Indiana.
Sebelum menjadi Wapres AS, Pence dikenal sebagai politikus yang mengedepankan nilai-nilai keagamaan yang baik. Dirinya pun dikenal luas sebagai penentang aborsi dan perkawinan sejenis (LGBT). Namun setelah menjadi kandidat Wapres AS Pence mendapat tekanan dari berbagai pihak di antaranya para aktivis LGBT, perusahaan-perusahaan Amerika dan banyak pihak lain ia malah menandatangani dokumen untuk melindungi kaum LGBT dan tindakan aborsi. Dualisme Pence membuat banyak pihak mulai meragukan dirinya. Awalnya banyak pihak yang menduga pemerintahan Trump-Pence akan mengalami perselisihan karena perbedaan sikap keduanya. Namun nyatanya, mereka berjalan beriringan dalam melindungi kepentingan AS.
Sejak tahun 2008, nama Pence kerap disangkut-sangkutkan sebagai calon yang potensial sebagai seorang presiden. Namun tak menghiraukan hal itu, Pence lebih memilih tetap di Indiana dan mencalonkan diri sebagai calon gubernur Indiana dan menang menandingi lawannya di tahun 2013. Dan kini saat Pence telah menjadi Wapres AS, masih banyak yang berpikir bahwa pamor lelaki yang telah memiliki tiga orang anak ini masih lebih unggul dibandingkan Trump. Meski bukan merupakan pebisnis seperti Trump, namun Pence memiliki hubungan baik dengan banyak miliarder. Di antaranya adalah Charles dan David Koch yang konon selama ini mendanai kampanyenya.
Itulah gambaran tentang Mike Pence yang kiranya asing bagi orang Indonesia. Dan tentang kunjungan Wapres AS itu ke negara kita, semoga membawa kebaikan untuk kemajuan tanah air. Terlepas dari dugaan banyak pihak bahwa kunjungan itu hanya untuk memperjuangkan kepentingan AS.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…