Sepak terjangnya sebagai Menteri di berbagai era presiden RI, membuat sosok Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Pandjaitan banyak dikenal oleh berbagai kalangan elite politik. Pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia, 28 September 1947 itu, bahkan menjadi salah satu Menteri yang hadir pada pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali.
Sebelum diangkat menjadi seorang Menteri, Luhut dikenal sebagai prajurit elite dari satuan Kopassus TNI-AD. Selama bertugas di kemiliteran, ia banyak menorehkan prestasi yang gemilang. Salah satunya saat bertugas di wilayah konflik Timor-Timur (Timor Leste) pada 1975 silam. Perjalanan karirnya dari seorang tentara hingga pejabat publik, sangat menarik untuk disimak.
Perwira muda yang pernah merasakan kejamnya belantara Timor-Timur
Setelah lulus pendidikan Taruna di Akademi Militer Magelang pada 1970, ia langsung bergabung dengan korps baret merah Kopassus. Saat Indonesia telibat konfrontasi dengan Timor-Timur, ia diterjunkan sebagai Perwira muda di belantara bumi Timor Lorosae. Dalam operasi bersandi Seroja itu, ia bertempur dengan gagah berani melawan tentara Fretilin yang didukung pasukan Tropaz. Di bawah siraman peluru, Luhut bertempur dengan gagah berani sebagai prajurit Kopassus.
Pendidikan tinggi yang membuat sosok Luhut disegani
Selain pengalamannya terjun langsung di medan konflik, sosok Luhut juga mempunyai rekam jejak akademis yang baik. Bisa dibilang, ia banyak makan asam garam mengikuti berbagai macam pendidikan militer. Dilansir dari tirto.id, Luhut menempuh 11 kali pendidikan militer bergengsi dari Royal Army Special Air Service (SAS), Inggris hingga Jungle Warfare Instructor Training Course, US Army Special Forces, Fort Bragg, Amerika Serikat. Tak hanya itu, dirinya juga dibekali training sebanyak 8 kali di Amerika Serikat, sekali di Inggris dan 2 kali di Jerman Barat.
Karir militer yang cemerlang hingga diangkat menjadi Dubes Singapura
Melihat segudang pengalamannya, baik secara militer dan akademis, Luhut dipercaya menjabat sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD). Dirinya juga yang berjasa besar di balik pendirian Detasemen Khusus penanggulangan teror 81 (Sat Gultor 81) yang berada di dalam tubuh Kopassus pada 1981 silam. Dilansir dari tirto.id, ia berpangkat Mayor dengan Kapten Prabowo Subianto sebagai Wakil Komandan. Setelah lepas dari militer, Luhut pun ditunjuk sebagai Dubes Singapura di era Presiden Habibie.
Sukses merintis karir sebagai pebisnis
Selain sukses di dunia politik dan militer, Luhut juga berhasil membangun jaringan bisnisnya di Indonesia. Dilansir dari tirto.id, ia mendirikan PT Toba Sejahtera pada 2004 dan memiliki 99,98% sahamnya. Usahanya itu bergerak di bidang migas, agrikultur dan pertambangan. Menurut catatan Forbes, kapitalisasi pasar dari bisnis tambanganya itu bernilai Rp 1,8 triliun. Selain itu, Luhut juga memiliki 16 perusahaan lain yang bergerak di berbagai bidang usaha. Seperti PT Toba Bara pada sektor coal minning, Trisensa Mineral Utama, PT Pusaka Jaya Palu Power yang bergerak di bidang listrik dan kepemilikan saham senilai Rp 15.557 pada PT Rakabu Sejahtera di bidang furniture.
Dipercaya menjadi menteri di era kepemimpinan Presiden yang berbeda
Di dunia politik Tanah Air, Luhut dipercaya memimpin berbagai jabatan Menteri di beberapa era Presiden. Dilansir dari tirto.id, ia diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura di era Presiden Habibie. Beranjak di masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ia ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan. Hingga masuk di era Presiden Jokowi, Luhut menjadi Menkopolhukam pada 12 Agustus 2015. Di tahun berikutnya, ia diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman pada 27 Juli 2016. Sebelumnya, Luhut juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.
Melihat rekam jejaknya di atas, tak salah bila seorang Luhut Binsar Pandjaitan disebut sebagai Menteri yang komplit. Pendidikan dan pengalaman selama di militer, seolah menjadi dasar yang pas bagi dirinya saat menapaki karir sebagai pejabat publik. Tak hanya itu, ia juga berhasil mendirikan bisnis dari beberapa anak usahanya yang tersebar di Indonesia.