Dalam budaya Jawa, sosok Sabdo Palon menjadi figur sentral yang dikeramatkan oleh masyarakat di zaman dahulu. Tak sendiri, Sabdo Palon juga kerap disandingkan dengan sosok Naya Genggong. Dilansir dari Suaramerdeka.com (17/05/2018), keduanya senantiasa hadir mengiringi pemerintahan Raja-Raja Jawa di masa Hindu-Buddha.
Zaman yang bergulir di era digital seperti saat ini, sosok Sabdo Palon tetap menjadi sosok yang keberadaannya begitu dikeramatkan. Kisah mengenai dirinya, banyak termuat dalam Serat Jangka Jayabaya Sabdo Palon karangan penyair ternama, R. Ng. Ranggawarsita. Lantas, siapakah sosok Sabdo Palon sebenarnya?
Ketokohan Sabda Palon memang lebih familiar di kalangan penghayat aliran kepercayaan Kejawen dan agama Hindu Buddha di Pulau Jawa. Saat itu, keberadaannya senantiasa mengiringi Raja-Raja yang memerintah kerajaan besar di Pulau Jawa pada masa Hindu-Buddha.
Dilansir dari Suaramerdeka.com (17/05/2018), sosoknya baru dikenal setelah masa kepemimpinan Majapahit oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Dirinya juga menjadi penasihat spiritual bagi Raja Brawijaya V, sebelum dirinya memutuskan untuk memeluk agam Islam di bawah arahan Sunan Kalijaga.
Meski banyak dikenal dalam kisah-kisah klasik Jawa di masa lalu, sosok Sabdo Palon disebutkan merupakan tokoh fiksi yang hidup dalam cerita karangan R. Ng. Ranggawarsita. Bahkan dalam Deny Darko dalam vlognya, “MISTERI TANAH JAWA – SABDO PALON , ORANG SAKTI DIBALIK PENGUASA TANAH JAWA”, Sabdo Palon bersama Naya Genggong merupakan pewujudan dari Sapu jagad dan Sapu Angin.
Dalam Serat Darmo Gandul, Sabda Palon diartikan sebagai kata-kata dari namanya, yakni Sabda (kata-kata), atau mereka yang memberikan nasihat atau masukan. Sedangkan Palon (pengancing), yang berarti pengunci. Keberadaannya Menurut Antropolog Paul Stange dalam penelitiannya pada 1988 menyebutkan, Sabdo Palon merupakan inkarnasi sebagai Semar, yang dikenal sebagai mahaguru di Tanah Jawa.
Nama Sabdo Palon sendiri dikenal lewat ramalannya tentang keadaan Pulau Jawa di masa depan lewat Serat Jangka Sabdo Palon. Dilansir dari Suaramerdeka.com (17/05/2018), serat tersebut diyakini juga sebagai karya dari pujangga R. Ng. Ranggawarsita, yang isinya terbilang kontroversial.
Dalam Serat tersebut, Ditulis tentang ramalan pudarnya agama Islam setelah 500 tahun kehancuran Majapahit. Jelas, ada banyak penafsiran yang kemudian mengemuka untuk menanggapi isi yang termuat dalam Serat tersebut. Hingga kini, figur sosok Sabdo Palon tetap hidup dalam beragam kisah yang berhubungan dengan sejarah Tanah Jawa.
BACA JUGA: Ranggawarsita, Penyair Asal Jawa yang Ramalkan Kedatangan ‘Zaman Edan’ di Indonesia
Hingga saat ini, ada banyak kisah mengenai sosok Sabdo Palon dalam diulas kembali dari beragam sudut pandang. Sebagai generasi masa kini, kita cukup mengambil pelajaran dari ceritanya di masa lalu. Bahwa keberadaannya masih tetap dilestarikan dan dikeramatkan dalam ingatan masyarakat Jawa.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…