Beberapa waktu belakangan, pemerintah Indonesia sedang dalam ueforia untuk menyambut kedatangan Raja Arab Saudi King Salman. Sebenarnya, ini kali kedua bagi pemimpin No. 1 arab ke Indonesia. Sebelumnya juga ada King Faisal pada bulan Juni 1970 yang ke Indonesia. Kala itu, Presiden RI Soeharto menyambut kedatangan rombongan Raja Faisal di Bandara Internasional Kemayoran.
Bernama lengkap Faisal bin Abdul Aziz, dirinya merupakan Raja Arab Saudi pertama yang datang ke Indonesia. Meski sudah 42 tahun sejak meninggalnya Raja Faisal, sosok kelahiran April 1906 itu masih dikenal sebagai pemimpin terbaik bagi Arab Saudi karena beberapa sepak terjangnya yang berani. Salah satu tindakan tak terduga dari Raja Faisal adalah embargo ekspor minyak ke Amerika Serikat. Hal ini lantas membuat negara super power tersebut kelimpungan. Hebat bukan? Agar tak penasaran, berikut beberapa fakta tentang Raja Faisal bin Abdul Aziz.
Masa Kecil Raja Faisal
Merupakan anak ketiga dari Raja Abdul Aziz, King Faisal lahir pada 14 April di Riyadh. Ibunya bernama Tarfa binti Abdullah yang meninggal saat faisal masih berumur sekitar 6 tahun. Faisal kecil besar bersama kakek yang selalu mengajarkannya Al-Qur’an dan dasar-dasar agama Islam.
Di usia yang teramat muda, Raja Faisal telah berhasil menghafal Alquran. Pengetahuan agamanya yang luas, banyak membentuk kepribadian Raja Faisal saat memimpin Arab Saudi.
Karir Militer Cemerlang di Usia Muda
Debut militer Pangeran Faisal dimulai ketika ia baru berusia 16 tahun. Kala itu, ia dipercaya menjadi panglima perang dan diberi kesempatan memimpin sebuah ekspedisi untuk mengatasi pemberontakan suku di wilayah Asir, daerah Hijaz bagian selatan. Di usia 19 tahun, ia kembali memimpin pasukan untuk merebut Jeddah dari suku Hashemit. Puncak dari karir militer Pangeran Faisal terjadi pada tahun 1934, di mana ia berhasil merebut pelabuhan Hoderida dari kekuasaan Yaman.
Setelahnya sang pangeran pun diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Arab Saudi. Sosoknya mulai dikenal dunia sejak pidatonya berhasil membius pembesar negara-negara asing dalam konferensi Perdamaian di Perancis. Kegemilangan karirnya terus meningkat hingga pada tanggal 2 November tahun 1964 sang pangeran diangkat sebagai raja Arab Saudi dengan gelar Raja Faisal bin Abdul Aziz as-Saud.
Tindakan Raja Faisal yang pro Rakyat
Meski terkenal disegani di medan perang, Raja Faisal merupakan pemimpin yang selalu memperhatikan nasib dan kepentingan rakyatnya. Meski ditentang banyak pembesar negara, Raja Faisal tetap kekeh memberlakukan program-program yang menguntungkan rakyat. Salah satunya adanya keputusan untuk penghapusan budak di Arab Saudi. Demi menjalankan program ini, sang Raja tak segan-segan untuk mengeluarkan begitu banyak uang kala itu untuk menebus seluruh budak di Arab Saudi.
Tidak hanya itu, Raja Faisal juga menarik 500 mobil mewah milik istana untuk menghemat kas kerajaan. Tindakan ini diikuti dengan penyederhanaan uang belanja kerajaan. Setelahnya, uang hasil penghematan dijadikan dana untuk membangun sumur raksasa yang dalamnya mencapai 1200 meter. Sumur inilah yang digunakan sebagai tambahan sumber air bagi masyarakat.
Dinobatkan sebagai Man of the Year versi Majalah TIME
Satu tindakan Raja Faisal yang masih diingat dunia hingga kini adalah mengembargo ekspor minyak Arab Saudi ke Amerika Serikat. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protesnya karena Israel terus saja memerangi Palestina. Sebelumnya, Raja Faisal juga sempat menyerukan Agresi melawan Israel dalam rangka pembelaan terhadap tanah suci. Namun hal ini dihentikan karena ancaman pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Mesir.
Sebagai akibat dari embargo tersebut, sektor industry, transportasi, bahkan ekonomi di Amerika Serikat mengalami kelumpuhan. Krisis berkepanjangan pun terjadi dan memaksa Presiden AS Richard Nixon datang langsung ke Arab Saudi untuk mengatasi hal tersebut. Sayangnya, Nixon pulang dengan tangan hampa. Diduga karena hal ini, pada tahun 1974 Raja Faisal dinobatkan menjadi Man of the Year di majalah TIME.
Wafatnya Raja Faisal
Raja Faisal berpulang di usianya yang ke 69 tahun. Mirisnya, kematiannya disebabkan oleh pembunuhan yang dilakukan keponakannya sendiri. Sungguh akhir yang tidak sesuai untuk sosok seperti dirinya.
Saat itu, 25 Maret 1975, keponakannya menembakkan pistol ke arah sang Raja beberapa kali. Hal menyedihkan ini justru dilakukan saat Raja tengah berjalan untuk menyambut kedatangan keponakannya.
Sampai saat ini, Raja Faisal tetap disebut-sebut sebagai raja terbaik yang pernah ada di Arab Saudi. Kesederhanaan hidup dan keberpihakannya terhadap rakyat patut menjadi contoh bagi seluruh pemimpin di negeri ini.