Di tengah sorotan dunia terhadap China atas dugaan persekusi terhadap etnis minoritas muslim Uighur di Xinjiang, militer negeri Tirai Bambu itu diam-diam sukses meluncurkan kapal induk buatan dalam negeri pertamanya yang diberi nama Shandong. Sebelumnya, China memiliki Liaoning yang merupakan jenis aircraft carrier bekas AL Ukraina, Varyag.
Keberadaan Shandong sendiri, semakin membuktikan kekuatan serta kemajuan China di bidang militer. Terutama bagi satuan PLAN (Angkatan Laut China). Memiliki panjang 315 meter, kapal induk ini dirancang untuk mengangkut sejumlah jet tempur dan helikopter serbu di atasnya. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Jika dilihat dari desainnya, Shandong masih meniru konstruksi Liaoning dengan menggunakan Sistem STOBAR (Short Take-Off But Arrested Recovery), atau dek melengkung untuk keperluan lepas landas (sky jump) jet tempur. Hal ini jelas berbeda dari jenis kapal induk AS yang menerapkan sistem ketapel uap.
Sebelum ditugaskan, Shandong telah menjalani sembilan uji coba laut selama 18 bulan. Kapal induk ini pun ditugaskan bersama Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) pada 17 Desember 2019, di Sanya, provinsi kepulauan Hainan. Meski mirip dengan Liaoning, Shandong memiliki beberapa kelebihan dari sisi ukuran dan muatan.
Menurut data yang dikutip dari Chinapower.csis.org, Shandong memiliki kelebihan dari sisi ukuran dan muatan dibandingkan kapal induk pendahulunya, Liaoning. Dengan panjang 315 meter, Shandong mampu mengangkut jet tempur buatan dalam negeri, J-15, plus kemungkinan tambahan 4 pesawat sayap tetap atau 8 helikopter.
Shandong juga telah dilengkapi dengan radar Type 346A S-band buatan AESA, dan memiliki kecepatan hingga 31 knots. Soal persenjataan, kapal induk ini kurang lebih dijejali spesifikasi serupa dengan Liaoning, yakni senjata mesin putar (Gatling gun) Tipe 1130 China sebanyak 3 buah, 3 buah peluncur HQ-10 SAM dengan 18 tabung, 2 peluncur roket RBU-6000 ASW, dan peluncur suar (flare decoy).
Dengan adanya kapal induk Shandong yang disebut juga sebagai Type 002 (Sebelumnya Type 001A), praktis kekuatan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) akan semakin kuat. Sayangnya, Shandong diketahui masih menggunakan penggerak berupa turbin uap konvensional dengan generator diesel.
Meski demikian, China terus berambisi untuk membangun kapal induk ketiga mereka yang jauh lebih baru, yakni dengan menggunakan reaktor nuklir dan sistem pelontar (catapult system) untuk membantu jet tempur lepas landas dari atas geladak seperti kapal induk buatan AS.
BACA JUGA: Isu Tentaranya Masuk RI, Inilah 5 Alutsista Buatan China yang Sukses Gentarkan Dunia
Ekspansi China di bidang militer belakangan ini memang sangat masif. Pada Maret lalu, China menyatakan telah menyediakan dana sebesar US$177,6 miliar untuk anggaran pertahanan negaranya selama 2019. Tak heran jika kemajuan yang pesat ini membuat negeri Tirai Bambu itu dianggap sebagai pesaing AS di wilayah Barat.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…