Sebelum bangsa Eropa mulai menduduki kawasan Amerika, negeri ini dikenal sangat damai. Suku-suku lokal seperti Indian melakukan kegiatan sehari-hari yang selaras dengan dengan alam. Namun, ketenangan yang dimiliki oleh para suku asli Amerika mendadak lenyap setelah para penjajah masuk dan mulai melakukan aksi-aksi mengerikan.
Tak ubahnya kawasan Asia dan Afrika yang dijajah oleh orang Eropa, Amerika juga mengalami itu dengan sangat buruk. Kawasan-kawasan penting di negeri ini direbut hingga akhirnya terbentuklah negeri baru di mana suku aslinya dibantai dan diasingkan. Berikut fakta miris tentang suku Indian yang dibantai di tanahnya sendiri.
1. Desa Indian Dibabat Habis
Di era modern seperti sekarang, banyak sekali kota besar di Amerika yang menunjukkan pesonanya. Sebut saja Chicago, Kansas City, Detroid, dan Pittsburgh. Kota-kota ini telah menjelma menjadi sebuah kawasan mentropolitan hingga apa saja bisa ditemukan di sini. Sayangnya, kota ini berdiri di atas kematian banyak sekali suku Indian.
Di masa lalu, para penjajah dari Eropa memaksa adanya eksodus besar-besaran. Suku asli Amerika di usir dari kawasan yang sangat berpotensi untuk dijadikan pelabuhan, pos dagang dan sebuah kota besar. Kota-kota yang disebutkan di atas berdiri di desa-desa Indian yang dihancurkan dengan membabi buta.
2. Tinggal Lama Tapi Diabaikan
Sejak bangsa dari Eropa seperti Inggris dan Prancis memasuki kawasan Amerika, praktis suku Indian tidak memiliki hak apa-apa. Mereka dipaksa pergi dari desa, diperbudak, hingga dibantai tanpa belas kasihan. Padahal, orang asli Amerika telah hidup di kawasan ini sejak 30.000 tahun yang lalu. Bisa dibayangkan betapa cintanya mereka pada Amerika.
Tapi, ketamakan dan kemurkaan bangsa Eropa membuat semuanya hancur. Dalam perang dan revolusi yang terjadi di Amerika ratusan tahun lalu. Sudah tak terhitung lagi berapa juga orang Indian yang akhirnya harus dibantai dengan keji dan tidak mendapatkan apa-apa dari tanah yang mereka miliki. Saat ini jumlah penduduk asli Amerika ini hanya berjumlah 5,2 juta jiwa.
3. Penduduk Asli Amerika Miskin
Sebelum Christopher Columbus datang ke Amerika, jumlah penduduk negeri ini berada pada angka 18 jiwa. Namun, setelah perang dan pembantaian berkali-kali pada tahun 1900 jumlahnya hanya tinggal 350.000 jiwa saja. Di era modern seperti sekarang, jumlah mereka memang bertambah hingga 5 juta, namun 30% di antaranya berada di bawah garis kemiskinan.
Para Indian biasanya tetap hidup di kawasan yang terpencil. Sedikit dari mereka berbaur dengan masyarakat Amerika berkulit putih. Masalah pekerjaan, orang Indian bisanya masih melakukan pekerjaan sederhana seperti berkebun dan menggembala hewan ternak. Selebihnya mereka tidak melakukan apa-apa.
4. Pemaksaan Asimiliasi Budaya
Penduduk asli Amerika atau Indian tak hanya mengalami serangan secara fisik saja. Tapi juga secara budaya. Banyak dari kelompok-kelompok Indian dipaksa untuk mempelajari budaya-budaya baru dari pendatang. Anak-anak dari itu dipaksa untuk tidak menjadi dirinya sendiri hingga di masa depan suku ini akan musnah dengan sendirinya.
Pemaksaan yang terjadi di kawasan Amerika ini dilakukan oleh para militer. Siapa saja yang tidak mematuhi aturan langsung mendapatkan “dor” hingga nyawanya hilang dengan cepat. Penghilangan kebudayaan asli yang dilakukan oleh pendatang ini juga menyebar hingga ke kawasan Kanada.
5. Dipaksa Untuk Melakukan Perang
Saat perang dunia ke-I berkecamuk. Banyak sekali orang Indian yang dipaksa untuk ikut dalam peperangan. Mereka diancam akan dibunuh jika tidak mau ikut pegang senjata atau berperang di garda depan melawan serangan dari pihak Jerman dan Austria-Hungaria yang kala itu menjadi kekuatan sentral.
Setidaknya nyaris 10.000 penduduk asli Amerika diterjunkan ke medan peperangan tanpa persiapan apa-apa. Akhirnya, banyak dari mereka harus tewas di medan pertempuran tanpa diberikan kompensasi apa-apa.
Inilah lima fakta miris dari Suku Indian yang ada di Amerika. Seharusnya, mereka mendapatkan perlakuan yang jauh lebih baik karena merupakan pemilik asli Amerika. Namun, yang didapat justru sebaliknya. Semoga mereka bisa terus bertahan sampai kapan pun.