Jabatan Panglima TNI Gatot Nurmayanto akan segera berakhir pada Maret 2018 mendatang. Menikmati masa-masa jabatan terakhir, Gatot sama sekali belum mengungkapkan apa rencananya setelah pensiun nanti. Meski banyak yang menduga jika Gatot akan terjun di dunia politik, bahkan maju di capres 2019, namun ia sama sekali belum menanggapi komentar tersebut. Bagi Jendral satu ini, ia ingin menjalankan tugas terakhir sebaik-baiknya.
Lantas, siapakah sosok yang bakal menggantikan posisi Panglima TNI setelah Gatot resmi pensiun? Presiden Joko Widodo secara resmi menyebut nama Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima baru TNI. Sejak pengajuan tersebut, begitu banyak yang penasaran pada sosok Hadi. Siapa sebenarnya Hadi yang sampai menarik perhatian presiden untuk menggantikan Gatot Nurmayanto? Berikut ini adalah beberapa faktanya.
Lulusan Akademi AU
Hadi merupakan alumni Sekolah Penerbangan Angkatan Udara tahun 1987. Pria kelahiran 8 November 1963 ini dulunya mengawali karir di Skuadron 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Hingga tahun 1993, karirnya terus meningkat menjadi Kepala Seksi Latihan Skuadron 4.
Hingga akhirnya Hadi berhasil menjadi Komandan Flight Ops A Flightlat Skuadron Udara 32 Wing 2 Pangkalan Abdurachman Saleh. Ternyata, karir pria 53 tahun ini terus saja melejit hingga akhirnya berhasil menjadi Komandan Lanud Adi Sumarno tahun 2010 hingga 2011. Setelahnya, pria dua orang putra ini juga ditunjuk menjadi Direktur OPERASI dan Latihan Basarnas di tahun 2011 hingga 2013.
Merupakan calon tunggal
Resmi diusulkan menjadi calon pengganti Gatot Nurmayanto, ternyata Hadi Tjahjanto juga tidak memiliki pesaing. Selain Hadi, diketahui tidak ada lagi nama perwira tinggi TNI yang diusulkan oleh Joko Widodo. Hal itu disampaikan oleh wakil ketua DPR Fadli Zon yang menerima surat ulasan dari presiden. Penunjukan panglima TNI memang merupakan hak prerogatif presiden.
Dan siapa pun boleh ditunjuk, asal sesuai dengan undang-undang yang menjadi syarat calon panglima. Dalam waktu dekat, DPR akan memproses surat usulan presiden dan akan dibacakan di rapat paripurna, sebelum akhirnya dilakukan uji kepatutan dan kelayakan. Meski begitu, Fadli juga menegaskan jika pergantian posisi panglima ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan persiapan pelaksanaan pilpres.
Pernah menjadi bagian dari Istana
Bukan hal yang mengejutkan jika Hadi ditunjuk langsung oleh presiden. Pasalnya, selain layak menjadi pengganti Gatot Nurmayanto, Presiden Joko Widodo juga sudah mengenal secara langsung sosok Hadi. Pasalnya, Hadi pernah menjadi Sekretaris Militer Presiden pada tahun 2005 hingga 2016. Mutasi promosi TNI tersebut akhirnya tertuang dalam Keputusan Panglima TNI nomor Kep/593/VII/2015 tanggal 25 Juli 2015.
Begitu masuk ke Istana, pangkat Hadi juga naik menjadi Marsekal Madya. Tak sampai tiga bulan, Hadi juga kembali dipromosikan jadi inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan pada tahun 2016-2017. Karir Hadi terus meningkat hingga akhirnya pangkatnya menjadi jenderal bintang empat.
Kaget tapi siap
Selama bertugas, Hadi sudah mengemban banyak beban berat di pundaknya sebagai KSAU. Terlebih banyaknya kecelakaan pesawat militer milik TNI, seperti pada tahun 2016 silam. Publik tentu saja berharap hal itu tidak akan terjadi lagi, dan tentu saja Hadi juga berpikir demikian. Sibuk dengan banyaknya tugas, Hadi sama sekali tak menyangka jika ia ditunjuk langsung oleh Presiden untuk jadi pengganti Gatot Nurmayanto.
Meski demikian, Hadi mengaku jika sebagai tentara, ia sudah bersumpah jika selalu siap melaksanakan perintah. Menurut Hadi, jika sudah sesuai dengan mekanisme dari presiden, perintah tersebut akan dilaksanakan dengan baik.
Menjadi sosok yang dipilih langsung oleh presiden tentunya membuktikan bahwa Hadi bukan orang sembarangan. Selain tak pernah tersandung kasus selama masa tugas, karirnya di dunia militer juga terbilang bagus. Jika kelak benar-benar menjadi pengganti Gatot, semoga Hadi bisa melaksanakan tugas sebagai panglima sebaik-baiknya.