Jalan Imam Bonjol, Medan, Sumatera Utara (Sumut) mendadak dihebohkan dengan ratusan orang yang memenuhi jalanan tersebut untuk melaksanakan aksi demonstrasi. Masyarakat yang berkumpul di sana, menyampaikan penolakan mereka soal rencana pemusnahan babi di wilayah Sumatera Utara (Sumut), dengan spanduk bertuliskan #SaveBabi.
Tak hanya di lapangan, aksi demonstrasi ini juga menjadi topik yang hangat di media sosial Twitter. Salah satu netizen yang menyoroti hal tersebut adalah pemilik akun @PakarLogika, di mana dirinya menyoroti betapa pentingnya keberadaan babi bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Beberapa netizen pun ikut menimpali dengan argumennya masing-masing.
Keberadaan babi adalah berlian bagi sebagian masyarakat Indonesia
Babi juga digunakan untuk upacara adat seperti pernikahan
Babi menjadi ritual pelengkap bagi acara-acara sakral menurut adat di Kalimantan
Babi menjadi bagian penting dari budaya menurut adat Batak
Belasan babi ditikam dalam acara penguburan adat di Pulau Sumba, NTT
Babi juga bisa menjadi mata pencaharian bagi masyarakat non-muslim
Adat Bali juga menggunakan Babi dalam beberapa ritual upacaranya
Upacara adat di Batak tidak akan dimulai tanpa adanya Babi
Perang suku di Papua bisa didamaikan dengan babi
BACA JUGA: 5 Alasan Ilmiah Ini Jadi Bukti Kuat Kalau Daging Babi Memang Sangat Buruk Bagi Manusia
Kabar pemusnahan babi di Sumatera Utara yang beredar dan terlanjur menyebar di masyarakat, ternyata tidaklah benar alias hoaks. Hal ini diluruskan oleh Ketua Komisi B DPRD Sumut Victor Silaen, yang menemui para peserta demonstrasi. “Sebetulnya bukan pemusnahan. Tapi yang sudah terkena wabah flu babi (hog cholera) atau African Swine Fever (ASF) harus dimatikan supaya jangan menular. Beda dimusnahkan, beda dimatikan untuk mencegah pemusnahan,” ujarnya yang dikutip dari Kumparan.com (10/02/2020).