Beberapa waku lalu, militer Indonesia sempat melancarkan DOM (daerah operasi militer), di wilayah Aceh dan sekitarnya. Dalam aksinya itu, seluruh personel TNI diterjunkan untuk mengatasi pemberontakan kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Karena mereka lebih menguasai medan pertempuran yang mayoritas hutan, pegunungan dan rawa, prajurit TNI sempat kewalahan dibuatnya.
Selain ahli perang gerilya, kekuatan GAM ternyata ada pada sang pemimpin yang bernama Hasan Tiro. Ditangannya, terletak startegi perang dan ratusan keputusan penting yang mewarnai perjalanan GAM dalam aksinya menentang tentara republik. Alhasil, sosoknyapun menjadi perbincangan di kalangan elite Indonesia. Selama itu pula, sepak terjang dan perintahnya di lapangan membuat kisah Hasan Tiro dalam memimpin GAM sangat menarik untuk diurai.
Pemberontakan rakyat aceh yang telah muncul sejak zaman kemerdekaan
Dilansir dari tirto.id, perlawanan rakyat aceh kepada Indonesia muncul pada 1950. Hal ini dipicu setelah status Aceh diturunkan menjadi karesidenan di bawah Sumatera Utara. Alhasil, sosok Daud Beureueh yang pernah menjadi Gubernur militer di zaman revolusi pun terpancing emosinya dan menyatakan perlawanannya pada pemerintah.
Perjuangan dilanjutkan oleh Hasan Tiro
Sosok Hasan Tiro lah yang akhirnya tampil sebagai penerus perlawanan Daud Beureueh. Dirinya saat itu tinggal di New York, bekerja pada lembaga PBB dalam departemen khusus urusan Indonesia. Pada 1953, ia kembali ke Aceh untuk mendukung perjuangan Daud Beureueh yang sebelumnya dipadamkan pemerintah Indonesia.
Sumber daya alam dan kemiskinan menjadi strategi ampuh untuk merekrut pejuang
Untuk merekrut pasukan GAM, Hasan Tiro kerap memakai propaganda mengenai SDA Aceh yang melimpah. Di samping itu, kemiskinan yang merajalela dan ketimpangan sosial antara pendatang dan penduduk lokal juga kerap digunakan. Alhasil, di bawah kepemimpinan Hasan Tiro, kekuatan GAM pun meningkat hingga berkali-kali lipat.
Sosok sastrawan yang mempunyai bakat seni
Meski pernah memimpin kelompok militer sekelas GAM, Hasan Tiro ternyata mempunyai sisi lembut yang luput dari pandangan banyak orang. Sosok yang juga menyukai minuman coca-cola ini, pernah menulis sebuah naskah drama berjudul “The Drama of Achehness History” yang dibuatnya saat bergerilya di dalam hutan pada 1978. Selain itu, Hasan Tiro juga banyak menulis buku tentang aceh.
Pebisnis handal yang mencita-citakan kemerdekaan rakyat Aceh
Hasan Tiro bukanlah orang yang sembarangan. Selain handal dalam berpolitik, ia juga dikenal sebagai pengusaha besar berskala internasional. Rekan-rekan bisnisnya banyak yang berasal dari AS, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan.
Meski hidup sebagai pelarian selama 30 tahun, Hasan Tiro cukup efektif memimpin pergerakan GAM di Indonesia. Sebagai generasi penerus, kita tak harus mencontoh apa yang telah ia lakukan di masa lalu. Kecakapannya dalam berpolitik sekaligus cerdas sebagai pebisnis handal, tentu merupakan hal positif dari sosok Hasan Tiro yang bisa diteladani.