Sejak dahulu, manusia telah berusaha untuk mengetahui tentang rahasia alam semesta. Berbagai cara dilakukan manusia melalui ilmu perbintangan pada jaman purba, lalu kemudian berkembang menjadi ilmu Astronomi yang ilmiah, logis, dan sangat matematis.
Baca Juga : 5 Cara Sukses Mendapatkan Keberkahan Ramadan
Al-Quran sebagai kitab yang diturunkan oleh Tuhan Maha Pencipta alam semesta, juga memuat tentang fakta-fakta penciptaan alam semesta ini sebagai “alat bukti” bahwa kitab ini memang benar-benar berasal dari Tuhan maha pencipta. Manusia membutuhkan pembuktian-pembuktian seperti ini, agar keyakinan mereka memiliki dasar. Seperti juga yang “disarankan” Tuhan agar manusia meneliti alam semesta untuk memastikan kebenaran firman-firman-Nya.
Tercatat ada beberapa ayat yang mengabarkan tentang penciptaan bumi dan langit. Kesemuanya tidak ada yang bertentangan dengan teori sains modern. Redaksi Boombastis mengumpulkannya beberapa untuk anda. Selain untuk mengingatkan kembali, juga untuk menggugah semangat Anda semua yang sedang menjalankan puasa untuk lebih semangat mempelajari Al-Quran.
Al-Quran menggambarkan penciptaan dengan cukup detail dimulai dari penciptaan semesta yang bermula dari ‘Big Bang Theory’ sampai kepada awal kehidupan yang dimulai dengan adanya air:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS 21:30).
Pengetahuan awal tentang atmosfir baru saja diketahui manusia pada akhir abad 17. Itu pun masih dalam bentuknya yang sedikit primitif tentang fungsi dan pembentukannya. Tetapi Al-Quran di sekitar tahun 600 SM telah menjabarkannya. Atmosfir adalah sebuah lapisan di langit yang berguna untuk melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari dan benda-benda langit yang berbahaya.
Persis seperti gambaran atap yang ada di Al-Quran: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui” (QS 2:22)
Persis seperti atap, atmosfir juga sebenarnya ‘melindungi’ Bumi dari hujan. Sebuah benda yang jatuh dari ketinggian, akan mengalami percepatan. Jika tidak ada lapisan atmosfir yang sedikit ‘menahan’ air hujan itu, maka kecepatan butiran air itu akan mencapai 558 km/jam.
Jumlah air yang naik ke langit dalam bentuk uap, sama dengan jumlah air yang turun dalam bentuk hujan. Bayangkan jika jumlahnya berselisih sedikit saja akan terjadi kekacauan dalam kehidupan manusia.
Ilmu pengetahuan baru mengetahui hal ini setelah radar cuaca ditemukan, sedangkan Al-Quran telah memberitakannya 14 abad yang lalu: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS 43:11)
Di dalam Al-Quran, kata ‘daratan’ disebutkan sebanyak ‘13’ kali, dan kata lautan sebanyak ‘32’ kali. Jika kedua angka itu dijumlahkan menjadi ‘45’. Jika kita menggunakan angka 45 dan membagikannya dengan jumlah 13 kali ‘daratan’ disebut maka kita akan menemukan angka 28.888888888889%.
Sedangkan jika kita menggunakan angka 45 dan membaginya dengan jumlah 32 kali kata ‘lautan’ disebut, maka kita akan menemukan jumlah 71.111111111111%, yang mengherankan adalah kedua proporsi itu adalah benar-benar proporsi daratan dan lautan di Bumi!
Al-Quran mengatakan bahwa gunung diciptakan sebagai pasak, “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung kami jadikan sebagai pasak? (QS. 78: 5-6). Ternyata sains modern tidak bertentangan dengan pernyataan Quran ini. Para ahli geologi sepakat bahwa gunung memiliki akar yang menancap ke dalam bumi. Kedalaman akar ini bahkan lebih besar ukurannya ketimbang tinggi gunung itu sendiri. Benar-benar terlihat seperti pasak bukan?
Selain itu Al-Quran juga berkata bahwa gunung-gunung ini dibuat untuk menstabilkan bumi, “Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu,” (QS 16:15). Sekali lagi sains modern setuju dengan pernyataan ini. Teori modern tentang lempeng platonic mengatakan bahwa gunung berfungsi sebagai stabilizer bagi bumi. Teori ini sendiri baru dikenal pada tahun 1960an. Jauh sesudah Al-Quran mengabarkannya.
Baca Juga : 10 Orang Terkenal yang Ternyata Muslim Dan Perjalanan Mereka Menemukan Islam
Begitu banyak tanda-tanda kebesaran Allah di dalam Al-Quran yang membuktikan kebenaran-Nya. Tinggal kita sendiri mau mencari dan mempelajarinya atau tidak. Bukti-bukti yang masih belum dibahas redaksi Boombastis amat lah banyak, yuk belajar!
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…