5. Aceh, Merah Putih Berkibar sebagai Lambang Perlawanan Terhadap Belanda
Aceh merupakan salah satu wilayah yang cukup sulit ditaklukkan oleh Belanda, padahal posisinya sangat strategis sebagai pusat pertemuan laut dan perdagangan di Semenanjung Malaka. Saking susahnya, pemerintah Belanda mengirim khusus Prof. Crinstian Snouck Hurgronje untuk melakukan pengamatan di Aceh guna mengetahui kekuatan lawan dari dalam.
Selama melakukan perlawanan, pejuang Aceh memakai umbul-umbul berwarna merah dan putih sebagai bendera perlawanan. Dalam bendera itu tergambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Qur’an yang disematkan dalam bendera tersebut.
6. Pangeran Diponegoro, Merah Putih Berkibar di Perang Jawa
Bendera berwarna merah dan putih juga pernah berkibar di era perjuangan Pangeran Diponegoro. Beliau merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang banyak menginspirasi Bangsa Indonesia. Beliau sebenarnya memiliki darah bangsawan yang seharusnya memberikannya akses mudah untuk berhubungan dengan Belanda. Namun, sebagai seorang pribumi, Pangeran Diponegoro lebih suka membela rakyat kecil ketimbang harus bersahabat dengan Belanda.
Di tahun 1825-1830 M Beliau mengibarkan perang terhadap Belanda yang dikenal sebagai Perang Jawa. Meski pada akhirnya Pangeran Diponegoro harus kalah karena dicurangi, api perlawan Pangeran Diponegoro ini cukup dikenang hingga sekarang. Nah, dalam Perang Jawa inilah panji-panji berwarna merah dan putih berkibar sebagai sebagai bendera perlawanan Pangeran Diponegoro.
Baca Juga :5 Kebiasaan Unik Pangeran Diponegoro Ini Jadi Bukti Pahlawan Hebat Juga Manusia Biasa
Nah, itulah fakta-fakta berkibarnya Bendera Merah Putih sejak 13 abad yang lalu. Ternyata pemilihan warna merah dan putih sebagai bendera kenegaraan memang tidak sembarangan, karena merah dan putih ternyata memang sudah memiliki akar yang kuat dengan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, kita harus menjaga Bendera Merah Putih sebagai lambang martabat dan kehormatan Indonesia.