Sebentar lagi, Kota Yogyakarta akan segera memiliki sebuah bandara baru yang bernama New Yogyakarta International Airport (NYIA). Rencananya, airport yang melayani beberapa penerbangan domestik dan internasional ini, akan mulai beroperasi pada bulan April 2019 mendatang.
Tak hanya mengakomodir penerbangan, bandara NYIA juga akan membuka banyak peluang lapangan kerja. Dilansir dari tirto.id, dengan kapasitas tampung penumpang sebanyak 24 juta, setidaknya membutuhkan kurang lebih 24.000 tenaga kerja. Tak hanya itu, NYIA yang akan beroperasi bersama-sama dengan Bandara Adisucipto ini, diklaim tahan gempa dan tsunami. Benarkah demikian?
Pada proses pengerjaanya, pembangunan bandara NYIA juga melibatkan arsitek asal Jepang selain tenaga teknik lokal. Alhasil, airport tersebut didesain agar tahan terhadap bencana yang rawan terjadi di Indonesia seperti gempa bumi dan tsunami. Dilansir dari regional.kompas.com, salah satu lantai bahkan dibuat setinggi 6 meter yang bakal digunakan sebagai tempat evakuasi sementara penumpang dan komunitas bandara ketika tsunami datang. Selain itu, Runway atau landasan pacu dibuat pada ketinggian bidang 4 meter di atas permukaan laut serta lokasinya berada pada jarak 400 meter dari bibir pantai.
“Sudah diperhitungkan (mampu menahan sampai) 8,8 skala richter. Cukup besar yang dijadikan acuan kekuatan gempa,” ujar Tauchid Purnomo, Manajer Proyek Pembangunan NYIA dari AP I yang dilansir dari regional.kompas.com.
Ditargetkan selesai 100 persen pada 2026, bandara NYIA dilengkapi sejumlah fasilitas terbaik yang berkelas internasional. Seperti landasan pesawat sepanjang 3250 meter dengan lebar 60 meter, jalur lintasan pesawat menuju terminal maupun apron, masjid, gedung kargo, power station, chiller room, hingga gedung operasional. Rencananya, bandara ini akan dioperasikan bersama dengan airport Adi Sucipto yang kewalahan dalam menangani lonjakan penumpang, di mana jumlahnya semakin bertambah setiap tahun.
“Pertumbuhan penumpang luar biasa. Terdapat 26.000 penumpang per hari,”. Selain itu, faktor pariwisata di DIY menjadi salah satu faktor banyak orang datang ke Yogyakarta”, ujar Agus Pandu Purnama, General Manager AP I untuk Adisutjipto yang dilansir dari regional.kompas.com.
Bukan rahasia lagi, proyek infrastruktur seperti bandara NYIA ini menjadi pemicu konflik antar warga di sekitar bandara. Untuk itu, proses pembangunannya pun bakal diawasi langsung oleh Komnas HAM. Di mana lembaga kemanusiaan ini tengah merancang mediasi antara Pemerintah, PT Angkasa Pura, dan warga penolak pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport ( NYIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Agar tak terjadi bentrokan berdarah, sebuah penyelesaian sengketa perlu diadakan secara tepat dan mengedepankan nilai-nilai humanis.
“Kami akan mempertemukan dalam satu pertemuan, kalau perlu gubernur, bupati, Angkasa Pura, dan warga datang. Saya kira baik untuk penyelesaian,” kata Beka Ulung Hapsara, Koordinator Sub Komisi Pemajuan HAM dari Komnas HAM yang dilansir dari regional.kompas.com.
Di tengah kabar baik pembangunan bandara NYIA, masih ada beberapa warga yang justru menolak pembangunan airport terbesar itu. Berdasarkan catatan Komnas HAM yang dilansir oleh regional.kompas.com, sebanyak 32 kepala keluarga masih mengeluhkan pembangunan bandara tersebut karena dibarengi dengan intimidasi, provokasi, dan ancaman.
Bahkan, salah seorang warga yang bernama Sumiyo, sempat melakukan aksi protes dengan cara bertahan di atap rumah. Ia akhirnya bisa diturunkan setelah berhasil dibujuk oleh pihak berwenang. Meski begitu, upaya mediasi masih tetap berjalan.
Meski belum selesai sepenuhnya, keberadaan bandara NYIA telah dilirik oleh pihak maskapai asing yang beroperasi di kawasan Asia Pasifik. Yang jelas, hal ini tentu sangat menggembirakan. Selain mengundang potensi wisatawan yang besar, bandara NYIA juga bisa menjadi simbol prestise penerbangan modern di Yogyakarta.
Dilansir dari jogja.tribunnews.com, total investasi yang dikucurkan AP I untuk membuat bandara tersebut sebesar Rp 10,9 triliun. Rinciannya, Rp 6,7 triliun untuk pengerjaan kontruksi dan Rp 4,2 triliun digunakan untuk pengadaan lahan.
Memang, sudah seharusnya Indonesia memiliki banyak Bandara dengan kualitas internasional. Selain menambah tingginya kunjungan wisatawan, bandara juga bisa menjadi simpul pengikat jalur ekonomi yang berkesinambungan. Baik di sektor lapangan pekerjaan, akomodasi seperti perhotelan hingga perkembangan sarana transportasi pendukung. Semoga saja ya Sahabat Boombastis.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…