Asian Games adalah ajang kompetisi yang sangat ditunggu-tunggu. Pesta olahraga yang dilaksanakan setiap empat tahun sekali ini melibatkan atlet-atlet di seluruh Asia. Pertama kali diselenggarakan di New Delhi pada Maret 1951. Indonesia sendiri pernah menjadi tuan rumah 56 tahun yang lalu (1962). Nah, 18 Agustus mendatang, negara kita kembali dipercaya menjadi tuan rumah. Pelaksanaan yang berlangsung di Jakarta dan Palembang tentunya menjadi kebanggaan tersendiri.
Sebelumnya, salah satu rangkaian acara yang membuat meriah adalah pawai obor Api Abadi Mrapen. Dipilih sebagai salah satu ikon, ternyata api ini dipilih karena punya nilai historis yang jarang sekali diketahui orang. Untuk Sahabat Boombastis semua, inilah fakta terkait Api Abadi Mrapen ini.
Disebut api abadi karena tak pernah padam
Obor Mrapen akan dibawa berkeliling ke 52 kota di 18 provinsi di Indonesia dan akan berakhir di Stadion Gelora Bung Karno pada 18 Agustus 2018, bertepatan dengan opening ceremony Asian Games. Nah, api ini asalnya dari sebuah kompleks yang terletak di desa Manggarmas, kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Adanya mrapen sendiri karena fenomena gas alam yang keluar dari dalam tanah hingga menyulut api untuk tetap hidup sekalipun diterpa hujan.
Diyakini berhubungan dengan Sunan Kalijaga
Meskipun merupakan fenomena geologi, api ini disebut punya hubungan dengan salah satu dari walisongo, yaitu Sunan Kalijaga. Konon, cerita yang berkembang di masyarakat api mrapen pertama kali muncul pada tahun 1500an Masehi. Ketika itu, Sunan Kalijaga yang memimpin Demak mengalahkan Majapahit. Setelah menang perang, ia mencari mata air untuk prajuritnya yang kelelahan, dengan menancapkan tongkatnya ke tanah. Namun, bukannya air, lubang tersebut menyemburkan api yang diyakini sebagai pusat mrapen sekarang.
Sering digunakan untuk acara-acara besar
Api abadi ini bukan kali pertamanya digunakan untuk penyemarak acara besar. Jauh sebelum Asian Games, mrapen sudah dijadikan tempat langganan untuk api obor dari era presiden Soekarno. Seperti yang ditulis oleh Kompas.com, mrapen digunakan pertama kali pembukaan Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (Ganefo) I pada 1 November 1963. Tak sampai di situ saja, ia juga menjadi sumber untuk obor PON XVI 23 Agustus 1996. Bahkan, tak jarang perayaan keagamaan umat Budha juga menggunakan mrapen.
Obor Asian Games yang dicampur dengan api abadi India
Obor Asian Games kali ini mungkin bisa dikatakan istimewa karena memadukan api dua negara, yaitu India dan Indonesia. Api India dipilih karena ia merupakan tuan rumah pertama Asian Games pada 1951. Api yang diambil juga dari sumber yang sama, yaitu Stadion Nasional Dhyan Chand di New Delhi. Api tersebut dimasukkan dalam tinder box, dibawa dengan pesawat Boeing 737 400 milik TNI AU, serta dikawal oleh 5 pesawat tempur T-50 Golden Eagle. Sesampainya di Indonesia, api ini disatukan dengan api abadi mrapen pada Rabu (18/7/2018), di Candi Prambanan, Yogyakarta.
Semoga tak hanya apinya saja yang punya sejarah hebat, tetapi juga para atlet yang akan berlaga. Seperti kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani, layaknya api, semoga semangat para atlet juga terbakar ketika berlaga hingga bisa membawa harum nama Indonesia.