in

4 Fakta Anarko Sindikalisme, Kelompok yang Sukses ‘Buat Pusing’ Polisi di Hari Buruh

Pasca Hari Buruh Internasional pada 2 Mei 2019 lalu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut kalau dalang kerusuhan di acara tersebut adalah kelompok Anarko Sindikalisme. Seperti yang kita ketahui meski keseluruhan berjalan damai, namun ada beberapa wilayah alami gesekan ketika memperingati May Day. Bahkan sampai terjadi keributan yang melibatkan sipil dan para penegak hukum.

Contohnya di wilayah Bandung yang berujung penangkapan lebih dari 400 orang di tahan. Lalu di Makasar sampai merusak gerai makanan cepat saji McDonald’s. Kembali berbicara tentang Anarko Sindikalisme, kabarnya mereka bukanlah perkumpulan biasa. Menurut Tito Karnavian yang dikutip dari Kompas.com, kelompok tersebut menerima doktrinisasi secara global dan sudah lama berkembang di manca. Apakah benar seperti itu? Mari kita buktikan lewat ulasan berikut.

Kelompok yang kerap berpenampilan serba hitam

Kalau melihat penampilannya, Anarko Sindikalisme bisa dikatakan bukanlah kelompok yang suka menarik perhatian orang. Mereka lebih suka berpakaian seba hitam dari atas sampai bawah ketika tengah melakukan aksinya. Bahkan, hal tersebut masih ditambahi masker atau penutup wajah agar identitas bisa terjaga.

Beberapa orang di tahan polisi lantaran anarko [Sumber Gambar]
Satunya-satunya jejak yang mereka kerap tinggalkan adalah aksi vandalisme dan bentangan spanduk kritis ketika ikut dalam acara memperingati Hari Buruh Internasional. Khusus untuk sikap kritis mereka, menurut laporan Tirto.id tanggal 2 Mei 2019, Anarko Sindikalisme pada tahun lalu sempat membentangkan spanduk berisi kritikan tajam tentang elite serikat yang berperilaku cabul.

Anarko Sindikalisme tidak percaya sebuah, sistem dan aturan

Selain berpakaian hitam mereka juga punya pemikiran yang berbeda dari kelompok di Indonesia pada umumnya. Di mana menurut Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Sigit Rochadi yang dikutip dari Okezone.com, Anarko Sindikalisme (AS) merupakan kelompok yang tidak percaya sistem, norma, dan aturan. Mereka menganggap aturan hanya akan melanggengkan langkah para ‘elite’.

Aksi Demostran di Prancis [Sumber Gambar]
Bila dilihat secara ideologi, AS menganggap serikat buruh merupakan sebuah kekuatan potensial untuk menuju revolusi sosial, yang mana bisa sebagai salah satu cara untuk meruntuhkan kapitalisme. Alhasil nantinya akan bermuara dengan lahirnya tatanan masyarakat yang mandiri dan demokratis oleh kelas pekerja. Apakah aksi mereka kemarin adalah simbol dari hal tersebut?

Mempunyai lambang yang sekilas mirip dengan milik Avengers

Berbicara tentang Anarko Sindikalisme, tentu tidak berhenti hanya tentang cara padang mereka dan gaya penampilannya saja. Lebih dari itu, mereka juga tergolong kelompok yang menyimpan banyak hal menarik. Seperti salah satunya tentang lambang mereka gunakan, yang secara sekilas terlihat mirip dengan yang dimiliki oleh pasukan Avengers.

Lambang Anarko [Sumber Gambar]
Bukan bermaksud menghina atau apa ya, kalian bisa buktikan sendiri. Di mana keduanya (Anarko Sindikalisme dan Avengers) sama-sama menonjolkan huruf A capital di lambangnya. Masih tentang simbol AS, dari penelusuran penulis mereka juga selalu mengusung bendera warna merah dan hitam ketika melakukan aksi turun ke jalan.

Perkumpulan yang sudah memiliki usia yang tua

Kalau menarik sejarah ke belakang, bisa dibilang Anarko Sindikalisme bukanlah kelompok kemarin sore. Menurut laporan laman Pantau.com, mereka pertama kali muncul sejak sekitar abad ke 20. Di mana negara-negara besar dunia seperti Eropa, Amerika Selatan, dan Rusia menjadi tempatnya lahir.

May Day Eropa [Sumber Gambar]
Berkaca dari kondisi tersebut memang bisa dibenarkan penuturan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, kalau AS di Indonesia menerima doktrinisasi secara global. Dan lebih lanjut Pak Tito juga mengatakan jika kelompok ini baru berkembang beberapa tahun terakhir di negara kita.

BACA JUGA: Kerusuhan-Kerusuhan Terparah yang Pernah Mengguncang Indonesia di Masa Lalu

Melihat sejumlah fakta tadi, sepertinya Anarko Sindikalisme bukanlah kelompok yang bisa dianggap sebelah mata. Berangkat dari pandangan mereka yang kabarnya tidak percaya sistem dan aturan serta aksinya saat Hari Buruh Internasional kemarin, sebaiknya AS memang harus dibatasi gerakannya. Kalau tanggapan kalian bagaimana sobat Boombastis tentang kelompok tersebut?

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Jangan Bilang ‘Permisi’! Begini Cara Tepat Lewati Jalanan yang Dianggap Angker

Kisah Pria Afrika yang Nekat Bangun Jalan Umum Seorang Diri Tanpa Imbalan Apapun